Tren Pasar

Saham BMRI Jadi Primadona Pasar, Laba dan Buyback Dorong Reli Saham

  • Saham BMRI naik 3,23% ke Rp4.800 berkat aksi beli investor. Valuasi Bank Mandiri dinilai masih murah dengan prospek re-rating tinggi.
WhatsApp Image 2025-07-16 at 09.26.21.jpeg
Bank Mandiri meraih pengakuan global, dengan menduduki peringkat ke-115 naik dari tahun sebelumnya di posisi 120 dalam daftar Top 1000 World Banks 2025 versi The Banker, publikasi keuangan terkemuka yang berbasis di London. (Bank Mandiri)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melesat pada perdagangan sesi pertama hari ini, Kamis, 30 Oktober 2025. Harga sahamnya terpantau naik 3,23% ke level Rp4.800, diiringi nilai transaksi jumbo yang mencapai Rp939,03 miliar.

Reli ini didukung oleh aksi borong investor (net buy Rp54,3 miliar) yang berhasil mendorong harga BMRI melampaui target harian. Penguatan signifikan ini terjadi di tengah pandangan pelaku pasar bahwa valuasi BMRI saat ini tergolong murah (undervalue).

Pandangan Pasar Terhadap Valuasi BMRI

Kiwoom Sekuritas dalam ulasannya tentang Prospek Pasar Kuartal IV-2025 menetapkan BMRI sebagai saham pilihan di sektor keuangan. BMRI dinilai memiliki potensi re-rating paling tinggi di antara bank besar, dengan valuasi yang masih tergolong undervalue.

Keyakinan ini tercermin dari target harga yang dipatok di Rp6.300 per saham. Target ini mengindikasikan adanya potensi upside yang sangat signifikan dari harga saat ini, ditambah potensi dividend yield yang diperkirakan bisa menembus 10%.

Kinerja Fundamental Penopang Harga

Reli harga ini juga didukung oleh kinerja fundamental. Laba bersih bulanan pada September 2025 tercatat naik 1,84% (MoM) menjadi Rp4,14 triliun. Laba bersih sembilan bulan 2025 sendiri dilaporkan mencapai Rp37,7 triliun.

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, mengatakan pertumbuhan laba didorong pendapatan non-bunga (fee based income). "Kami terus memperkuat fundamental keuangan yang berkelanjutan melalui diversifikasi sumber pendapatan," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Kamis, 30 Oktober 2025. 

Secara spesifik, pendapatan digital banking (dari Super App Livin' dan Super Platform KOPRA) tumbuh 11% MoM. Pendapatan treasury juga tumbuh 10%, menjadi pendorong utama fee-based income perusahaan secara konsisten.

Katalis Tambahan dari Aksi Korporasi

Pemicu terbaru yang menyulut reli hari ini adalah pengumuman resmi dari manajemen. Perusahaan akan segera melaksanakan program pembelian kembali saham atau buyback yang telah disetujui dalam RUPS Maret 2025.

Aksi korporasi ini direspons pasar sebagai sinyal keyakinan tingkat tinggi dari internal perusahaan. Saham hasil buyback ini nantinya juga disiapkan untuk program kepemilikan saham pegawai (ESOP). “Buyback ini menjadi sinyal kepercayaan manajemen,” kata Novita.

Bisnis Inti Tetap Solid

Di luar manuver di pasar modal, bisnis inti BMRI juga tetap solid. Penyaluran kredit konsolidasi per September 2025 tercatat tumbuh 11% secara tahunan (year-on-year), jauh di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri 7,70%.

Kualitas aset juga terjaga sangat baik. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) berada di level 1,03% per September 2025, jauh lebih baik dibanding rata-rata industri pada periode yang sama.

“Kami melihat momentum pertumbuhan ini sebagai bukti solidnya fundamental dan strategi yang kami jalankan,” pungkas Novita.