<p>JAKARTA,&nbsp;<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id">TRENASIA.ID</a> – <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/pt-bank-central-asia-tbk">PT Bank Central Asia Tbk</a> (<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/bbca">BBCA</a>) kembali menunjukkan kinerja solid dengan membukukan laba bersih Rp29 triliun pada semester I-2025, tumbuh 8% secara tahunan. Namun, di balik angka yang sejalan dengan ekspektasi ini, respons para analis pasar modal menyajikan sebuah dinamika yang menarik.</p><p>Di satu sisi, ada Samuel Sekuritas yang justru&nbsp;memangkas target harga&nbsp;saham ini, meskipun tetap merekomendasikan “Buy”. Di sisi lain, pandangan konsensus pasar secara umum tetap sangat <i>bullish</i>, dengan puluhan analis kompak menyarankan mengkoleksi saham milik Djarum Grup ini.</p><p>Fenomena ini tentu membuat investor bertanya-tanya, mengingat harga saham BBCA secara year to date masih tertekan 16,16% dan kini bertengger di level Rp8.325 per saham, Lantas, apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, dan bagaimana pandangan para analis secara keseluruhan?&nbsp;</p><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tren-pasar/di-balik-kinerja-stabil-bbca-tersimpan-potensi-upside-40-persen"><strong>Di Balik Kinerja Stabil BBCA, Tersimpan Potensi Upside 40 Persen</strong></a></li></ul><h2>1. Mesin Laba Solid, Kredit Tumbuh Kencang</h2><p>Secara umum, kinerja BBCA pada semester pertama 2025 sangat solid. Laba bersih Rp29 triliun (+8% YoY) didorong oleh pertumbuhan laba operasional sebelum provisi (PPOP) yang kuat sebesar 9%, menunjukkan bisnis inti yang sangat sehat.</p><p>Kekuatan utama datang dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh kuat 6,9% dan ekspansi kredit yang masih melaju kencang di angka&nbsp;+12,9%&nbsp;secara tahunan. Fondasi dana murah (CASA) yang mencapai 83% juga berhasil menjaga margin bunga bersih (NIM) tetap stabil.</p><h2>2. Lampu Kuning di Balik Kinerja Solid</h2><p>Namun, ada lampu kuning atau sinyal waspada yang menjadi perhatian para analis. Rasio kredit bermasalah atau NPL tercatat naik menjadi&nbsp;2,2%&nbsp;dari sebelumnya 2,0%. Hal ini membuat biaya kredit (<i>Cost of Credit</i>) tetap tinggi di level 0,5%.</p><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tren-pasar/laba-bbca-tumbuh-solid-tapi-kenapa-analis-soroti-lampu-kuning-ini"><strong>Laba BBCA Tumbuh Solid, Tapi Kamu Perlu Cermati Lampu Kuning Ini</strong></a></li></ul><p>Menyikapi hal ini, manajemen BBCA merevisi naik panduan biaya kreditnya, menandakan sikap yang lebih hati-hati untuk sisa tahun ini. Meskipun begitu, analis Samuel Sekuritas,&nbsp;Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman, mencatat bahwa rasio kredit berisiko (LAR) justru membaik.</p><h2>3. Misteri Pemangkasan Target Harga oleh Samuel Sekuritas</h2><p>Di sinilah letak anomali yang menarik. Meskipun tetap merekomendasikan Buy, perusahaan dengan kode broker IF, justru memangkas&nbsp;target harga&nbsp;BBCA menjadi&nbsp;Rp10.000&nbsp;dari sebelumnya Rp11.500. Apa alasannya?</p><p>Ternyata, pemangkasan ini&nbsp;bukan karena kinerja BBCA yang memburuk, melainkan karena adanya penyesuaian valuasi secara umum di sektor perbankan. Analis menjelaskan bahwa bank-bank lain sedang mengalami penurunan valuasi, sehingga mereka juga menyesuaikan valuasi BBCA agar sejalan.</p><h2>4. Pandangan Konsensus Pasar: Tetap Sangat Bullish</h2><p>Meskipun Samuel Sekuritas melakukan penyesuaian, pandangan konsensus pasar secara umum tetap sangat&nbsp;<i>bullish</i>. Ini menunjukkan kepercayaan yang sangat tinggi terhadap kemampuan BBCA dalam melewati tantangan ke depan.</p><p>Berdasarkan data yang dihimpun oleh Stockbit Sekuritas per 5 Agustus 2025, dari total 37 analis yang mengulas saham ini, sebanyak&nbsp;34 analis&nbsp;memberikan rekomendasi&nbsp;"Buy". Sementara itu, 3 analis lainnya menyarankan "Hold" dan tidak ada satupun yang merekomendasikan "Sell".</p><p>Target harga rata-rata dari para analis tersebut berada di level&nbsp;Rp10.991, dengan estimasi tertinggi bahkan mencapai&nbsp;Rp12.600. Ini menyiratkan adanya potensi kenaikan atau&nbsp;<i>upside</i>&nbsp;yang masih sangat signifikan dari harga saat ini.</p><h2>5. Kenapa BBCA Masih Jadi Pilihan Utama?</h2><p>Meskipun ada lampu kuning dan pemangkasan target harga dari satu sekuritas, BBCA tetap menjadi pilihan utama (<i>top pick</i>) di sektor perbankan. Alasannya, fundamental BBCA dinilai masih yang paling superior dibandingkan para pesaingnya.</p><p>Analis menyoroti beberapa keunggulan utama, di antaranya adalah&nbsp;kualitas aset terbaik,&nbsp;fondasi CASA terkuat,&nbsp;tingkat pengembalian ekuitas (ROE) tertinggi&nbsp;di sektornya, serta kepemimpinannya yang tak terbantahkan di era&nbsp;<i>digital banking</i>.</p>

Suasana pelayanan perbankan di sebuah kantor cabang BCA. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia

Pelayanan BCA - Panji 3.jpg

Saham BBCA dapat rekomendasi 'Beli' meski target harga dipangkas. Pahami kekuatan, risiko, dan prospeknya menurut riset sekuritas terbaru.

Harga Emas Hari Ini

Misteri Target Harga BBCA: Kenapa Dipangkas di Tengah Kinerja Solid?