Broker Saham Terpopuler di Indonesia, Simak Pilihannya
- Investor ritel mendorong naiknya sekuritas digital seperti Stockbit dan Mirae, sementara UBS dan Mandiri tetap unggul di transaksi jumbo.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Perkembangan investor ritel di pasar modal Indonesia mendorong perubahan peta persaingan perusahaan sekuritas. Berdasarkan data transaksi Bursa Efek Indonesia (BEI) serta laporan industri, sekuritas digital seperti Stockbit dan Mirae Asset saat ini menjadi pilihan utama investor ritel, terutama dari sisi frekuensi transaksi.
Sementara itu, UBS Sekuritas dan Mandiri Sekuritas tetap mendominasi transaksi bernilai besar, khususnya dari investor institusional dan nasabah dengan dana jumbo.
Fenomena ini mencerminkan segmentasi pasar yang semakin jelas antara investor pemula dan ritel aktif dengan investor bermodal besar yang membutuhkan layanan khusus, stabilitas, serta dukungan riset mendalam.
Sekuritas Digital Unggul di Frekuensi Transaksi
Dalam beberapa tahun terakhir, kemunculan platform investasi berbasis aplikasi mendorong lonjakan transaksi ritel. Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI) Stockbit Sekuritas Digital tercatat sebagai sekuritas dengan frekuensi transaksi tertinggi, menguasai sekitar 17,78 persen pangsa pasar pada Juli 2025.
Popularitas Stockbit didorong oleh biaya transaksi yang relatif rendah, fitur komunitas, serta kemudahan penggunaan yang menarik bagi investor muda dan trader harian.
Selain Stockbit, Mirae Asset Sekuritas juga menempati posisi teratas dari sisi frekuensi transaksi dengan pangsa pasar sekitar 9,66 persen. Mirae dikenal memiliki sistem perdagangan yang stabil dan banyak digunakan oleh trader aktif yang membutuhkan kecepatan eksekusi serta data pasar yang komprehensif.
Sekuritas digital lain seperti Ajaib Sekuritas Asia dan Indo Premier Sekuritas juga masuk dalam jajaran teratas untuk transaksi ritel. Kedua platform ini dikenal ramah bagi pemula karena setoran awal yang rendah, bahkan nol rupiah, serta fitur edukasi yang agresif.
Baca juga : Cek Jadwal Bank BRI, BCA, BNI, Mandiri Saat Nataru
Mandiri Sekuritas dan UBS Dominan di Nilai Transaksi
Berbeda dengan peta frekuensi transaksi, BEI juga mencatat nilai transaksi terbesar masih dikuasai oleh sekuritas konvensional besar. UBS Sekuritas Indonesia tercatat sebagai pemimpin nilai transaksi, dengan catatan mencapai Rp 653.181 miliar pada Desember 2024.
Dominasi UBS berasal dari kuatnya basis investor institusional, transaksi blok besar, serta layanan kelas global untuk klien bernilai tinggi.
Sementara itu, Mandiri Sekuritas tetap menjadi salah satu pemain utama di pasar saham nasional. Didukung oleh jaringan grup perbankan BUMN dan platform perdagangan MOST, Mandiri Sekuritas banyak digunakan baik oleh investor ritel mapan maupun institusi.
Stabilitas sistem, layanan riset, serta akses ke transaksi non-reguler menjadi keunggulan utama perusahaan ini.
Biaya Transaksi dan Setoran Awal Jadi Faktor Penentu
Dalam memilih broker saham, biaya transaksi dan setoran awal menjadi pertimbangan utama investor. Sekuritas digital umumnya menawarkan biaya beli di kisaran 0,10-0,15 persen dan biaya jual 0,20-0,25 persen, lebih rendah dibanding sekuritas konvensional. Setoran awal pun relatif ringan, bahkan ada yang tidak mensyaratkan deposit minimum.
Sebaliknya, sekuritas yang melayani transaksi besar cenderung menetapkan setoran awal lebih tinggi, tetapi menawarkan layanan premium, fleksibilitas transaksi besar, serta dukungan riset dan dealer khusus. Skema biaya juga bisa berbeda antara akun online dan akun hybrid.
Bagi investor pemula dengan modal terbatas, sekuritas seperti Indo Premier Sekuritas dan Ajaib Sekuritas dinilai cocok karena mudah diakses dan berfokus pada edukasi.
Untuk trader aktif, Stockbit dan Mirae Asset menjadi pilihan utama karena frekuensi transaksi tinggi mencerminkan keandalan sistem. Sementara itu, investor jangka panjang dan pemilik dana besar cenderung memilih Mandiri Sekuritas, BCA Sekuritas, atau UBS Sekuritas karena stabilitas dan layanan komprehensif.
Baca juga : 5 Tips Staycation yang Seru dan Hemat Biaya
Pentingnya Memeriksa Biaya dan Legalitas
Meski data biaya transaksi dapat menjadi panduan awal, investor tetap diimbau untuk memeriksa kembali informasi terbaru di situs resmi masing-masing sekuritas. Skema biaya dapat berubah, mengikuti kebijakan perusahaan, kondisi pasar, maupun promo tertentu.
Selain itu, investor wajib memastikan bahwa broker yang dipilih terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta merupakan anggota Bursa Efek Indonesia guna menjamin keamanan dana dan transaksi.
Peta persaingan broker saham di Indonesia menunjukkan pergeseran signifikan seiring pertumbuhan investor ritel. Sekuritas digital mendominasi dari sisi jumlah dan frekuensi transaksi, sementara sekuritas besar tetap unggul dalam nilai transaksi jumbo.
Kondisi ini memberi investor banyak pilihan, sekaligus menuntut pemahaman yang matang agar broker yang dipilih benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasi.
Dengan mengenali karakter masing-masing sekuritas, investor dapat membangun strategi investasi yang lebih efisien, aman, dan berkelanjutan di pasar modal Indonesia.

Muhammad Imam Hatami
Editor
