Tren Pasar

IHSG Rebound Dipimpin Saham BBCA Cs, Efek Ekspektasi Suku Bunga?

  • Saham BBCA, BBRI, BBNI kompak rebound dan topang IHSG. Pahami katalis utama dari ekspektasi penurunan suku bunga BI dan rekomendasi sahamnya.
Aktifitas Bursa Saham - Panji 3.jpg
Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham-saham di sektor perbankan, khususnya bank berkapitalisasi besar, mencatatkan penguatan signifikan pada perdagangan hari ini, Senin, 20 Oktober 2025. Penguatan ini terjadi setelah mayoritas saham tersebut mengalami pelemahan tajam pada akhir pekan lalu.

Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi pasar terhadap Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pekan ini. Pelaku pasar kini berada dalam posisi wait and see, mengantisipasi adanya pemangkasan suku bunga acuan yang dinilai dapat menjadi katalis positif lanjutan.

Kondisi tersebut turut mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke zona hijau. Hingga pukul 10.10 WIB, IHSG tercatat menguat 1,41% atau naik 111,44 poin ke level 8.027,09 dari penutupan Jumat, 17 Oktober di level 7.915,65.

1. Reli Sektor Perbankan Topang IHSG

Saham-saham perbankan besar yang tertekan pekan lalu kini berbalik arah. Mengacu data akhir pekan lalu, Jumat, 17 Oktober, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ditutup di level Rp7.500. BBRI dan BBNI masing-masing ditutup di harga Rp3.500 dan Rp3.800.

Hal yang sama juga dialami oleh saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang berada di level Rp4.050. Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mengakhiri pekan di Rp1.140 dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) di level Rp2.520.

Seolah mendapat angin segar, pada perdagangan hari ini, seluruh saham perbankan tersebut kompak melesat. Hingga pukul 10.05 WIB, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memimpin penguatan dengan terbang 6,32% ke posisi Rp4.040.

Kenaikan juga dialami PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang melesat 5,14% ke Rp3.680. Saham BBCA melonjak 5,00% ke level Rp7.875, sementara BMRI terapresiasi 4,44% ke Rp4.230.

Penguatan juga diikuti oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang naik 5,26% ke Rp1.200, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang menanjak 5,56% ke Rp2.660. Respons positif ini mendorong IHSG naik 1,41% ke level 8.027,09.

2. Katalis Utama: Ekspektasi Penurunan Suku Bunga BI

Katalis utama di balik optimisme pasar ini adalah ekspektasi terhadap Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia. Analis Equity IPOT, Indri Liftiany, menyebut konsensus meyakini BI akan kembali melonggarkan kebijakan moneternya pekan ini.

“Konsensus meyakini BI akan menurunkan suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 4,5 persen, menandakan kelima kalinya bank sentral memangkas suku bunga,” ucap Indri Liftiany, menjelaskan pemicu utama rebound di sektor perbankan.

3. Peluang di Tengah Koreksi (Bottom Fishing)

Koreksi tajam sebesar 4,14% yang menekan IHSG pekan lalu, kini justru dilihat sebagai sebuah peluang. Analis IPOT, Indri Liftiany, menilai ini adalah momentum yang tepat bagi investor untuk melakukan bottom fishing atau akumulasi beli di harga rendah.

“Pelaku pasar kemungkinan besar akan memanfaatkan kondisi market yang sudah terkoreksi untuk mulai mengoleksi saham-saham bervaluasi menarik (bottom fishing methode),” ujar Indri, mengindikasikan bahwa pelemahan pekan lalu adalah sebuah koreksi teknikal yang wajar.

4. Rekomendasi Saham Pilihan IPOT

IPOT secara spesifik memberikan rekomendasi teknikal untuk saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Saham ini direkomendasikan Buy di harga Rp7.500, dengan target harga di Rp7.800, menyiratkan potensi kenaikan 4,0%.

Saham BBCA dinilai berisiko rendah dan berpotensi rebound setelah investor asing terpantau mulai melakukan pembelian kecil. Level stop loss untuk saham ini disarankan di bawah level harga Rp7.350 per lembar saham.

Pilihan kedua jatuh pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Saham ini disarankan Buy on Breakout jika harga berhasil menembus Rp1.160, dengan target harga di Rp1.230, atau potensi kenaikan 6,0%.

BBTN dinilai akan menjadi salah satu penerima manfaat utama dari pemangkasan suku bunga Bank Indonesia. Level stop loss untuk perdagangan saham ini disarankan di bawah harga Rp1.130 per lembar saham.

5. Prospek IHSG ke Depan

Secara keseluruhan, penguatan hari ini berhasil membawa IHSG kembali ke atas level psikologis 8.000. Sebelumnya, Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, mengatakan peluang rebound ini akan lebih terbuka jika IHSG mampu bertahan di level tersebut.

Meski demikian, ia tetap mewaspadai potensi pengujian level support di kisaran 7.725 jika rebound hari ini gagal bertahan. “Investor disarankan untuk tetap mencermati hasil Rapat Dewan Gubernur BI sebagai penentu arah pasar selanjutnya,” tandas Ratna.