Tren Pasar

Euforia IPO EMAS: Debut Saham Langsung ARA, Investor Bertaruh pada Tambang Emas Prospektif

  • Saham Merdeka Gold Resources (EMAS) debut di BEI langsung Auto Rejection Atas, investor berebut saham tambang emas potensial meski kinerja perusahaan masih defisit. Simak potensi Proyek Emas Pani dan alokasi dana IPO Rp4,65 triliun.
<p>Presiden Direktur MDKA Albert Saputro memberikan pemaparan pada public expose usai pelaksanaan RUPST dan RUPSLB MDKA di Jakarta, Selasa, 25 Mei 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>

Presiden Direktur MDKA Albert Saputro memberikan pemaparan pada public expose usai pelaksanaan RUPST dan RUPSLB MDKA di Jakarta, Selasa, 25 Mei 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

(Istimewa)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Pesta pora terjadi di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. Saham anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Merdeka Gold Resources Tbk, yang resmi melantai dengan kode saham EMAS, langsung 'mengamuk' dan ditutup terkunci di batas atas.

Pada debut perdananya, Selasa, 23 September 2025, saham EMAS sukses mencatatkan Auto Rejection Atas (ARA) dengan lonjakan 25% ke level Rp3.600 per saham. 'Perang' perebutan saham ini tak terhindarkan, mengingat antusiasme investor yang luar biasa besar sejak masa penawaran.

Namun, di balik euforia ini, ada sebuah paradoks yang sangat tajam. Perusahaan tambang emas yang sahamnya 'diperebutkan' ini ternyata secara fundamental masih terus membukukan kerugian. Lantas, apa yang sebenarnya membuat investor begitu bernafsu?

1. 'Perang' di Masa Penawaran: Oversubscribed 4,6 Kali

Antusiasme pasar terhadap IPO EMAS sudah terlihat sejak masa penawaran umum. Prospektus mencatat, saham ini mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 4,62 kali. Total pesanan yang masuk mencapai 7,48 miliar saham, jauh melampaui 1,61 miliar saham yang ditawarkan.

Dengan harga penawaran yang dipatok di Rp2.880 per saham, EMAS berhasil meraup dana segar senilai total Rp4,65 triliun. Animo yang sangat tinggi inilah yang menjadi 'bensin' utama yang mendorong harga sahamnya langsung ARA pada hari pertama perdagangan.

2. Jualan Mimpi Harta Karun Emas Pani

Jawaban utamanya adalah, investor tidak ditawari keuntungan saat ini, melainkan 'mimpi' atau potensi masa depan dari aset utamanya: Proyek Emas Pani. Berlokasi di Gorontalo, tambang ini digadang-gadang akan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia.

  • Baca Juga: BSI (BRIS) Tancap Gas: Laba Naik, Aset Tembus Rp401 Triliun, Likuiditas Makin Perkasa

Proyek ini diperkirakan memiliki kandungan lebih dari 7 juta ons emas dengan umur tambang yang bisa mencapai puluhan tahun. Inilah aset kelas dunia yang menjadi 'harta karun' sesungguhnya, yang nilainya akan coba 'dibuka' (unlock value) melalui proses IPO ini.

3. Realita Saat Ini: Kinerja Masih Berdarah-darah

Namun, investor perlu menyadari realita saat ini. Merdeka Gold Resources belum mencatatkan keuntungan. Sepanjang tahun 2024, perusahaan membukukan rugi bersih US$12,7 juta, membengkak dari rugi US$6,83 juta pada 2023.

Tren ini berlanjut hingga kuartal pertama 2025. Rugi bersih periode berjalan tercatat sebesar US$9,21 juta, semakin dalam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya rugi US$4,17 juta. Ini adalah risiko yang harus dipertimbangkan.

4. Untuk Apa Dana Triliunan Rupiah Ini?

Dana segar hasil IPO akan dialokasikan untuk beberapa tujuan utama. Sebesar Rp329,2 miliar akan disuntikkan sebagai modal kerja ke anak usahanya, PT Pani Bersama Tambang, untuk membiayai operasional.

Jumlah yang sama, Rp329,2 miliar, juga akan diberikan dalam bentuk pinjaman kepada PT Puncak Emas Tani Sejahtera. Sisa dana IPO yang terbesar, yaitu Rp3,88 triliun, akan digunakan untuk membayar lebih awal utang kepada induk usahanya, MDKA.

5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?

Bagi investor, IPO EMAS adalah sebuah investasi high-risk, high-reward. Anda tidak membeli kinerja masa lalu, melainkan bertaruh pada potensi masa depan dari Proyek Emas Pani dan tren kenaikan harga emas global yang masih positif.

Debut yang langsung ARA menunjukkan besarnya optimisme pasar. Namun, perlu dicatat bahwa sebagian besar dana IPO digunakan untuk restrukturisasi utang internal, bukan untuk ekspansi besar-besaran. Investor kini akan mencermati bagaimana perusahaan akan menyeimbangkan antara potensi aset raksasanya dengan kondisi keuangannya saat ini.