Tren Pasar

Bitcoin Hadapi November Krusial: 5 Agenda Makro Ini Akan Tentukan Arah Pasar

  • Harga Bitcoin (BTC) turun 3% di Oktober. Kini pasar kripto menanti 5 agenda ekonomi besar November, dari data AS hingga kebijakan The Fed.
Ilustrasi Logo Bitcoin
Ilustrasi Logo Bitcoin (gettyimagesbank) (gettyimagesbank)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Harga Bitcoin (BTC) menutup bulan Oktober yang sangat volatil dengan pelemahan 3%. Bulan lalu, pasar menyaksikan rekor tertinggi baru di atas US$126.000, yang dengan cepat terhapus oleh pengumuman tarif 100% AS terhadap Tiongkok, sebelum akhirnya menemukan titik konsolidasi baru.

Setelah badai Oktober berlalu, pasar kripto kini memasuki bulan November yang dipenuhi ketidakpastian. Harga BTC masih berjuang untuk mendapatkan momentum, diperdagangkan di bawah resistance kunci.

Investor kini dalam mode wait-and-see, memantau serangkaian agenda makroekonomi krusial yang akan menentukan arah kebijakan The Fed dan stabilitas pasar keuangan global. Berikut adalah lima tanggal penting di bulan November yang akan menentukan nasib aset berisiko, termasuk Bitcoin.

1. Rilis Angka Pengangguran AS (7 November)

Agenda pertama adalah rilis data ketenagakerjaan AS. The Fed telah memberi sinyal adanya tekanan awal di sektor ini, dan investor akan mencermati data tersebut untuk mengukur kecepatan pemangkasan suku bunga ke depan.

Namun, ada ketidakpastian besar. Government shutdown (penutupan pemerintahan) AS yang masih berlangsung membuat rilis data ini belum dapat dipastikan. Data bulan September bahkan tidak dirilis, sehingga pasar bergerak dengan data yang terbatas.

2. Tenggat Waktu Tarif AS-Tiongkok (10 November)

Ini adalah katalis paling krusial bagi pasar aset berisiko. Volatilitas pasar meledak sejak AS mengumumkan tarif baru terhadap impor Tiongkok pada 6 Oktober lalu. Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping dijadwalkan bertemu di awal November untuk mencari jalan tengah.

Tenggat waktu penangguhan tarif dagang adalah 10 November. Jika tidak ada kesepakatan yang dicapai, tarif bisa kembali naik dan memicu ketegangan baru. Hal ini berpotensi memicu pelarian modal dari aset berisiko seperti kripto.

3. Rilis Data Inflasi AS (13 November)

Data inflasi (CPI) akan dirilis pada 13 November. Inflasi secara langsung memengaruhi kebijakan moneter The Fed. Data bulan Oktober yang menunjukkan kenaikan di bawah prediksi (naik 0,3% MoM) sempat meningkatkan sentimen positif di pasar kripto dan saham.

Pasar akan mengamati apakah tren pelandaian inflasi ini berlanjut. Angka yang lebih rendah dari ekspektasi dapat memperkuat argumen bagi The Fed untuk kembali memangkas suku bunga acuannya.

4. Rilis Notulen Rapat FOMC (19 November)

Setelah The Fed memangkas suku bunga dalam dua pertemuan berturut-turut, investor akan mencermati notulen rapat FOMC untuk mencari sinyal dan level perbedaan pendapat di antara para pembuat kebijakan.

Dalam pertemuan terakhir, opini panel terbagi dua. Ketua The Fed Jerome Powell bersikap hawkish terkait pemangkasan suku bunga lanjutan di akhir tahun. Ia beralasan kurangnya data ekonomi akibat government shutdown membuatnya sulit mengambil keputusan.

5. Tenggat Waktu ETF Kripto dan Mt. Gox

Dari sisi internal kripto, keputusan SEC atas beberapa proposal ETF tertunda di bulan Oktober akibat government shutdown. Laporan menyebutkan bahwa keputusan akan bergeser ke akhir November atau Desember, tergantung kapan operasional pemerintahan kembali normal.

Sementara itu, satu risiko besar jangka pendek telah berhasil dihindari. Tenggat waktu pembayaran utang Mt. Gox, yang berpotensi memicu tekanan jual setara US$4 miliar, telah resmi ditunda satu tahun hingga Oktober 2026.