Tren Pasar

Proyek IZZI Laris, Bagaimana Prospek Saham BSDE?

  • Peluncuran klaster IZZI di West BSD menunjukkan permintaan hunian menengah-atas masih kuat. Saham BSDE pun dinilai menarik untuk jangka menengah.
<p>Rumah tapak mewah di BSD City milik PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dari Grup Sinarmas / Bsdcity.com</p>

Rumah tapak mewah di BSD City milik PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dari Grup Sinarmas / Bsdcity.com

(Istimewa)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Di tengah lesunya pasar properti nasional, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) justru menunjukkan ketahanan bisnis yang patut dicermati. Pengembang kawasan terpadu BSD City ini kembali membuktikan daya tarik produknya melalui peluncuran klaster hunian terbaru, IZZI, di kawasan West BSD.

Berdasarkan riset Ciptadana Sekuritas Asia yang dirilis pada 24 Desember 2025, klaster IZZI resmi dipasarkan pada November 2025 dengan harga mulai dari sekitar Rp1,4 miliar per unit. Respons pasar terbilang sangat kuat. Dari total 100 unit yang dilepas pada tahap awal, sekitar 95% di antaranya langsung terserap pembeli.

Dengan capaian tersebut, laju penjualan klaster IZZI diperkirakan mencapai 45–50 unit per bulan. Angka ini jauh melampaui rata-rata penjualan proyek rumah tapak sejenis di kawasan BSD City, yang umumnya bergerak lebih lambat di tengah kondisi pasar yang menantang.

Tingginya minat konsumen ini menjadi sinyal bahwa permintaan hunian kelas menengah-atas masih solid. Terutama untuk produk yang menawarkan konsep modern, lokasi strategis dekat pusat aktivitas perkotaan, serta fasilitas yang relevan dengan tren masa kini, seperti stasiun pengisian kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) charging. Dengan kata lain, produk yang ditawarkan BSDE dinilai tepat sasaran, baik dari sisi desain maupun harga.

Meski demikian, dari sisi kinerja keuangan, BSDE masih menghadapi tekanan. Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, pendapatan perseroan tercatat turun sekitar 13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini turut berdampak pada laba bersih yang merosot hampir 50%, seiring dengan belum optimalnya pembukuan penjualan properti.

Namun, penurunan tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan lemahnya fundamental perusahaan. Di tengah melambatnya penjualan properti, BSDE masih ditopang oleh pendapatan berulang (recurring income) dari berbagai lini usaha, mulai dari sewa gedung perkantoran, hotel, kawasan rekreasi, hingga jalan tol. Segmen-segmen ini justru mencatatkan pertumbuhan dan membantu menahan tekanan terhadap kinerja secara keseluruhan.

Bagi investor, kondisi ini menghadirkan peluang tersendiri. Saat ini, saham BSDE diperdagangkan jauh di bawah nilai aset bersihnya, dengan diskon sekitar 62%. Kondisi neraca perusahaan juga dinilai masih solid, sementara BSDE terus melanjutkan investasi untuk pengembangan jangka panjang kawasan BSD City.

Atas dasar tersebut, analis tetap mempertahankan rekomendasi beli (BUY) untuk saham BSDE, dengan target harga Rp1.200 per saham. Meski investor tetap perlu mencermati sejumlah risiko, seperti perlambatan ekonomi dan potensi kenaikan biaya pembangunan, prospek jangka menengah hingga panjang BSDE dinilai masih menjanjikan.