Tren Ekbis

BPJS Ketenagakerjaan Siap Nyemplung di Investasi Infrastruktur AI Global

  • BPJS Ketenagakerjaan rencana alokasikan 5% dana kelolaan ke infrastruktur AI (AS, Jepang) untuk diversifikasi dan optimalisasi manfaat pensiun. Menunggu stabilitas Rupiah.
BPJS Ketenagakerjaan Siap Nyemplung di Investasi Infrastruktur AI Global

JAKARTA, TRENASIA.ID — BPJS Ketenagakerjaan berencana mengalokasikan sebagian besar dana kelolaannya untuk berinvestasi di infrastruktur kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di sejumlah negara maju. Rencana ini didorong oleh visi untuk diversifikasi portofolio dan meraih return investasi jangka panjang yang optimal.

Melansir dari Reuters pada Selasa, 25 November 2025, Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Edwin Ridwan, mengungkapkan bahwa rantai pasokan AI menjadi target utama, mengingat pesatnya kebutuhan global akan data center, energi, dan infrastruktur kabel untuk operasional AI. Negara-negara yang dibidik mencakup Jepang, Amerika Serikat, Taiwan, dan Korea Selatan.

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa perusahaan inti AI, seperti pembuat chip sudah ‍terlalu padat. Namun, hal tersebut tidak menjadi suatu halangan, seluruh keputusan akan bergantung pada valuasi perusahaan. Keputusan untuk menanamkan modal di sektor AI global ini diajukan sebagai jalur diversifikasi yang menjanjikan. BPJS Ketenagakerjaan sendiri mengelola dana kelolaan yang mencapai ratusan triliun rupiah.

BPJS Ketenagakerjaan saat ini tengah mengajukan revisi regulasi agar dapat menempatkan hingga 5% dari total portofolio untuk investasi internasional. Langkah ini mendapat dukungan dari banyak pihak, dan menekankan bahwa manajemen risiko harus tetap terkendali. Hal ini mengingat karena dana tersebut merupakan kewajiban jaminan sosial seperti Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun.

Selain itu, Edwin juga menjelaskan bahwa Indonesia tengah menyiapkan regulasi tentang pengelolaan aset dan kewajiban dana pensiun sebagai dasar hukum untuk berinvestasi di luar negeri. "Kalaupun kita sudah diperbolehkan, saya kira kita akan menunggu sampai rupiah bisa dianggap stabil," ujarnya.

Melalui pernyataan tersebut, Edwin memberikan gambaran kepada masyarakat terkait kebijakan investasi yang diperbolehkan. Ia memastikan bahwa kebijakan ini akan berjalan secara terstruktur dan berhati-hati, sampai kondisi rupiah menjadi aman.

Berikut manfaat dari adanya investasi AI yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan:

1. Optimalisasi Hasil Investasi

Saat ini, industri AI sedang berkembang pesat secara global dan menyita perhatian para investor. Hal ini terbukti pada BPJS Ketenagakerjaan yang memilih untuk melakukan investasi di perusahaan penyedia infrastruktur AI seperti Jepang atau AS. Investasi ini diharapkan dapat memanfaatkan potensi pertumbuhan pasar teknologi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih optimal bagi dana pensiun dan jaminan hari tua para peserta.

2. Diversifikasi Portofolio

Langkah ambisius ini diambil sejalan dengan kebutuhan diversifikasi portofolio. Melalui pengelolaan dana yang sangat besar, BPJS Ketenagakerjaan membutuhkan instrumen investasi yang beragam. Direktur Pengembangan Investasi, Edwin Ridwan, menjelaskan bahwa investasi di pasar global, khususnya di sektor AI, mampu membantu mengurangi risiko yang timbul apabila dana kelolaan hanya terfokus pada pasar domestik atau satu jenis aset tertentu. Oleh karena itu, investasi di infrastruktur AI negara maju menjadi jalur strategis untuk mengamankan return jangka panjang.

3. Peningkatan Manfaat bagi Peserta

Sebagai investor institusional besar, BPJS dapat membantu memperkuat ketahanan fiskal nasional dan mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. Hasil investasi yang diperoleh dari AI tersebut, secara langsung akan berdampak pada peningkatan dana kelolaan secara keseluruhan.

Baca juga: Bantu Pembangunan Berkelanjutan, PBB Kerahkan Robot dengan Kecerdasan Buatan

Nantinya, seluruh hasil yang dikumpulkan akan kembali dalam bentuk manfaat yang lebih besar dan berkelanjutan bagi para peserta BPJS Ketenagakerjaan. Dengan menempatkan sebagian dana di sektor teknologi maju, BPJS mendorong modernisasi portofolio investasi dana pensiunnya dan turut serta pada transformasi ekonomi global.

4. Mengikuti Tren Global

Rencana BPJS Ketenagakerjaan saat ini sudah sejalan dengan tren global yang ada. Saat ini, banyak lembaga dana pensiun di dunia yang menggunakan AI untuk menganalisis investasi maupun meningkatkan efisiensi operasional. Adopsi cara ini dilakukan karena masyarakat beranggapan bahwa investasi di sektor AI mampu menempatkan BPJS Ketenagakerjaan di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi  untuk pengelolaan dana publik.

Regulasi dan Diversifikasi Jangka Panjang

Keputusan untuk menanamkan modal di sektor AI global ini diajukan sebagai jalur diversifikasi yang menjanjikan. BPJS Ketenagakerjaan sendiri mengelola dana kelolaan yang mencapai ratusan triliun rupiah. Strategi investasi ini sejalan dengan filosofi liability-driven investment, yang memastikan bahwa dana jaminan pekerja tetap optimal dalam meraih return tanpa mengorbankan keamanan dan likuiditas dana.

Selain investasi AI di luar negeri, BPJS Ketenagakerjaan juga menunjukkan komitmennya terhadap pasar modal domestik. Lembaga ini menargetkan porsi alokasi saham lokal akan meningkat menjadi 15%–20% dalam beberapa tahun mendatang. Jika rencana investasi AI global ini sukses, dampaknya dinilai tidak hanya terbatas pada return dana BPJS tersebut.

Investasi di infrastruktur AI global menempatkan BPJS Ketenagakerjaan sebagai lembaga sosial yang adaptif terhadap transformasi ekonomi global. Namun, keberhasilan realisasi rencana ambisius ini akan sangat ditentukan oleh izin regulasi, pemilihan proyek yang cermat, serta manajemen risiko yang ketat.