Tren Pasar

BI Rate Turun Lagi, Saatnya Borong Saham Big Banks?

  • Suku bunga turun lagi! Pahami mengapa kebijakan BI ini menjadi sentimen super positif bagi saham perbankan dan membuka peluang cuan bagi investor.
Aktifitas Bursa Saham - Panji 3.jpg
Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Pasar saham Indonesia mengamuk pada perdagangan sesi kedua hari ini, Rabu, 20 Agustus 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat lebih dari 1% menembus level 7.900, didorong oleh reli serempak dari saham-saham perbankan raksasa.

Pemicu utama pesta pora ini adalah vitamin dosis tinggi dari Bank Indonesia (BI). Regulator secara resmi kembali memangkas suku bunga acuannya atau BI Rate, sebuah langkah yang sudah dinanti-nantikan dan langsung disambut dengan euforia oleh para pelaku pasar.

Lantas, sedalam apa pemangkasan suku bunga ini, bagaimana reaksi pasar, dan apa artinya ini bagi para investor? Mari kita bedah tuntas sentimen positif yang sedang membakar semangat pasar ini dalam empat poin penting.

1. Vitamin Pendorong: BI Rate Turun ke Level 5%

Bank Indonesia secara resmi memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,00%. Ini merupakan pemangkasan keempat kalinya sepanjang tahun 2025, menunjukkan sikap BI yang pro-pertumbuhan.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa keputusan ini didasari oleh inflasi yang terkendali dan stabilitas nilai tukar Rupiah. “Ke depan BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi,” ucap Perry pada Rabu, 20 Agustus 2025.

Langkah ini sejalan dengan perkiraan sejumlah ekonom. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, sebelumnya telah memprediksi bahwa BI memang memiliki ruang untuk kembali memangkas suku bunga acuannya pada bulan Agustus ini.

2. Reaksi Pasar: IHSG Ngegas, Saham Bank Terbang

Pasar saham langsung merespon vitamin dari BI ini dengan sangat antusias. Hingga pukul 15.00 WIB, IHSG terpantau melesat +1,08% ke level 7.948. Penguatan ini melanjutkan tren positif di mana IHSG sudah naik 4% sepanjang Agustus.

Saham-saham perbankan menjadi bintang utamanya. Trio bank BUMN, BBRI, BMRI, dan BBNI, kompak melesat lebih dari 2%. Bahkan saham BBCA, yang sempat terkoreksi, berhasil berbalik arah ke zona hijau pasca pengumuman.

Reli ini juga ditopang oleh kembalinya kepercayaan investor asing. Dalam sebulan terakhir, investor asing tercatat telah melakukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham Indonesia hingga mencapai Rp5,37 triliun.

3. Fondasi Kuat: Ekonomi RI Tumbuh Lampaui Prediksi

Optimisme pasar tidak hanya didorong oleh pemangkasan suku bunga. Fondasi fundamental ekonomi Indonesia yang sangat solid juga menjadi penopang utama. Belum lama ini, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,12% pada kuartal II-2025.

Angka ini tidak hanya lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, tetapi juga jauh melampaui ekspektasi pasar. Kinerja ekonomi makro yang kuat inilah yang memberikan kepercayaan diri bagi Bank Indonesia untuk melonggarkan kebijakan moneternya lebih lanjut.

4. Apa Artinya Ini Bagi Investor?

Bagi investor, kombinasi antara pertumbuhan ekonomi yang kuat dan kebijakan suku bunga yang akomodatif adalah sebuah angin surga. Ini adalah sentimen yang sangat positif, terutama untuk sektor-sektor yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga.

Josua menambahkan bahwa keputusan ini akan membantu transmisi ke suku bunga kredit tanpa mengorbankeun stabilitas. “Pemangkasan 25 basis poin akan membantu transmisi ke suku bunga kredit tanpa mengorbankan stabilitas,” katanya.

Hal ini secara langsung akan menguntungkan sektor perbankan dan properti. Suku bunga yang lebih rendah berpotensi meningkatkan permintaan kredit dan menjaga margin keuntungan perbankan, membuka peluang kenaikan lebih lanjut bagi saham-saham di sektor ini.