Dicap Teroris oleh AS, Inilah Asal-usul Kartel Matahari Venezuela
- Amerika Serikat menetapkan Kartel Matahari sebagai organisasi teroris asing, memicu ketegangan baru dengan Venezuela. Maduro menyebut tuduhan itu manipulasi politik AS.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Kartel Matahari atau Cartel de los Soles merupakan salah satu kartel terbesar di Venezuela. Keberadaannya mulai diendus berawal dari dugaan keterlibatan sejumlah perwira tinggi Angkatan Bersenjata Venezuela dalam penyelundupan narkoba pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an.
Istilah “Matahari” merujuk pada insignia matahari emas yang terdapat pada epaulet pangkat jenderal Venezuela. Seiring waktu, istilah ini berkembang menggambarkan sebuah jaringan longgar pejabat militer dan birokrat tinggi yang diduga memfasilitasi perdagangan kokain lintas negara.
Tidak seperti kartel-kartel konvensional di Meksiko atau Kolombia, Kartel Matahari tidak memiliki struktur hierarki yang jelas, tetapi bekerja dalam sel-sel terpisah yang memanfaatkan fasilitas negara, seperti pelabuhan, bandara, pos militer, hingga jalur perbatasan.
Menurut berbagai laporan intelijen, Amerika Serikat menyebut jaringan ini berperan sebagai “penjamin keamanan” jalur ekspor kokain dari Kolombia menuju Karibia, Amerika Serikat, hingga Afrika Barat.
Sejarah Kartel Matahari
Dilansir laman Insight Crime, Selasa, 25 November 2025, Awal mula terbentuknya kartel ini dapat ditelusuri ke masa pemerintahan Hugo Chávez pada era 2000-an. Saat itu, sejumlah perwira dimobilisasi untuk mengamankan perbatasan Venezuela–Kolombia, namun posisi strategis tersebut justru membuka peluang bagi oknum militer untuk berhubungan dengan FARC dan kelompok kriminal Kolombia.
Pada fase inilah dugaan keterlibatan pejabat Venezuela dalam pengiriman kokain mulai mengemuka. Pada tahun 2008, nama Cartel de los Soles pertama kali muncul secara formal dalam dokumen investigasi Spanyol dan laporan Badan Antinarkotika AS (DEA).
Sejak itu, beberapa tokoh penting seperti Diosdado Cabello, Néstor Reverol, dan Tarek El Aissami disebut dalam berbagai laporan internasional, meski semuanya membantah keras.
Setelah Chávez wafat, AS menuduh jaringan ini makin meluas dan menjadi bagian dari cara rezim Maduro mempertahankan kekuasaan melalui kerja sama dengan geng kriminal seperti Tren de Aragua dan juga hubungan logistik dengan kartel narkoba Kolombia dan Meksiko.
Baca juga : K-Pop Sukses di Pasar Global, Tapi Lemah di Pasar Domestik
AS Tuduh Maduro Pimpin Kartel
Amerika Serikat menuding bahwa Kartel Matahari “dipimpin langsung oleh Nicolás Maduro,” sebuah pernyataan yang memicu ketegangan diplomatik ekstrem.
Tuduhan ini tidak muncul tiba-tiba, pada 2020, Departemen Kehakiman AS telah mendakwa Maduro dan beberapa jenderalnya atas dugaan terlibat dalam “narco-terrorism” yang menyeret Venezuela dalam jaringan perdagangan kokain global.
Menurut AS, Maduro dan lingkaran terdekatnya memanfaatkan struktur negara, khususnya militer, lembaga intelijen, dan perusahaan minyak negara PDVSA, untuk melindungi arus kokain yang melewati Venezuela.
“Maduro dan sejumlah tokoh penting lainnya dari rezim ilegal Maduro yang telah menyuap militer, intelijen, legislatif, dan yudikatif Venezuela. Baik Maduro maupun kroninya tidak mewakili pemerintahan sah Venezuela,” tulis laman resmi pemerintah Amerika Serikat, state.gov.
Dengan tuduhan ini, AS menempatkan Kartel Matahari bukan hanya sebagai jaringan kriminal, tetapi sebagai alat politik negara yang mengoperasikan ekonomi gelap untuk mendanai rezim.
Keputusan Washington menetapkan Kartel Matahari sebagai Organisasi Teroris Asing (Foreign Terrorist Organization/FTO) mulai berlaku pada 24 November 2025.
Status ini memberi ruang legal bagi AS untuk memperluas tindakan yang sebelumnya terbatas. Beberapa analis menyebut langkah ini membuka pintu bagi operasi militer terbatas, seperti intersepsi kapal, penindakan udara, pembatasan wilayah maritim, hingga operasi penargetan terhadap individu yang dianggap “aktor teroris negara.”
Seorang pejabat AS menegaskan bahwa penetapan tersebut memungkinkan AS melakukan berbagai langkah tambahan, tetapi kami belum menyatakan akan melakukannya, sebuah kalimat yang menunjukkan bahwa Washington sedang membangun landasan hukum untuk eskalasi lebih jauh.
Selain itu, status FTO memungkinkan pembekuan aset global, penangkapan pihak yang mendukung jaringan, dan sanksi keuangan yang lebih keras terhadap institusi atau negara yang dianggap membantu Venezuela.
Baca juga : Menakar Cuan YouTuber RI Dibanding Negara Asia Lain
Apakah Kartel Ini Benar-Benar Ada?
Meski AS bersikeras, sejumlah mantan pejabat Departemen Luar Negeri dan pakar keamanan menyebut Kartel Matahari tidak eksis sebagai organisasi tunggal.
Mereka menilai istilah ini lebih tepat dipahami sebagai pola korupsi sistematis dalam tubuh militer Venezuela ketimbang sebuah kartel dengan struktur kepemimpinan dan strategi.
Beberapa analis bahkan menyebut penetapan FTO sebagai cara Washington “menciptakan realitas alternatif” untuk membingkai Venezuela sebagai ancaman keamanan global.
Kritikus menilai langkah ini punya motif geopolitik kuat, melemahkan legitimasi Maduro, memperpanjang tekanan ekonomi melalui narasi keamanan, serta membuka justifikasi untuk kehadiran militer AS di jalur energi strategis Karibia. Perdebatan ini menempatkan Kartel Matahari di wilayah abu-abu antara entitas kriminal nyata dan narasi politik internasional.
Reaksi Venezuela
Pemerintah Venezuela membantah keras keberadaan Kartel Matahari dan menuduh AS membuat narasi palsu sebagai alasan untuk mencampuri urusan internal negara.
Presiden Maduro menyebut tudingan AS sebagai “kebohongan imperialisme” untuk melemahkan kedaulatan Venezuela dan mengambil akses terhadap cadangan minyaknya yang termasuk salah satu terbesar di dunia.
Pemerintah Venezuela juga menuduh AS menggunakan isu narkoba untuk menutupi ambisi geopolitik dalam apa yang mereka sebut sebagai “perang energi” baru di kawasan Amerika Latin.
Menurut Caracas, penetapan FTO adalah bagian dari strategi tekanan ekonomi dan militer yang sudah berlangsung sejak lama, termasuk sanksi terhadap PDVSA, pembatasan ekspor minyak, hingga blokade finansial yang disebut pemerintah Venezuela sebagai bentuk agresi modern.
Penetapan Kartel Matahari sebagai FTO terjadi bersamaan dengan meningkatnya aktivitas militer AS di Karibia. Washington memperluas operasi anti-narkoba, melakukan intersepsi kapal yang dicurigai membawa kokain di dekat pantai Venezuela, dan menambah kehadiran kapal perang di wilayah tersebut.
Langkah ini memicu kekhawatiran bahwa Karibia dapat berubah menjadi titik panas baru persaingan militer. Venezuela menanggapi dengan memperkuat patroli angkatan laut dan meningkatkan hubungan pertahanan dengan Rusia, Iran, dan China.
Situasi ini semakin mempertegas bahwa isu Kartel Matahari tidak lagi sekadar persoalan kriminalitas, tetapi telah berkembang menjadi bagian dari pertarungan geopolitik global.

Muhammad Imam Hatami
Editor
