Tren Pasar

Dibekali Amunisi Baru, Sejauh Mana Upside Saham BBTN?

  • Saham BBTN mendapat rating “Add” dari CGS International. Didukung kinerja kuat kuartal II dan program KUR Perumahan, peluang upside makin terbuka.
20230216_171531.jpg
Jajaran direksi BTN menggelar paparan kinerja tahun 2022 di menara BTN, Kamis, 16 Februari 2023. (TrenAsia/Idham Nur Indrajaya)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Sinyal comeback yang sangat kuat datang untuk saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Kondisi ini dipengaruhi oleh analis yang menaikan rating saham menjadi "Add" dari yang sebelumnya “Jual”. CGS International Sekuritas memandang situasi ini didorong  serangkaian katalis positif yang sangat kuat.

Nah, riset terbaru yang dirilis oleh analis CGS International, Handy Noverdanius, Owen Tjandra, dan Elizabeth Noviana pada 29 Agustus 2025 ini secara dramatis menaikkan target harga BBTN dari Rp1.250 menjadi Rp1.400. Target baru ini menyiratkan adanya potensi keuntungan atau upside hingga 7,7% dari harga terakhir di Rp1.300 per saham.

Pembalikan arah pandangan analis yang 180 derajat ini tentu bukan tanpa alasan. Ternyata, ada kombinasi kinerja keuangan yang mengejutkan dan amunisi baru dari pemerintah yang siap mendorong kinerja BBTN. Lantas, ada apa sebenarnya? Mari kita bedah tuntas.

1. Kejutan di Balik Kinerja Kuat Kuartal II

Fondasi utama dari pembalikan arah rekomendasi ini adalah kinerja pendapatan BBTN yang tercatat sangat kuat pada kuartal kedua 2025, mencapai Rp6,4 triliun. Namun, di balik angka ini, ada sebuah kejutan atau penyesuaian akuntansi one-off yang signifikan.

Sebagian besar dari lonjakan pendapatan ini, yaitu sekitar Rp2,3 triliun, berasal dari penyesuaian akuntansi pada segmen KPR non-subsidi. Meskipun bersifat one-off, langkah ini secara langsung mendongkrak profitabilitas dan memberikan sentimen positif bagi pasar.

Kinerja yang solid ini membuat CGS International merevisi naik proyeksi laba per saham atau Earning Per Share (EPS) untuk tahun 2025 dan 2026. Estimasi EPS untuk tahun ini dinaikkan sebesar 7,3%, sementara untuk tahun depan dikerek naik 1,6%.

2. Amunisi Baru dari Pemerintah: KUR Perumahan dan FLPP

Amunisi paling kuat yang menjadi pendorong optimisme jangka panjang datang dari pemerintah. BBTN kini didukung oleh dua program perumahan andalan: Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan dan kenaikan imbal hasil Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Program KUR Perumahan, yang merupakan skema baru, akan melengkapi program FLPP yang sudah ada. Skema ini tidak hanya menyasar pembeli rumah, tetapi juga para pengembang, memberikan dorongan ganda bagi ekosistem perumahan.

Potensi kenaikan imbal hasil FLPP dari 5% menjadi 6% pada tahun 2026 juga akan menjadi vitamin dosis tinggi bagi laba bersih BBTN. Analis memperkirakan, kenaikan ini saja berpotensi mendongkrak laba bersih hingga 3-11% lebih tinggi.

3. PR Utama: Mengelola Kualitas Aset

Meskipun prospeknya cerah, BBTN masih memiliki satu pekerjaan rumah (PR) besar yang menjadi sorotan analis, yaitu kualitas aset. Rasio kredit bermasalah atau NPL pada segmen KPR non-subsidi tercatat mengalami peningkatan dari 3,7% menjadi 5,3%.

Menghadapi tantangan ini, manajemen BBTN mengambil langkah proaktif. Mereka secara resmi menaikkan panduan biaya kredit (cost of credit) untuk tahun ini menjadi di atas 1,5%, dari sebelumnya hanya 1,1-1,2%.

Langkah ini, meskipun akan sedikit menekan laba jangka pendek, dinilai sebagai langkah yang tepat untuk memperkuat benteng pertahanan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan rasio pencadangan NPL (NPL coverage) menjadi di atas 115-120%.

4. Strategi Baru: Incar Dana Institusi dan Genjot Aplikasi Mobile

Untuk memperkuat fondasi pendanaannya, BBTN kini mengubah strateginya. Perusahaan akan lebih fokus untuk mengincar simpanan dari nasabah institusional menengah, meskipun dengan biaya dana yang sedikit lebih tinggi.

Di sisi ritel, BBTN juga terus menggenjot adopsi aplikasi mobile banking terbarunya, "Bale by BTN". Hingga Juni 2025, jumlah pengguna aplikasi ini telah mencapai 2,7 juta, dengan target menembus 3,6 juta pengguna pada akhir tahun ini.

5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?

Bagi investor, pembalikan arah rekomendasi ini adalah sinyal yang sangat positif. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan di sisi kualitas aset, prospek pertumbuhan dari program-program pemerintah dinilai jauh lebih kuat.

Analis CGS International secara tegas menyatakan bahwa katalis positif seperti kenaikan suku bunga KPR bersubsidi dan likuiditas yang membaik menjadi alasan utama di balik rekomendasi "Add" mereka. Pilihan kini kembali kepada investor untuk menimbang antara risiko dan potensi keuntungan yang ada.