Tren Pasar

Gelontoran Dana Pemerintah Buat Saham BBTN Jadi Mesin Cuan

  • Saham BBTN jadi primadona bank Himbara, naik 10,79% selama satu minggu terakhir. Ini merespons suntikan dana jumbo Rp200 triliun dari pemerintah. Analis prediksi potensi cuan berlanjut.
IMG_5330.jpeg
Gedung PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau Bank BTN (Dok/BTN)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) selama satu minggu terakhir menjadi primadona di antara saham bank Himbara lainnya. Tak tanggung-tanggung, saham yang identik dengan perumahan ini melejit 10,79%, bahkan sukses membentuk level tertinggi baru tahun ini di Rp1.450 per saham.

Pemicu utama pesta pora ini adalah dana baru dari Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, yang siap menyuntikkan dana jumbo ke perbankan. Langkah ini sontak menjadi sentimen super positif, memulihkan kepercayaan pasar yang sempat goyah setelah gejolak politik beberapa waktu lalu.

Lantas, seperti apa detail dari kebijakan stimulus ini? Dan seberapa besar lagi potensi cuan yang tersimpan di saham yang menggunakan kode emiten BBTN ini menurut para analis? Mari kita bedah tuntas analisis lengkapnya.

1. Dana Pendorong: Suntikan Dana Rp200 Triliun

Katalis paling kuat yang membakar semangat investor adalah pernyataan dari Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. Pemerintah berencana mengucurkan dana sebesar Rp200 triliun yang berasal dari kas negara menganggur ke dalam sistem perbankan milik negara atau Himbara.

Ini bukan pinjaman, melainkan simpanan dalam bentuk On Call Deposits yang bertujuan untuk memperkuat likuiditas bank dan mendorong penyaluran kredit. Dana ini akan ditempatkan di BRI, Bank Mandiri, dan BNI masing-masing sebesar Rp55 triliun, BSI Rp10 triliun, dan BTN sebesar Rp25 triliun.

Aturan mainnya sangat krusial: dana ini dilarang digunakan untuk membeli SBN atau SRBI. Tujuannya adalah untuk memaksa bank agar menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit ke sektor riil. “Jadi kita memaksa market mekanisme berjalan,” jelas Purbaya belum lama ini.

2. Kenapa BBTN Jadi Penerima Manfaat Terbesar?

Di antara semua bank Himbara, BBTN dinilai menjadi penerima manfaat terbesar. Analis BRI Danareksa Sekuritas, Naura Reyhan Muchlis dan Victor Stefano, menyebut suntikan dana ini berpotensi memangkas biaya dana (cost of fund) BBTN secara signifikan.

Rasio dana pemerintah yang ditempatkan di BBTN setara dengan 6,2% dari total dana pihak ketiga, porsi terbesar dibandingkan bank lain. Ini berpotensi menekan biaya dana yang selama ini berada di atas 4% dan mengerek naik margin bunga bersih (NIM).

“Berdasarkan analisis kami, jika bank tidak diwajibkan mengejar pertumbuhan kredit, mereka berpotensi menurunkan biaya dana sebesar 1–13 bps, dengan BBTN sebagai penerima manfaat terbesar,” tulis riset BRI Danareksa pada Selasa, 16 September 2025. 

3. Validasi dari Pakar Pasar Modal

Pandangan ini juga diamini oleh Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto. Ia menghitung bahwa suntikan dana Rp25 triliun ini berpotensi memberikan tambahan laba bersih bagi BBTN sebesar 14,29% dari total laba bersih tahun 2024.

Menurutnya, gelontoran dana ini secara umum akan menjadi sentimen yang sangat positif bagi perekonomian. Dana ini tidak hanya akan menekan bunga kredit, tetapi juga berpotensi membuat bunga deposito ikut turun.

“Secara umum gelontoran dana pemerintah ke bank untuk disalurkan menjadi kredit menjadi sentimen positif terhadap ekonomi,” tulisnya dalam unggahan di media sosialnya dikutip TrenAsia pada Selasa, 16 September 2025. 

4. Analis Balik Arah 180 Derajat

Sentimen super positif ini membuat para analis ramai-ramai balik arah. Samuel Sekuritas, misalnya, secara dramatis merevisi rekomendasinya untuk saham BBTN dari sebelumnya sell menjadi buy dengan target harga baru yang jauh lebih tinggi, yaitu di Rp1.600.

Target baru ini menyiratkan adanya potensi keuntungan atau upside hingga 25% dari harga penutupan kemarin di Rp1.280. Revisi ini menunjukkan betapa besarnya dampak dari kombinasi antara stimulus pemerintah dan perbaikan fundamental internal perusahaan.

Rekomendasi ini juga mempertimbangkan kenaikan target pertumbuhan kredit perusahaan untuk tahun ini menjadi 7–9%. Target ini didukung oleh program andalan pemerintah seperti FLPP dan skema baru KUR Perumahan.

5. Fondasi Kuat dari Kinerja Paruh Pertama 2025

Optimisme analis ini juga didasari oleh fondasi kinerja keuangan yang sangat solid. Pada semester I-2025, BBTN berhasil membukukan laba bersih Rp1,7 triliun, tumbuh 13,6% secara tahunan, menunjukkan mesin bisnisnya berjalan sangat efisien.

Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh lonjakan Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang meroket 55,1%. Kinerja yang solid inilah yang menjadi bukti bahwa BBTN berada di jalur yang tepat, bahkan sebelum disiram stimulus jumbo dari pemerintah.

Analis Samuel Sekuritas, Brandon Boedhiman dan Prasetya Gunadi, juga menyoroti bahwa katalis utama saham BBTN datang dari pemangkasan suku bunga acuan BI yang akan menurunkan biaya dana, sehingga NIM diperkirakan tetap meningkat hingga akhir tahun.