Perjalanan Saham CBRE: Turnaround Fantastis dan Ambisi Masuk MSCI
- CBRE fokus diversifikasi usaha dan ambisi masuk indeks MSCI. Kenaikan sahamnya menunjukkan potensi turnaround yang kuat.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Sebuah fenomena kebangkitan luar biasa terjadi di lantai Bursa Efek Indonesia. Saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), yang selama ini tidak aktif dan berada di level harga rendah, tiba-tiba bangkit dan bergerak sangat liar.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin, 6 Oktober 2025, saham CBRE kembali mencatatkan Auto Rejection Atas (ARA) dengan lonjakan 24,5% ke level Rp1.255 per saham. Kenaikan ini membuat total reli sahamnya sejak awal tahun kini mencapai 6.500%, sebuah angka yang fantastis.
Fenomena saham yang baru saja keluar dari papan pemantauan khusus ini sontak memicu pertanyaan besar. Lantas, apa pemicu di balik reli liar saham yang terafiliasi dengan Happy Hapsoro ini? Mari kita bedah tuntas.
1. Jurus Ambisius: Akuisisi Kapal US$100 Juta
Pemicu pendorong utama di balik reli ini adalah rencana aksi korporasi raksasa yang akan mengubah wajah bisnis perusahaan. Manajemen CBRE akan meminta restu dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 27 Oktober 2025 untuk melakukan akuisisi jumbo.
Perusahaan berencana untuk membeli satu unit kapal super canggih, yaitu pipe-laying & lifting vessel, dengan nilai transaksi mencapai US$100 juta atau sekitar Rp1,61 triliun. Langkah ini akan menjadi jurus utama untuk melakukan diversifikasi usaha ke sektor yang lebih menguntungkan.
Akuisisi kapal ini akan mengubah total model bisnis CBRE dari yang semula fokus pada kapal tunda dan tongkang. Lebih penting lagi, pendapatan perusahaan juga akan bertransformasi ke dalam bentuk Dolar AS, yang berpotensi mendongkrak laba bersih secara signifikan.
2. Misi Tingkat Tinggi: Incar Kasta Indeks MSCI
Di balik akuisisi ini, tersimpan sebuah misi yang jauh lebih besar: membawa saham CBRE masuk ke jajaran elite indeks MSCI Small Cap. Masuk ke dalam indeks global ini akan secara otomatis menempatkan CBRE dalam radar para manajer investasi dan dana pasif asing.
Saat ini, kapitalisasi pasar CBRE yang mencapai Rp4,56 triliun sebenarnya sudah berada dalam rentang persyaratan. Namun, tantangan utamanya terletak pada free float market cap yang masih di bawah standar MSCI, yaitu sebesar US$161 juta.
Untuk bisa memenuhi ketentuan tersebut tanpa menambah free float, harga saham CBRE harus reli hingga hampir tiga kali lipat dari posisinya pekan lalu. Target harga implisit untuk bisa masuk ke indeks MSCI adalah di kisaran Rp3.000 per saham.
3. Dari Harga Rendah ke Papan Atas: Perjalanan Harga Saham
Perjalanan saham CBRE memang sangat dramatis. Perusahaan ini IPO pada Januari 2023 di harga Rp108. Setelah itu, harganya sempat tidak aktif di level harga rendah dan masuk ke dalam papan pemantauan khusus atau Full Call Auction(FCA).
Setelah berhasil keluar dari papan FCA, saham ini seolah bergerak liar dan terus menunjukkan performa yang luar biasa. Momentum kebangkitan ini menjadi sinyal positif yang sangat kuat bagi para pelaku pasar yang memburu saham-saham dengan potensi turnaround.
Pada Jumat, 3 Jumat Oktober 2025 lalu, sahamnya ditutup ARA +24,84% ke level Rp1.005. Momentum ini berlanjut hingga hari ini dengan kembali mencatatkan ARA ke level Rp1.255, menunjukkan kekuatan beli yang sangat dominan di pasar saat ini.
4. Siapa di Balik Layar?
Di balik manuver ambisius ini, ada nama Suganto Gunawan sebagai penerima manfaat akhir atau pemilik perusahaan, yang juga menjabat sebagai komisaris utama. Saham CBRE sendiri dikendalikan oleh PT Omudas Investment dengan porsi kepemilikan 61,13%.
Perusahaan yang fokus pada jasa angkutan laut ini telah melayani sejumlah klien ternama. Di antaranya adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Harita Nickel, yang memberikan fondasi bisnis yang cukup solid sebelum rencana ekspansi besar ini.
Kehadiran nama-nama yang terafiliasi dengan tokoh bisnis besar seperti Happy Hapsoro juga ikut menjadi sentimen pendorong. Hal ini memberikan keyakinan tambahan bagi pasar bahwa rencana transformasi yang sedang dijalankan memiliki dukungan yang kuat.
5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?
Bagi investor, fenomena CBRE adalah sebuah cerita turnaround klasik yang sangat high-risk, high-reward. Reli harga yang terjadi saat ini lebih didorong oleh sentimen dan ekspektasi akan keberhasilan transformasi bisnis perusahaan di masa depan.
RUPSLB pada 27 Oktober mendatang akan menjadi momen krusial yang sangat dinanti-nantikan oleh para pelaku pasar. Persetujuan pemegang saham atas rencana akuisisi kapal US$100 juta akan menjadi validasi dan katalis baru yang berpotensi mendorong harga sahamnya.

Alvin Bagaskara
Editor
