Bongkar Sultan Penadah Emas BRMS: 87 Persen Penjualannya Cuma dari Satu Pembeli Ini
- Penjualan emas ke PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) serap 87% pendapatan BRMS kuartal III-2025. Laba bersih naik 142% jadi US$37,91 juta, didukung arus kas positif.

Alvin Bagaskara
Author

JAKARTA, TRENASIA.ID - Emiten tambang mineral, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), mencatat pertumbuhan pendapatan signifikan sepanjang kuartal III-2025. Perseroan membukukan pendapatan sebesar US$183,58 juta, meningkat dari US$108,48 juta pada periode sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan data laporan keuangan interim, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat naik 142% menjadi US$37,91 juta, dari sebelumnya US$15,65 juta. Kenaikan laba ini turut berdampak pada laba per 1.000 saham (EPS) yang meningkat menjadi US$0,27.
Yang menarik, lonjakan pendapatan BRMS didorong oleh konsentrasi penjualan emas yang sangat signifikan di dalam negeri. Satu entitas utama pembeli emas bahkan tercatat menyerap hampir 87% dari total pendapatan perseroan.
1. Dominasi PT Hartadinata Abadi (HRTA)
Pembeli terbesar emas BRMS adalah PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), yang juga merupakan emiten di Bursa Efek Indonesia. Nilai pembelian dari HRTA tercatat mencapai US$159,23 juta selama kuartal III-2025, menjadikannya mitra bisnis utama.
Nilai tersebut setara dengan 86,7% atau hampir 87% dari total pendapatan BRMS. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pendapatan perusahaan sangat ditopang oleh penjualan kepada satu pembeli utama ini, yang menunjukkan adanya kontrak strategis jangka panjang.
2. Peta Pembeli Domestik Lainnya
Mayoritas penjualan emas BRMS memang terserap oleh pembeli domestik. Selain HRTA, terdapat tiga pembeli lainnya. Pembeli terbesar kedua adalah PT Simba Jaya Utama dengan nilai pembelian US$12,01 juta, yang mencatatkan porsi signifikan di bawah HRTA.
Posisi ini diikuti oleh PT Swarnim Murni Mulia sebesar US$5,82 juta, dan PT Pegadaian Galeri 24 (anak usaha Pegadaian) sebesar US$1,45 juta. Nama PT Elang Mulia Abadi Sempurna tidak lagi muncul dalam daftar pembeli periode ini.
3. Penjualan Perak Juga Tumbuh Signifikan
Selain emas, BRMS juga mencatat pendapatan dari penjualan perak yang tumbuh kuat. Perseroan membukukan penjualan perak sebesar US$4,50 juta, meningkat signifikan dari US$0,99 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sama seperti emas, penjualan perak juga didominasi oleh HRTA. Nilai transaksi perak kepada HRTA tercatat sebesar US$4,09 juta. Adapun pembeli kedua perak BRMS adalah PT Garuda Internasional Multitrade sebesar US$0,41 juta.
4. Rincian Alur Profitabilitas
Seiring dengan peningkatan penjualan, BRMS mencatat laba kotor sebesar US$103,25 juta. Angka ini naik signifikan dibandingkan US$52,38 juta pada periode yang sama tahun lalu. Laba kotor ini mencerminkan efektivitas biaya produksi langsung dari tambang emas.
Setelah dikurangi beban usaha senilai US$33,54 juta serta beban bunga dan keuangan sebesar US$9,45 juta, perusahaan mencatatkan laba sebelum pajak. Laba bersih periode berjalan tercatat US$37,62 juta setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan.
5. Kinerja Arus Kas dan Ekuitas
Dari sisi arus kas, perusahaan mencatatkan arus kas dari aktivitas operasi yang positif sebesar US$50,23 juta. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode tahun sebelumnya, menandakan operasional yang sehat dalam menghasilkan kas.
Sementara itu, total ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar US$1.24 miliar per 30 September 2025. Laporan tersebut juga menyatakan tidak terdapat penerbitan saham baru maupun efek dilutif dalam periode tersebut.

Alvin Bagaskara
Editor