Tren Pasar

BREN Siap Masuk MSCI, Harga Saham Berpeluang Naik ke Rp10.000

  • Prajogo Pangestu tambah free float saham BREN lewat Green Era Energy. Langkah ini dinilai sebagai strategi menuju indeks MSCI Indonesia November 2025.
2023_10_03_142887_1696302352._large.jpg
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) (Dok/Ist)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Langkah strategis konglomerat Prajogo Pangestu untuk memperkuat posisi PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) di pasar modal kian terlihat. 

Melalui entitasnya, Green Era Energy Pte Ltd, Prajogo kembali melepas sebagian saham BREN guna memperbesar free float. Aksi korporasi ini dinilai sebagai upaya mempersiapkan BREN masuk ke indeks MSCI Indonesia pada periode rebalancing November 2025.

Menurut Joseph Gabetua, Founder Namora Hub & Market Researcher, langkah tersebut bukan sekadar aksi jual biasa. “Tujuan utama adalah memperluas free float dan memperkuat struktur kepemilikan publik agar peluang masuk ke MSCI makin terbuka,” ujarnya melalui unggahan di media sosial, dikutip Rabu 8 Oktober 2025.

Strategi Naikkan Free Float

Berdasarkan keterbukaan informasi, Green Era Energy menjual 481,22 juta saham BREN pada 2 Oktober 2025 dengan harga rata-rata Rp8.650 per saham. Usai transaksi, kepemilikan Green Era Energy berkurang dari 23,35% menjadi 22,99% atau setara 30,76 miliar saham.

“Tujuan transaksi ini untuk menambah free float dan likuiditas saham di pasar,” tulis Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan BREN, Agus Sandy Widyanto, dalam keterbukaan informasi pada 6 Oktober 2025.

Sejak Agustus hingga awal Oktober 2025, entitas milik Prajogo tersebut memang aktif melepas saham BREN. Dalam dua bulan terakhir, kepemilikan Green Era Energy turun dari 23,6% menjadi 22,99%.

Struktur Kepemilikan Mulai Berubah

Data Biro Administrasi Efek Datindo Entrycom mencatat, porsi kepemilikan publik di bawah 5% meningkat dari sekitar 10% di pertengahan tahun menjadi 13,3% per September 2025. Meski begitu, jumlah pemegang saham justru menurun dari 51.959 (Juli) menjadi 40.485 (September).

Menurut Joseph, fenomena ini menandakan terjadinya konsolidasi kepemilikan di tangan investor besar, termasuk institusi global — sinyal positif bagi saham yang sedang menuju indeks premium seperti MSCI Indonesia.

Menuju Indeks MSCI Indonesia

Masuk ke indeks MSCI Indonesia bukan hanya soal prestise, tetapi juga pintu masuk aliran dana global dari manajer investasi dan ETF yang mengelola dana ratusan miliar dolar AS.

Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp1.300 triliun, BREN kini bahkan menyalip BBCA sebagai emiten terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara valuasi, BREN sudah memenuhi kriteria MSCI, dan peningkatan free float menjadi langkah terakhir sebelum resmi bergabung ke indeks tersebut.

Dampak ke Investor

Peningkatan free float membawa dua dampak penting bagi investor. Pertama, likuiditas meningkat, sehingga transaksi jual-beli lebih mudah dengan selisih harga (spread) yang lebih sempit. Kedua, potensi revaluasi harga, karena masuknya dana pasif dari ETF dan fund global yang mengikuti indeks MSCI.

Joseph memperkirakan, jika BREN masuk ke indeks MSCI, harga sahamnya berpotensi stabil di atas Rp10.000. Meski demikian, investor tetap perlu mewaspadai volatilitas jangka pendek, karena pelepasan saham besar bisa menekan harga sementara sebelum kembali menguat.