IHSG Tembus Rekor 8.125, Analis Unggulkan SSIA, MEDC, dan LSIP
- Pasar saham bergairah usai asing borong Rp5,5 triliun. Analis rekomendasikan SSIA, MEDC, dan LSIP dengan prospek positif dari ekspansi BYD, lonjakan harga minyak, dan tren penguatan CPO.

Ananda Astri Dianka
Author


JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor penutupan tertinggi sepanjang masa di level 8.125 pada perdagangan Selasa (23/9). Kenaikan sebesar 1,06% itu ditopang derasnya arus beli asing yang mencatat net buy jumbo Rp5,5 triliun. Lonjakan ini mengangkat tiga sektor utama: material dasar (2,84%), energi (2,27%), serta properti & real estat (2,2%).
Di tengah reli tersebut, tim analis Bareksa merekomendasikan tiga saham yang dinilai masih punya ruang menguat, yakni PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).
1. SSIA: Didukung Sentimen BYD di Subang Smartpolitan
Harga saham SSIA melesat 7,8% ke Rp1.865 pada Selasa (23/9). Emiten properti dan kawasan industri ini direkomendasikan beli untuk trading dengan area masuk Rp1.800–Rp1.865, target ambil untung Rp1.950–Rp2.000, serta stop rugi di Rp1.720.
Sentimen positif datang dari kabar ekspansi BYD, raksasa otomotif asal Tiongkok, yang memborong lahan di kawasan Subang Smartpolitan, Jawa Barat. Saat ini BYD tercatat sebagai tenant terbesar dengan alokasi lahan 108 hektare untuk pabrik kendaraan listrik dan baterai, serta berpotensi menambah kepemilikan lahan.
2. MEDC: Diuntungkan Kenaikan Harga Minyak Dunia
Saham MEDC turun tipis 0,38% ke Rp1.310 pada Selasa (23/9). Namun, analis merekomendasikan beli untuk trading dengan rentang masuk Rp1.280–Rp1.310, target ambil untung Rp1.350–Rp1.400, dan stop rugi di Rp1.200.
Katalis positif berasal dari harga minyak global yang kembali menguat. Minyak WTI mendekati US$64 per barel dan Brent menembus US$67, dipicu tensi geopolitik akibat retorika keras Presiden AS Donald Trump terhadap Rusia serta potensi pembatasan ekspor solar oleh Rusia setelah infrastruktur energinya diserang drone Ukraina. Ketidakpastian pasokan global diperkirakan menjadi penopang harga minyak, sekaligus menguntungkan MEDC.
3. LSIP: Prospek CPO Masih Menarik
Harga saham LSIP stagnan di Rp1.335 pada perdagangan Selasa (23/9). Meski demikian, rekomendasi beli untuk trading tetap diberikan dengan area masuk Rp1.310–Rp1.335, target ambil untung Rp1.360–Rp1.380, serta stop rugi di Rp1.280.
Emiten perkebunan ini mendapat dukungan dari prospek harga minyak sawit mentah (CPO) yang diproyeksi bisa naik ke level MYR5.000 per ton. Walau sempat terkoreksi 2,3% ke MYR4.341 per ton akibat pelemahan harga minyak kedelai global menyusul kebijakan Argentina yang menghapus bea keluar ekspor biji-bijian, tren jangka menengah CPO masih berpotensi menguat berkat ekspor yang solid dan permintaan global yang meningkat.
Secara teknikal, IHSG saat ini berada di zona jenuh beli (overbought). Hal ini membuka peluang terjadinya konsolidasi jangka pendek atau koreksi terbatas. Namun, selama IHSG mampu bertahan di atas support 7.680, tren kenaikan dinilai masih terjaga dengan potensi menuju area 8.200–8.300.
Untuk perdagangan hari ini, Selasa (24/9), IHSG diperkirakan bergerak di rentang support 8.040 dan resistance 8.150, dengan peluang menutup perdagangan di level lebih tinggi. Sementara itu, nilai tukar rupiah ditutup melemah 60 poin ke Rp16.665 per dolar AS.

Ananda Astri Dianka
Editor
