Tren Pasar

Paradoks Efek MSCI: BREN dan BRMS Resmi Masuk Indeks, Harga Saham Justru Terkoreksi

  • Saham BREN dan BRMS turun pasca-MSCI. Analis prediksi potensi inflow lanjutan US$230 juta (BREN) & US$190 juta (BRMS). Simak analisis level supportnya.
2023_10_03_142887_1696302352._large.jpg
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) (Dok/Ist)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Dua emiten konglomerasi nasional, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), resmi masuk ke dalam jajaran indeks bergengsi MSCI Global Standard. Namun, sentimen positif yang telah lama diantisipasi pasar ini justru direspons dengan aksi jual.

Pada perdagangan sesi pagi ini, Jumat, 7 November 2025, kedua saham tersebut kompak melemah. Saham BREN terkoreksi 0,76% ke Rp9.850, sementara BRMS turun 2,08% menjadi Rp940 per saham. Pelemahan ini terjadi setelah pengumuman resmi MSCI dirilis pada 5 November lalu.

Fenomena sell on news ini menyoroti pergerakan harga saham yang telah mendahului sentimen. Meski demikian, analis memproyeksikan potensi aliran dana masuk (inflow) lanjutan masih terbuka lebar hingga akhir November.

1. Komposisi Baru Indeks MSCI Indonesia

Dalam kajian periode November 2025, MSCI secara resmi memasukkan BREN dan BRMS sebagai pendatang baru di MSCI Global Standard Indexes. Di sisi lain, dua emiten konsumer besar justru tersingkir dari daftar indeks bergengsi ini.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) harus keluar dari Standard Indexes. Sementara itu, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turun peringkat ke MSCI Small Cap Indexes. Perubahan ini berpotensi memicu arus keluar dana pasif dari kedua saham tersebut.

Pergeseran dinamis juga terjadi di MSCI Small Cap Indexes. Saham DSNG, ENRG, MSIN, RAJA, dan WIFI tercatat masuk sebagai anggota baru. Sebaliknya, BRMS (karena naik kelas), SMSM, dan ULTJ keluar dari indeks kategori kapitalisasi menengah ini.

2. Potensi Aliran Dana Masuk Lanjutan

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menyoroti pergerakan BREN dan BRMS setelah resmi masuk indeks MSCI. Menurutnya, secara teknikal, kedua saham tersebut telah mencapai area target kenaikan jangka pendeknya, yaitu BRMS di Rp1.000 dan BREN di Rp10.000.

Meski demikian, ia melihat peluang masuknya dana asing lanjutan masih terbuka. "Akan ada potensial inflow lanjutan untuk BREN di sekitar US$230 juta, dan BRMS di USD190 juta," katanya, dikutip Jumat, 7 November 2025.

Ia menambahkan, BREN yang sebelumnya sudah mencatatkan inflow Rp1,2 triliun, masih memiliki potensi inflowtambahan sekitar Rp2,48 triliun. "BRMS terdapat inflow investor asing sekitar Rp2 triliun, sehingga estimasi akan ada inflow Rp1 triliun," imbuh Michael.

3. Level Support Kunci Pasca Reli

Setelah reli panjang menjelang pengumuman MSCI, Michael Yeoh menyarankan investor untuk memperhatikan level teknikal kunci jika terjadi koreksi. Pelemahan yang terjadi saat ini dinilai sebagai pergerakan retrace atau koreksi sehat.

"Area yang perlu diperhatikan untuk retrace setelah menyentuh area target ini adalah BREN di 9.125 dan BRMS di 900," jelasnya. Level support ini akan menjadi penentu apakah kedua saham tersebut dapat melanjutkan penguatannya.

4. Konteks Aliran Dana Asing

Masuknya BREN dan BRMS ke indeks MSCI diproyeksikan menjadi sentimen yang akan memengaruhi aliran dana investor asing ke pasar saham Indonesia. Capital inflow diharapkan makin deras menjelang akhir tahun ini.

Data BEI menunjukkan, pasar saham Indonesia telah mencatatkan nilai beli bersih (net buy) asing sebesar Rp15,45 triliun dalam sebulan terakhir. Arus masuk deras ini, terutama terjadi sepanjang Oktober 2025 (net buy Rp12,96 triliun), berhasil meredakan tekanan net sell asing tahunan.

Kini, total net sell asing sepanjang tahun berjalan (YTD) tinggal Rp39,24 triliun. Arus masuk dalam sebulan terakhir ini terlihat deras di saham-saham blue chip seperti BBCA (net buy Rp3,43 T), TLKM (net buy Rp1,88 T), dan ASII (net buy Rp1,5 T).