IHSG Naik Berkali Lipat di Era Purbaya, Asing Mulai Percaya Ekonomi RI?
- IHSG tercatat naik 21-22% di era Menkeu Purbaya. Simak analisis di balik kenaikan ini dan proyeksi ambisius IHSG 'To The Moon' menuju level 35.000.

Alvin Bagaskara
Author

JAKARTA, TRENASIA.ID – Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan rekor impresif sepanjang tahun berjalan hingga awal Desember 2025. Data pasar menunjukkan indeks komposit berhasil tumbuh signifikan di kisaran 21% hingga 22% di bawah pengawalan kebijakan ekonomi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Lonjakan ini bukan sekadar angka statistik, melainkan cerminan kepercayaan pasar terhadap arah kebijakan fiskal pemerintah baru. Investor domestik maupun asing mulai merespons positif berbagai langkah strategis yang dinilai mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan global.
Merespons data tersebut, Menkeu Purbaya menanggapi dengan santai namun optimis mengenai prospek jangka panjang. Ia menilai kenaikan ini sebagai indikator awal dari siklus ekspansi ekonomi yang lebih besar, yang diprediksi bisa membawa IHSG terbang lebih tinggi lagi.
1. Fakta Kenaikan 21% - 22%
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia mencatat tren positif yang sangat kuat sepanjang tahun berjalan. Indeks harga saham gabungan dilaporkan mengalami kenaikan signifikan sebesar 22% atau setidaknya 21% selama masa jabatan Menteri Keuangan saat ini. "IHSG sampai awal Desember naik 22%," bunyi data tersebut.
Menkeu Purbaya menanggapi data statistik tersebut dengan sikap yang cukup rendah hati. Ia menyebut pencapaian dua digit ini bukan semata-mata klaim keberhasilan pribadi, melainkan mekanisme pasar yang wajar saat merespons kebijakan. "Nggak ada artinya. Itu memang kebetulan saja," ujar Menkeu Purbaya dalam Outlook Economic 2026 yang disiarkan pada Youtube Kompas TV pada Rabu, 17 Desember 2025.
Namun, angka pertumbuhan ini menjadi validasi penting bagi arah kebijakan ekonomi pemerintah. Pasar modal tidak bergerak tanpa alasan fundamental dan kenaikan ini mengonfirmasi bahwa investor merasa nyaman dengan stabilitas yang tercipta. "Pasar itu isinya banyak orang pintar juga," tambahnya.
2. Kepercayaan Asing pada Target 8%
Kenaikan indeks saham sebesar 21% ini didorong oleh perubahan persepsi investor asing secara masif. Sebelumnya, banyak pihak luar negeri yang skeptis terhadap target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo. "Tadinya mereka bilang 8% Prabowo tuh enggak mungkin," ungkap Purbaya.
Pandangan skeptis tersebut perlahan berubah arah setelah melihat realisasi kebijakan yang solid. Investor global kini menilai bahwa target pertumbuhan tinggi tersebut memiliki landasan yang masuk akal dan bisa dieksekusi pemerintah. "Mereka melihat langkah langkah seperti apa," jelasnya.
Aliran modal asing yang masuk ke bursa saham menjadi bukti nyata kepercayaan tersebut pulih. Analis pasar modal yang cerdas mampu membaca proyeksi perbaikan ekonomi satu hingga dua tahun ke depan yang menjanjikan. "Kalau begini caranya, 8% bukan enggak mungkin," tirunya.
3. Analisis 'To The Moon' Menuju 35.000
Kenaikan 21% saat ini dinilai baru permulaan dari siklus ekspansi jangka panjang yang lebih besar. Istilah populer aset kripto digunakan untuk menggambarkan potensi indeks yang bisa naik berlipat ganda mengikuti siklus bisnis. "Ya saya tiru saja, to the moon," canda Purbaya.
Berdasarkan data historis ekonomi, indeks saham bisa naik berkali-kali lipat dari titik terendah. Potensi kenaikan ini dihitung berdasarkan siklus ekspansi ekonomi yang biasanya berlangsung selama 7 hingga 10 tahun penuh. "Berapa kali sih IHSG itu naik? Ya bisa 4-5 kali," hitungnya.
Proyeksi optimis menempatkan target indeks bisa menembus level puluhan ribu pada akhir dekade ini. Angka ini didapat dari kalkulasi pengali pertumbuhan selama fase ekspansi ekonomi nasional terjaga dengan baik hingga 2030. "Berarti bisa 32.000 sampai 35.000," tegas Purbaya.
4. Pelajaran Sejarah bagi Investor
Target puluhan ribu mungkin terdengar mustahil saat ini, sama seperti keraguan di masa lalu. Pelaku pasar pernah meragukan indeks bisa naik dari level 200, lalu ke 1.000, hingga menembus 5.000. "Waktu mau ke 5.000 juga dibilang enggak mungkin," kenangnya.
Kenaikan 21% yang terjadi saat ini adalah bukti keraguan pasar bisa dipatahkan kinerja riil. Pengamat pasar modal diingatkan untuk memahami konteks ekonomi makro agar tidak ketinggalan momentum pertumbuhan perusahaan di bursa. "Pengamat pasar modal harus mengerti ekonomi juga sedikit," saran Menkeu.
Investor disarankan untuk memegang teguh strategi investasi jangka panjang, minimal enam tahun ke depan. Membeli saham perusahaan fundamental bagus di awal siklus ekspansi hampir pasti memberikan keuntungan signifikan bagi portofolio. "Invest jangka panjang sampai 6 tahun ke depan, hampir pasti untung," pungkasnya.

Alvin Bagaskara
Editor