Tren Pasar

Bitcoin Istirahat Setelah Cetak Rekor, Saatnya Pesta Altcoin Dimulai?

  • Namun, ada sebuah fenomena menarik yang terjadi. Di saat sang 'raja' sedang istirahat, para 'pangeran' atau altcoin justru mulai berpesta. Sejumlah altcoin besar terlihat melanjutkan reli kencangnya, seolah tak peduli dengan koreksi Bitcoin.
Ilustrasi Logo Bitcoin
Ilustrasi Logo Bitcoin (gettyimagesbank) (gettyimagesbank)

JAKARTA – Setelah berpesta dengan mencetak rekor tertinggi baru di atas US$122.000 pada Senin, 14 Juli 2025, harga Bitcoin (BTC) kini terpantau sedang 'istirahat'. Pada perdagangan hari ini, Rabu, 16 Juli 2025, sang raja kripto ini mengalami koreksi dan diperdagangkan di kisaran US$117.000.

Namun, ada sebuah fenomena menarik yang terjadi. Di saat sang 'raja' sedang istirahat, para 'pangeran' atau altcoin justru mulai berpesta. Sejumlah altcoin besar terlihat melanjutkan reli kencangnya, seolah tak peduli dengan koreksi Bitcoin.

Fenomena ini dikenal sebagai 'rotasi kapital', di mana dana mulai berpindah dari Bitcoin ke altcoin. Jadi, apa pemicu koreksi Bitcoin, kenapa altcoin malah naik, dan bagaimana strategi terbaik kita? Mari kita bedah lima poinnya berdasarkan analisis dari Analis Reku, Fahmi Almuttaqin.

1. Penyebab Bitcoin 'Masuk Angin': Inflasi AS & Aksi Ambil Untung

Menurut Fahmi, ada dua penyebab utama mengapa Bitcoin mengalami koreksi. Pertama adalah aksi ambil untung (profit taking) yang wajar terjadi setelah harga aset berhasil mencetak rekor tertinggi baru. Investor merealisasikan keuntungan mereka.

Penyebab kedua, dan yang lebih fundamental, adalah rilis data inflasi (CPI) Amerika Serikat untuk bulan Juni yang ternyata lebih tinggi dari perkiraan. Inflasi yang 'bandel' ini membuat pasar khawatir The Fed akan menunda rencana pemangkasan suku bunganya.

Fahmi menjelaskan dampak dari data inflasi tersebut terhadap kebijakan The Fed. “Hal ini meningkatkan kemungkinan akan dipertahankannya suku bunga di level 4,25%–4,50% hingga paling cepat September,” jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu, 16 Juli 2025.

2. Saat Raja Istirahat, Pangeran Berpesta: Fenomena Rotasi Kapital

Inilah bagian yang paling menarik. Uang dari investor yang mengambil untung di Bitcoin tampaknya tidak keluar dari pasar kripto. Sebaliknya, dana tersebut 'diputar' atau dirotasi ke altcoin-altcoin yang harganya dianggap masih 'murah' dan punya potensi kenaikan lebih tinggi.

Fahmi menyoroti beberapa altcoin di jajaran top 100 yang kinerjanya luar biasa bahkan saat Bitcoin terkoreksi. Salah satunya adalah CRV yang berhasil naik lebih dari 10% dalam 24 jam terakhir.

Ia menyebutkan ada beberapa nama yang patut diperhatikan di tengah tren ini. “Beberapa altcoin di jajaran top 100 yang telah membukukan kenaikan harga lebih dari 50% dalam satu pekan terakhir seperti PENGU, XLM, CRV, dan ALGO masih membukukan performa positif dalam 24 jam terakhir,” lanjutnya.

3. Pemicu 'Altseason' Berikutnya? Semua Mata Tertuju pada The Fed

Apakah 'pesta' altcoin ini akan berlanjut menjadi sebuah altseason? Jawabannya sangat bergantung pada satu hal: kebijakan suku bunga The Fed. Menurut Fahmi, banyak investor yang saat ini masih wait and see sebelum benar-benar 'all-in' ke altcoin.

Faktor 'liar' lainnya adalah tekanan politik dari Presiden Trump terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell, yang bisa saja mempercepat keputusan pemangkasan suku bunga. Jika suku bunga benar-benar turun, ini berpotensi memicu aliran dana yang jauh lebih besar.

Fahmi menjelaskan bahwa kelanjutan reli altcoin ini sangat bergantung pada sinyal dari The Fed. “Jika tren ini berlanjut, altcoin lain bisa memperoleh dorongan lebih kuat, meskipun optimisme terkait potensi penurunan suku bunga The Fed masih menjadi faktor penentu,” imbuhnya.

4. Strategi Buat Investor Pemula: Diversifikasi & Cicil (DCA)

Bagi investor pemula, memilih altcoin yang tepat bisa sangat membingungkan dan berisiko tinggi. Fahmi menyarankan dua strategi utama untuk menavigasi pasar yang volatil ini, yaitu diversifikasi dan Dollar Cost Averaging (DCA).

Jika Anda tidak yakin mau memilih koin yang mana, pertimbangkan untuk berinvestasi di produk indeks seperti 'Reku Packs'. Dengan sekali beli, Anda bisa langsung mendapatkan eksposur ke berbagai aset kripto potensial secara terdiversifikasi.

Di tengah ketidakpastian makro, strategi 'nyicil' atau DCA menjadi pilihan bijak. “Investor dapat melakukan pembelian dengan nominal dan periode waktu tertentu seperti satu kali setiap bulan misalnya untuk mendapatkan harga rata-rata dari setiap fluktuasi yang terjadi di pasar,” jelas Fahmi.

5. Jadi, Kesimpulannya Gimana?

Pasar kripto saat ini berada dalam fase rotasi kapital yang sangat menarik dari Bitcoin ke altcoin. Ini membuka peluang keuntungan baru, namun juga datang dengan tingkat volatilitas dan risiko yang lebih tinggi.

Meskipun institusi besar kemungkinan besar masih akan fokus pada Bitcoin, aliran dana ritel yang mencari 'cuan' lebih besar bisa terus mendorong reli di pasar altcoin. Kunci utamanya tetap pada sinyal kebijakan The Fed.

Fahmi menyimpulkan bahwa kondisi pasar secara umum masih positif dan menarik untuk dieksplorasi. “Di tengah kondisi yang masih cukup bullish ini, pasar kripto menawarkan berbagai prospek yang menarik yang dapat dieksplorasi oleh para pelaku pasar,” pungkasnya.