Fintech

59 Persen Investor Institusional Global Tertarik Alihkan Aset ke Kripto

  • Secara global, optimisme investor institusional terhadap aset digital semakin besar. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Coinbase dan EY-Parthenon, lebih dari 75% investor institusional menyatakan akan meningkatkan alokasi dana mereka ke aset digital sepanjang 2025.
WhatsApp Image 2022-07-28 at 5.00.36 PM (1).jpeg
Ilustrasi perdagangan aset kripto (Ilustrasi TrenAsia/Muhammad Faiz Amali)

JAKARTA - Minat investor institusional terhadap aset digital semakin menguat di tingkat global maupun nasional. Melihat tren ini, Tokocrypto meluncurkan layanan khusus bernama Tokocrypto Prestige untuk menyasar segmen pengguna VIP dan investor institusi.

Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, mengatakan bahwa adopsi kripto oleh institusi di Indonesia menunjukkan tren positif. Hingga Januari 2025, terdapat 556 investor institusional yang telah terdaftar.

"Investor institusi kini semakin mempertimbangkan aspek fundamental dan kepatuhan terhadap regulasi, bukan hanya tren," ungkap Iqbal dalam pernyataan tertulis yang diterima TrenAsia, dikutip Senin, 28 April 2025.

Data Global: Investor Institusional Semakin Yakin pada Aset Digital

Secara global, optimisme investor institusional terhadap aset digital semakin besar. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Coinbase dan EY-Parthenon, lebih dari 75% investor institusional menyatakan akan meningkatkan alokasi dana mereka ke aset digital sepanjang 2025.

Tak hanya itu, 59% dari mereka bahkan berencana mengalokasikan lebih dari 5% dari total dana kelolaan mereka ke dalam kripto atau produk terkait. Sementara itu, 84% institusi mengaku telah menggunakan atau menunjukkan minat terhadap stablecoin, guna mempermudah transaksi dan meningkatkan efisiensi pertukaran mata uang asing.

Tokocrypto Prestige: Layanan Premium untuk Investor Institusi

Sebagai respons terhadap peluang ini, Tokocrypto menghadirkan Tokocrypto Prestige, layanan eksklusif yang menawarkan berbagai fasilitas premium. Beberapa fitur utama layanan ini meliputi:

  • Manajer akun pribadi
  • Akses prioritas ke produk investasi strategis
  • Biaya transaksi yang lebih kompetitif
  • Dukungan pelanggan 24/7
  • Workshop eksklusif untuk edukasi investasi aset digital

"Dengan layanan ini, kami berharap dapat menarik lebih banyak investor institusi ke ekosistem kripto nasional dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara," tegas Iqbal.

Baca Juga: Bitcoin Menghijau karena Komentar Trump, Investor Masih Harus Waspada

1.444 Aset Kripto Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Di sisi lain, industri kripto di Indonesia juga terus menunjukkan perkembangan positif. Berdasarkan pembaruan dari Bursa Kripto Commodity Futures Exchange (CFX), kini terdapat 1.444 token/koin yang masuk dalam daftar aset kripto resmi dan dapat diperdagangkan di Indonesia. Daftar ini bersifat dinamis dan akan terus diperbarui berdasarkan perkembangan pasar dan evaluasi rutin.

CFX menekankan bahwa penyusunan daftar resmi ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan kepada konsumen, sejalan dengan prinsip kehati-hatian serta mengikuti tren global di industri kripto.

Tokocrypto Tambah Daftar Token, Optimistis Dorong Transaksi

Menanggapi bertambahnya jumlah aset yang diakui secara resmi, Tokocrypto menyambut baik kebijakan tersebut. Tokocrypto pun menambahkan sejumlah token baru untuk diperdagangkan, termasuk TRUMP, BIO, VANA, PENGU, BERA, hingga ANIME. Beberapa token yang sebelumnya sempat dihentikan juga kembali tersedia setelah evaluasi ulang.

Kini, jumlah aset yang bisa diperdagangkan di Tokocrypto telah mencapai lebih dari 420 token.

"Kebijakan ini sangat tepat dalam menjawab kebutuhan pasar. Dengan semakin banyaknya pilihan aset yang sah diperdagangkan, kami berharap volume transaksi kripto bisa kembali meningkat," ujar Iqbal.

Transaksi Kripto Menurun, Tapi Jumlah Pengguna Bertumbuh

Meskipun ada peningkatan jumlah aset kripto resmi, data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa nilai transaksi kripto mengalami penurunan pada awal tahun ini. Pada Februari 2025, nilai transaksi tercatat sebesar Rp32,78 triliun, turun dibandingkan Rp44,07 triliun pada Januari.

Namun demikian, jumlah pengguna aset kripto terus tumbuh dari 22,92 juta menjadi 23,31 juta orang. Selain itu, penerimaan pajak dari transaksi kripto hingga Februari 2025 tercatat sebesar Rp1,21 triliun.

"Semakin banyak aset yang diakui, semakin besar pula potensi pertumbuhan pasar. Ini adalah angin segar bagi industri kripto di Indonesia," tambah Iqbal.