Tren Pasar

Ekspansi Geothermal Dorong Prospek Jangka Panjang BREN, Target Saham Segini!

  • Fenomena harga saham 'tertidur' padahal prospeknya diramal 'meledak' ini tentu memicu pertanyaan besar. Lantas, apa 'harta karun' tersembunyi yang dilihat oleh analis di balik saham BREN? Mari kita bedah tuntas.
2023_10_03_142887_1696302352._large.jpg
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) (Dok/Ist)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), 'permata' energi hijau milik Prajogo Pangestu, kini menyajikan sebuah anomali yang sangat menarik. Di satu sisi, harga sahamnya cenderung stagnan, bahkan terkoreksi 1,35% sejak awal tahun (year-to-date), ditutup di level Rp9.150 pada sesi I hari ini, Senin, 20 Oktober 2025.

Namun di sisi lain, Sucor Sekuritas baru saja merilis riset super bullish yang memproyeksikan masa depan perusahaan ini akan sangat cerah. Analis Sucor dengan berani menyematkan rekomendasi "Buy" dengan target harga yang fantastis, yaitu di level Rp19.800 per saham.

Fenomena harga saham 'tertidur' padahal prospeknya diramal 'meledak' ini tentu memicu pertanyaan besar. Lantas, apa 'harta karun' tersembunyi yang dilihat oleh analis di balik saham BREN? Mari kita bedah tuntas.

1. 'Harta Karun' Tersembunyi: Misi Menjadi Raksasa Geothermal Asia

'Harta karun' utama yang menjadi dasar optimisme analis adalah rencana ekspansi BREN yang sangat agresif. Analis Sucor Sekuritas, Andreas Yordan Tarigan, memproyeksikan kapasitas terpasang BREN akan meningkat tiga kali lipatdari 961 MW pada 2024 menjadi 2,8 GW pada 2032.

Ekspansi raksasa inilah yang akan mengukuhkan posisi BREN, tidak hanya sebagai operator geothermal terbesar di Indonesia, tetapi juga sebagai pusat energi hijau di Asia Tenggara.

“Keyakinan [target harga] kami didorong oleh kombinasi menarik dari tiga kali ekspansi kapasitas, visibilitas laba yang kuat... serta arus kas yang tangguh dengan margin solid,” ujar Andreas dalam risetnya yang terbit pada 3 Oktober 2025.

2. 'Mesin Uang' Masa Depan: Proyek Hamiding & Suoh Sekincau

'Mesin uang' baru ini akan datang dari dua proyek geothermal raksasa. Pertama, proyek Hamiding di Maluku Utara (potensi 275–550 MW), yang pada hari ini baru saja memulai pengeboran sumur eksplorasi perdananya.

Kedua, proyek Suoh Sekincau di Lampung (potensi 495–875 MW). Selain dari panas bumi, BREN juga akan menambah kapasitas dari energi angin, termasuk proyek Sidrap 2, Sukabumi, dan Lombok.

3. Proyeksi 'Ledakan' Laba: Tumbuh 28% Setiap Tahun!

Dengan rencana ekspansi yang sangat terukur ini, Sucor Sekuritas memproyeksikan kinerja keuangan BREN akan 'meledak' dalam satu dekade ke depan. Pendapatan diperkirakan akan tumbuh rata-rata 22% setiap tahun (CAGR) selama periode 2025–2033.

Pertumbuhan di sisi bottom line bahkan diprediksi akan lebih cepat. Laba bersih BREN diproyeksikan akan tumbuh 28% CAGR hingga mencapai US$810 juta pada tahun 2033. Proyeksi inilah yang menjadi justifikasi utama di balik target harga Rp19.800.

4. Bagaimana dengan Utang?

Untuk mendanai ekspansi raksasa ini, BREN tentu membutuhkan belanja modal yang sangat besar. Analis memperkirakan utang perusahaan akan meningkat secara bertahap, dengan rasio net gearing diprediksi mencapai puncaknya di level 2,8 kali.

Namun, angka ini dinilai masih sangat terkendali. "Ini masih tergolong terkendali, mengingat profil pertumbuhan dan visibilitas arus kas yang kuat," pungkas Andreas.

5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?

Bagi investor, riset ini adalah sinyal investasi jangka panjang (long-term growth) yang sangat kuat. Harga saham BREN yang saat ini stagnan dinilai belum mencerminkan potensi 'ledakan' kinerja yang akan terjadi ketika proyek-proyek barunya mulai beroperasi.

Ini adalah pertarungan antara sentimen pasar jangka pendek yang sedang 'dingin' melawan prospek fundamental jangka panjang yang dinilai sangat 'panas'. Bagi investor yang sabar, target harga Rp19.800 dari Sucor Sekuritas adalah sebuah peluang yang sangat menggiurkan