Tren Pasar

BBNI dan BBTN Jadi Incaran Investor, Prospek Saham Cerah Jelang 2026

  • Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham BBNI dan BBTN dengan potensi kenaikan hingga 25%. Didukung pertumbuhan kredit yang solid, efisiensi biaya, dan valuasi menarik, kedua saham bank pelat merah ini dinilai prospektif menuju 2026.
Ilustrasi Pengamatan IHSG - Panji 4.jpg
Ilustrasi pengamatan IHSG. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Rekomendasi saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tetap berada di level “buy”, seiring fundamental yang solid, valuasi menarik, serta prospek pertumbuhan kredit dan efisiensi yang terus membaik menuju 2026.

Berdasarkan riset Ciptadana Sekuritas Asia, dikutip Senin 27 Oktober 2025, target harga saham BBNI ditetapkan di Rp5.275, setara 1,1x proyeksi PBV 2026, sementara target harga BBTN di Rp1.500, mencerminkan 0,6x proyeksi PBV 2026.

Dibandingkan harga penutupan 23 Oktober 2025, yaitu Rp4.240 untuk BBNI dan Rp1.195 untuk BBTN, potensi kenaikan (upside) masing-masing saham mencapai 24,4% dan 25,5%.

Kinerja BBNI Januari–September 2025

BBNI membukukan laba bersih Rp15,1 triliun, turun 7% YoY, sejalan dengan ekspektasi analis. Namun, laba meningkat 6,5% QoQ pada kuartal III 2025. Margin bunga bersih (NIM) tercatat 3,7%, turun 10 basis poin secara kuartalan dan 80 bps secara tahunan akibat peningkatan penempatan likuiditas di Kementerian Keuangan.

Meski margin tertekan, penyaluran kredit tumbuh 10,5% YoY, menandakan momentum ekspansi yang kuat. Rasio kredit bermasalah (NPL) naik tipis ke 2%, sementara biaya kredit (CoC) tetap terkendali di 0,9%. Secara keseluruhan, kinerja BBNI masih solid berkat pertumbuhan kredit yang sehat dan kualitas aset yang stabil.

Kinerja BBTN Januari–September 2025

BBTN mencatat laba bersih Rp2,3 triliun, tumbuh 11% YoY, sedikit di bawah estimasi namun tetap lebih tinggi dari konsensus pasar. Peningkatan laba ditopang oleh ekspansi NIM sebesar 100 bps YoY menjadi 4%, yang mendorong pendapatan bunga bersih (NII) melonjak 44% YoY dan laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) tumbuh 84% YoY.

Biaya dana (CoF) membaik menjadi 4,1%, sementara biaya kredit (CoC) berada di 1,6%, sejalan dengan strategi peningkatan NPL coverage hingga 120%. Manajemen BBTN menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 7–9% pada 2025 dan 10–11% pada 2026, didorong oleh program FLPP dan penguatan KPR non-subsidi.

Secara keseluruhan, kedua emiten perbankan pelat merah ini dinilai memiliki potensi pertumbuhan jangka menengah yang menjanjikan, dengan kombinasi kinerja operasional yang sehat, efisiensi biaya yang berlanjut, serta valuasi yang masih menarik bagi investor.