Tahun Baru Hijriah Jadi Momen Mulai Investasi Halal, Ini 5 Tips Simpel Buat Kamu
- 1 Muharram bukan hanya penanda Tahun Baru Hijriah, tapi juga sering jadi momen refleksi dan “reset” bagi banyak orang untuk niat berubah ke arah lebih baik, termasuk dalam urusan finansial.

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA – 1 Muharram bukan hanya penanda Tahun Baru Hijriah, tapi juga sering jadi momen refleksi dan “reset” bagi banyak orang untuk niat berubah ke arah lebih baik, termasuk dalam urusan finansial.
Buat sebagian orang yang ingin hijrah finansial bukan cuma bebas utang konsumtif, tapi juga lebih terencana, bersih, dan sesuai prinsip syariah investasi halal kini makin mudah dijangkau.
Produk keuangan syariah berkembang pesat, dari sukuk ritel, reksadana syariah, hingga platform fintech P2P syariah. Kalau kamu ingin menjadikan 1 Muharram sebagai titik awal memulai investasi halal, berikut lima tips simpel tapi penting yang dirangkum TrenAsia:
- Kisah Brian Acton: Ditolak Facebook, Jadi Miliarder Pendiri WhatsApp
- Asyik! Instagram Edits Akhirnya Punya Fitur Baru
- Kisah Sterilisasi Paksa di India, Luka Lama yang Masih Membekas
1. Kenali Produk Halal
Investasi halal bukan cuma label. Prinsipnya menghindari riba, gharar (ketidakjelasan), dan aktivitas haram. Pilih produk yang sudah diawasi Dewan Syariah Nasional, seperti:
- Reksadana syariah
- Sukuk ritel
- Deposito syariah
- P2P lending syariah
2. Pilih Platform Legal dan Aman
Jangan asal install aplikasi. Cek dulu izin OJK atau Kementerian Keuangan. Banyak bank dan fintech lokal sudah menyediakan layanan syariah berbasis digital, lengkap dengan akun investasi yang mudah diakses lewat HP.
3. Mulai dari Nominal Kecil
Nggak perlu nunggu kaya dulu. Banyak produk investasi syariah yang ramah pemula:
- Sukuk ritel mulai Rp1 juta
- Reksadana syariah mulai Rp10 ribu–Rp100 ribu
- Emas digital syariah mulai Rp5 ribuan
- Yang penting konsisten.
4. Sesuaikan dengan Tujuan
Mau investasi untuk DP rumah? Dana nikah? Tabungan haji? Pilih jangka waktu dan produk yang sesuai. Investasi halal mendukung keuangan lebih terencana, bukan untuk gaya-gayaan.
5. Pahami Skema Bagi Hasil
Berbeda dengan bunga bank konvensional, investasi syariah memakai sistem bagi hasil (mudharabah, musyarakah). Kamu jadi “mitra” bukan “kreditur”. Pelajari cara kerja dan risikonya biar nggak kaget.
Investasi Halal Bukan Sekadar Tren
Seiring tumbuhnya kesadaran halal lifestyle, investasi syariah diprediksi makin diminati generasi muda. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mendorong inklusi keuangan syariah lewat edukasi dan digitalisasi layanan.
Momentum Tahun Baru Hijriah bisa jadi alasan tepat buat kamu yang ingin hijrah finansial, lebih terencana, dan lebih sesuai prinsip.

Chrisna Chanis Cara
Editor
