Cadangan Emas Amerika Serikat Lebih Besar dari Negara BRICS
- Pada masa standar emas, uang kertas dapat ditukarkan dengan emas, sehingga pemerintah membutuhkan emas untuk mendukung mata uangnya.

Distika Safara Setianda
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Emas tetap menjadi aset yang strategis secara ekonomi di dunia, dengan pemerintah pusat dan para investor yang memengaruhi pasokan, permintaan, serta harganya.
Dilansir dari CMI Gold & Silver, Amerika Serikat memegang sebagian besar cadangan emas dunia, sekitar 8.133,5 ton pada tahun 2025, jauh lebih besar dibandingkan negara BRICS.
Emas telah lama dianggap bernilai bagi kekayaan nasional dan sistem moneter. Pada masa standar emas, uang kertas dapat ditukarkan dengan emas, sehingga pemerintah membutuhkan emas untuk mendukung mata uangnya.
Meskipun standar emas di Amerika Serikat (AS) berakhir pada 1971 dan sistem Bretton Woods ditutup pada 1973, banyak negara tetap mempertahankan emas sebagai cara yang aman dan likuid untuk menyimpan nilai.
Bank sentral menyatakan, emas dianggap aman dan mudah dijual, dua alasan utama mereka menyimpannya. Emas tidak memiliki risiko kredit seperti obligasi atau saham, serta tidak bergantung pada pihak lain; emas dapat dengan mudah dijual atau digunakan saat krisis.
Selain itu, emas juga berfungsi sebagai pelindung terhadap inflasi dan pergerakan mata uang. Pada masa sulit, investor dan pemerintah biasanya memilih emas untuk menjaga nilai uang mereka.
Survei terbaru dari World Gold Council menunjukkan hampir semua bank sentral percaya bahwa emas dalam cadangan merupakan lindung nilai terhadap masalah ekonomi atau keuangan.
Negara-negara BRICS, Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, bersatu antara 2009 hingga 2010 untuk membentuk sebuah platform bagi ekonomi besar yang sedang berkembang. Saat ini, BRICS telah menjadi pemain penting di panggung global dalam sektor emas.
Negara-negara ini mencakup bagian signifikan dari ekonomi dunia, dengan kontribusi lebih dari 30% terhadap PDB global dan sekitar 40% dari populasi dunia, serta memiliki peran penting dalam pasar komoditas.
Dilansir dari Watcher.Guru, cadangan emas negara-negara BRICS saat ini total lebih dari 6.000 ton, yang sebenarnya mencakup sekitar 20-21% dari total cadangan bank sentral dunia.
Rusia memiliki 2.335,85 metrik ton, China 2.298,53 metrik ton, dan India 879,98 metrik ton, sedangkan Brasil memiliki 129,65 metrik ton dan Afrika Selatan 125,47 metrik ton.
Cadangan emas BRICS ini digunakan untuk mendukung upaya dedolarisasi dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional.
Gabungan cadangan emas negara-negara BRICS termasuk yang terbesar di dunia di antara blok ekonomi manapun saat ini. Rusia dan China saja menguasai sekitar 74% dari total cadangan emas BRICS, dengan Rusia menempati peringkat kelima secara global dan China di peringkat keenam.
Kedua negara ini secara aktif membeli emas dalam kerangka BRICS untuk memperkuat posisi keuangan mereka menghadapi potensi fluktuasi mata uang.
Cadangan besar India sebesar 879,98 metrik ton menempatkannya di peringkat kedelapan dunia, sementara ekonomi yang lebih kecil seperti Brasil dan Afrika Selatan masing-masing menyumbang 129,65 dan 125,47 metrik ton.
Penambahan baru-baru ini dari Mesir sebesar 128,54 metrik ton juga memperkuat total cadangan emas kolektif BRICS, sehingga meningkatkan posisi emas keseluruhan blok tersebut.
Adapun, dilansir dari Instagram @cervknowledge dan @welth, cadangan emas Amerika Serikat lebih besar dibandingkan dengan negara-negara BRICS secara keseluruhan. Masing-masing negara BRICS memiliki cadangan emas berikut:
- Afrika Selatan: $13 miliar
- Brasil: $13 miliar
- India: $93 miliar
- China: $243 miliar
- Rusia: $247 miliar
Total cadangan emas BRICS = $610 miliar
Cadangan emas Amerika Serikat = $863 miliar
Artinya, cadangan emas satu negara (AS) lebih besar daripada gabungan lima negara besar (BRICS). Ini menunjukkan dominasi finansial AS dalam hal emas, meski BRICS terdiri dari lima ekonomi besar di dunia.

Distika Safara Setianda
Editor
