Tren Pasar

Link Net Jadi Rebutan, Apa Dampaknya Jika WIFI Berhasil Akuisisi?

  • WIFI incar akuisisi Link Net dari Axiata, langkah strategis menuju 40 juta homepass, namun proses masih penuh ketidakpastian.
Gemini_Generated_Image_hlhg07hlhg07hlh.jpeg
Ilustrasi rigths issue WIFI dan TOWR (Dok/ Gemini AI Generated)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Harta karun di industri internet kabel, PT Link Net Tbk (LINK), kini kembali menjadi rebutan. Emiten portofolio Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), mengonfirmasi bahwa mereka sedang dalam proses penawaran (bidding) untuk mengakuisisi saham LINK yang rencananya akan dilepas oleh Axiata Group.

Kabar ini sontak memanaskan kembali perebutan kendali atas salah satu penyedia layanan internet fixed broadbandterbesar di Indonesia. Jika berhasil, langkah ini akan menjadi 'jalan tol' bagi WIFI untuk mengakselerasi target ekspansi super ambisiusnya.

Namun, di tengah keseriusan WIFI, pihak Link Net justru masih memberikan pernyataan yang 'dingin'. Lantas, seberapa besar 'harta karun' ini dan seberapa serius manuver dari emiten milik Hashim Djojohadikusumo? Mari kita bedah tuntas.

1. Manuver WIFI: Incar 'Jalan Tol' Menuju 40 Juta Pelanggan

Bagi WIFI, akuisisi Link Net adalah sebuah 'jalan tol' strategis. Perusahaan diketahui memiliki target ambisius untuk menjangkau 5 juta homepass dalam 12 bulan ke depan, dan bahkan membangun 40 juta homepass dalam lima tahun mendatang. Mengakuisisi LINK akan secara signifikan mempercepat pencapaian target tersebut.

Meskipun begitu, Direktur Solusi Sinergi Digital, Shannedy Ong, masih sangat berhati-hati dalam memberikan detail. Hal ini karena adanya perjanjian kerahasiaan yang mengikat. “Karena kami terikat perjanjian non-disclosure agreementdengan pemegang saham, jadi kami belum bisa memaparkan secara detail,” kata Shannedy dalam public expose, Rabu, 10 September 2025.

2. 'Harta Karun' yang Diperebutkan: Siapa Pemilik LINK Saat Ini?

Link Net saat ini dikendalikan oleh Axiata Group, raksasa telekomunikasi asal Malaysia. Mereka masuk pada tahun 2022 dengan mengakuisisi 66,03% saham dari Grup Lippo senilai total Rp8,72 triliun.

Saat ini, kepemilikan Axiata di dalam LINK mencapai 70,66%. Selain itu, entitas afiliasinya, PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), juga menggenggam 3,9% saham. Sisa saham sebesar 6,22% dimiliki oleh investor publik.

3. Respons 'Dingin' dari Manajemen Link Net

Namun, di tengah keseriusan WIFI, manajemen Link Net justru memberikan respons yang terkesan 'dingin'. Direktur Link Net, Yosafat Marhasak Hutagalung, menyatakan bahwa proses divestasi ini masih berada di tahap yang sangat awal.

Menurutnya, belum ada satu pun keputusan maupun perjanjian yang mengikat terkait keberlanjutan dari transaksi ini. Pernyataan ini seolah ingin meredam spekulasi pasar yang sudah terlanjur memanas.

Manajemen akan memberikan pengumuman lebih lanjut jika ada perkembangan baru. “Tidak terdapat kepastian bahwa potensi transaksi tersebut akan dilaksanakan,” kata Yosafat dalam paparan publik insidentil pada 3 September 2025 lalu.

4. Apa Artinya Ini Bagi Investor?

Bagi investor, 'perang' memperebutkan Link Net ini adalah sentimen yang sangat menarik. Jika WIFI berhasil mengakuisisi, ini akan menjadi game changer yang akan mengubah peta persaingan di industri fixed broadband secara fundamental.

Namun, investor juga perlu waspada. Pernyataan 'dingin' dari manajemen Link Net menunjukkan bahwa proses ini masih panjang dan penuh ketidakpastian. Kunci utamanya adalah menunggu pengumuman resmi untuk mendapatkan kepastian.