JARR, PGUN, TEBE Super Reli: Kekayaan Haji Isam Melesat Nyaris Rp20 Triliun
- Kekayaan Haji Isam melalui saham-saham JARR, PGUN, dan TEBE melonjak jadi Rp25,9 triliun. Hanya dalam sebulan, hartanya bertambah Rp19,8 triliun dari reli harga ketiga emiten tersebut.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Tiga saham yang terafiliasi dengan pengusaha Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam, yakni JARR, PGUN, dan TEBE, kompak mencatatkan Auto Rejection Atas (ARA) pada perdagangan Kamis, 28 Agustus 2025.
Situasi ini disinyalir sebagai efek Haji Isam, setelah pengusaha asal Kalimantan sekaligus pengendali ketiga emiten tersebut baru saja menerima tanda kehormatan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Prabowo Subianto pada 25 Agustus 2025.
Namun jauh sebelum penganugerahan itu, saham JARR, TEBE, dan PGUN sudah lebih dulu menjadi sorotan di Bursa Efek Indonesia lantaran reli fantastis sejak pertengahan Juli 2025. Padahal, sejak awal tahun harga ketiganya cenderung bergerak sideways.
Tak ayal, kombinasi antara reli harga yang telah berlangsung dan tambahan sentimen positif dari penghargaan ini membuat kekayaan Haji Isam melonjak signifikan. Pertanyaannya, seberapa besar lonjakan tersebut dan bagaimana fundamental di balik masing-masing emiten?
1. Jejak Kepemilikan Haji Isam di Tiga Emiten
Untuk memahami skala kepemilikannya, penting untuk melihat bagaimana Haji Isam mengendalikan ketiga emiten ini. Kepemilikannya bersifat tidak langsung, terstruktur melalui serangkaian perusahaan induk dan anggota keluarga yang menjadi representasinya di dalam perusahaan.
Di PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), kendali dipegang melalui PT Eshan Agro Sentosa, di mana putranya, Jhony Saputra, memiliki 99,9% saham. Entitas ini menggenggam 7,99 miliar lembar atau 86,64% saham JARR.
Sementara di PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN), kendali berada di tangan kedua anaknya melalui dua perusahaan induk. Keduanya secara gabungan menguasai 4,4 miliar lembar atau 76,69% saham PGUN. Terakhir, di PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE), ia menguasai 988,33 juta lembar saham.
2. Rapor Cuan: Kekayaan Melejit Rp19,86 Triliun
Sebelum reli dimulai pada pertengahan Juli 2025, total nilai kepemilikan keluarga Haji Isam di tiga emiten ini diperkirakan sekitar Rp6,04 triliun. Angka ini dihitung berdasarkan harga saham saat masih bergerak datar atau sideways.
Namun, setelah reli fantastis hingga hari ini, Kamis, 28 Agustus 2025, total nilai kepemilikan tersebut kini telah meroket menjadi Rp25,83 triliun. Artinya, hanya dalam kurun waktu sekitar satu bulan, kekayaannya bertambah Rp19,86 triliun.
Lonjakan terbesar disumbang oleh JARR, di mana nilai kepemilikannya bertambah Rp13,30 triliun. Disusul oleh PGUN sebesar Rp10,87 triliun, dan TEBE sebesar Rp1,66 triliun, sebuah keuntungan yang sangat luar biasa dalam waktu singkat.
3. Bensin Fundamental di Balik JARR dan PGUN
Reli pada saham JARR dan PGUN ternyata tidak hanya didorong oleh sentimen. Keduanya memiliki fundamental yang sangat solid, diuntungkan oleh momentum positif di sektor kelapa sawit. Kinerja keuangan keduanya pada semester I-2025 sangat impresif.
JARR, yang memiliki bisnis hingga ke hilir biodiesel, berhasil mencatatkan laba bersih Rp160,39 miliar, melonjak 82,57%. Kinerja solid inilah yang menopang harganya hingga kini bertengger di level Rp1.665 per saham, naik dari level Rp400-an.
Kinerja PGUN bahkan lebih gila lagi, dengan laba bersih meroket 690,25% menjadi Rp83,53 miliar. Fondasi fundamental yang super kuat inilah yang mendorong harganya terbang eksponensial dari level Rp500-an hingga kini mencapai Rp2.470 per saham.
4. Anomali Saham TEBE: Kinerja Turun, Harga Justru Terbang
Fenomena berbeda terjadi pada TEBE, emiten pelabuhan batu bara. Meskipun fundamentalnya turun, harga sahamnya justru melesat 180% sejak pertengahan Juli, dari level Rp650-an hingga kini mencapai Rp1.750 per saham, murni didorong oleh sentimen.
Pada paruh pertama tahun ini, pendapatan TEBE tercatat turun -23,60% menjadi Rp170,93 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersihnya pun ikut terkoreksi secara signifikan sebesar -35,50% menjadi hanya Rp27,57 miliar.
Ini menunjukkan bahwa kenaikan harga saham TEBE murni didorong oleh sentimen positif yang melekat pada figur Haji Isam. Pergerakan harganya tidak sejalan dengan fundamental bisnis perusahaan yang sebenarnya sedang dalam tren pelemahan kinerja.
5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?
Fenomena tiga saham Haji Isam ini memberikan pelajaran yang sangat penting. Sentimen positif, seperti penganugerahan Bintang Mahaputera, terbukti bisa menjadi bensin yang sangat kuat untuk mendorong harga saham dalam jangka pendek, bahkan terkadang mengalahkan fundamental.
Namun, investor perlu tetap bijak dalam mengambil keputusan. Reli yang didukung oleh fundamental kuat seperti yang terjadi pada saham JARR dan PGUN tentu memiliki fondasi yang lebih kokoh dan berkelanjutan untuk jangka panjang.
Sebaliknya, reli yang murni didorong oleh sentimen seperti pada saham TEBE memiliki tingkat risiko yang jauh lebih tinggi. Investor harus sangat berhati-hati karena harganya bisa berbalik arah dengan cepat jika sentimen positifnya mulai mereda.

Alvin Bagaskara
Editor
