Emiten Batu Bara Ini Bakal Untung Besar 2026, Apa Pemicunya?
- Kenapa saham RMKE diprediksi panen laba jumbo 2026? Simak analisis efisiensi logistik kereta dan dampak ekspansi PTBA bagi kinerja emiten ini.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – PT RMK Energy Tbk (RMKE) diprediksi akan mencatatkan lonjakan laba signifikan pada tahun 2026 mendatang. Perusahaan logistik batu bara terintegrasi ini memiliki posisi strategis di wilayah Sumatra Selatan yang kaya sumber daya. Potensi keuntungan saham perseroan dinilai sangat menjanjikan bagi para investor yang mencari pertumbuhan jangka panjang.
Emiten ini beroperasi di koridor vital yang dikelilingi oleh belasan tambang batu bara produktif. Lokasi strategis tersebut membuka peluang monetisasi cadangan batu bara dalam jumlah yang sangat besar di masa depan. RMKE menjadi pemain kunci dalam rantai pasok energi nasional berkat infrastruktur logistik yang mereka miliki.
Analis pasar modal melihat adanya ketimpangan produksi antara pulau Sumatra dan Kalimantan sebagai peluang emas. Kendala geografis yang selama ini menghambat produksi di Sumatra justru menjadi keunggulan kompetitif bagi RMKE. Solusi logistik terintegrasi yang ditawarkan perseroan menjadi jawaban atas tantangan distribusi di wilayah tersebut.
- Baca Juga: 5 Saham Multibagger 2025: UDNG hingga BUVA
1. Potensi Cadangan Jumbo
RMK Energy memiliki akses eksklusif terhadap potensi monetisasi dari 19 tambang batu bara di sekitarnya. Total cadangan batu bara yang tersedia di kawasan operasional tersebut mencapai angka fantastis 6.932 juta ton. Kekayaan sumber daya alam ini menjamin keberlangsungan pasokan kargo bagi lini bisnis logistik perseroan.
Besarnya cadangan tersebut memberikan kepastian volume angkutan jangka panjang bagi kinerja operasional perusahaan logistik ini. Posisi RMKE sebagai mitra strategis bagi pemilik tambang memperkuat dominasinya di wilayah Sumatra Selatan. Perseroan terus berupaya mengoptimalkan aset infrastruktur guna memaksimalkan penyerapan produksi dari tambang-tambang mitra tersebut.
2. Kesenjangan Produksi Sumatra
Pulau Sumatra tercatat menyumbang sekitar 38,4 persen dari total cadangan batu bara nasional saat ini. Angka tersebut memang masih di bawah Kalimantan yang mendominasi cadangan nasional sebesar 60 persen. Namun kontribusi produksi aktual Sumatra baru mencapai 18 persen dibandingkan Kalimantan yang sudah menembus 82 persen.
Ketimpangan antara besarnya cadangan dan minimnya realisasi produksi ini disebabkan oleh tantangan medan geografis. Wilayah berbukit serta keterbatasan akses menuju pelabuhan menjadi hambatan utama bagi para penambang di Sumatra. Kondisi ini menciptakan celah pasar yang sangat besar bagi penyedia jasa logistik terintegrasi seperti RMKE.
3. Efisiensi Logistik Kereta
Model bisnis logistik RMKE yang berbasis kereta api menawarkan keunggulan struktur biaya yang sangat kompetitif. Tarif angkutan kereta api berada di kisaran Rp806 hingga Rp922 per ton untuk setiap kilometernya. Harga ini jauh lebih efisien dibandingkan biaya angkutan darat konvensional yang membebani margin penambang.
Biaya angkutan jalan swasta tercatat mencapai sekitar Rp1.200 per ton per kilometer belum termasuk biaya tol. Selisih harga yang signifikan ini membuat layanan RMKE menjadi pilihan utama bagi produsen batu bara. Efisiensi biaya logistik merupakan faktor krusial dalam menjaga profitabilitas industri pertambangan di tengah fluktuasi harga.
4. Katalis Ekspansi PTBA
Prospek pertumbuhan volume jangka panjang RMKE turut ditopang oleh rencana ekspansi agresif PT Bukit Asam Tbk. Emiten pelat merah tersebut menargetkan peningkatan produksi batu bara dari 43 juta ton pada 2024. Target produksi ambisius ini dipatok menembus angka 100 juta ton pada tahun 2030 mendatang.
Peningkatan produksi PTBA secara otomatis akan mendongkrak kebutuhan jasa angkutan batu bara di wilayah tersebut. Sinergi antara RMKE dan PTBA menjadi katalis positif bagi pertumbuhan pendapatan kedua belah pihak. Kesiapan infrastruktur RMKE memegang peranan vital dalam mendukung realisasi target produksi nasional yang terus meningkat.
5. Rekomendasi Analis MNC
Analis MNC Sekuritas Raka Junico menilai bahwa RMKE memiliki visibilitas pendapatan yang sangat solid ke depan. Riset terbaru menyebutkan bahwa perseroan diperkirakan akan meraup keuntungan besar pada tahun buku 2026 nanti. Proyeksi ini didasarkan pada kombinasi efisiensi operasional dan peningkatan volume angkut yang berkelanjutan.
Saham RMKE dinilai memiliki valuasi yang menarik dengan potensi kenaikan harga yang tergolong cukup besar. Investor disarankan untuk mencermati perkembangan kinerja operasional perseroan dalam merealisasikan target volume angkutan tahunan. Sentimen positif dari sektor energi dan infrastruktur logistik menjadi pendorong utama pergerakan harga saham emiten ini.

Alvin Bagaskara
Editor
