Tren Pasar

Bill Ackman Perkuat Portofolio Q2 2025, Bisa Jadi Pelajaran Investor Muda

  • Investor legendaris asal Amerika Serikat, Bill Ackman, kembali menarik perhatian pasar melalui strategi portofolionya pada kuartal II 2025, yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi para investor muda. Berikut insight-nya.
download (7).jpg

JAKARTA, TRENASIA.ID - Investor legendaris asal Amerika Serikat, Bill Ackman, kembali menarik perhatian pasar melalui strategi portofolionya pada kuartal II 2025, yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi para investor muda. 

Melalui perusahaan investasinya, Pershing Square Capital Management, Ackman mempertahankan pendekatan konsentrasi tinggi dengan menaruh sebagian besar modal hanya pada beberapa emiten besar yang diyakininya mampu memberi imbal hasil jangka panjang.

Dari laporan terbaru, nilai portofolio Ackman mencapai puluhan miliar dolar dengan fokus pada sektor teknologi, real estat, konsumer global, hingga perhotelan. Menariknya, sekitar 80 persen portofolio hanya terkonsentrasi pada enam saham utama.

Posisi terbesar ditempati Uber Technologies dengan porsi 20% senilai US$ 2,8 miliar. Ackman menilai Uber berhasil memperluas dominasinya bukan hanya di layanan ride-hailing, tetapi juga pada bisnis Uber Eats yang semakin menguat di pasar global. 

Meski menghadapi persaingan ketat, Ackman percaya Uber memiliki ekosistem yang sulit disaingi dan akan menjadi mesin pertumbuhan jangka panjang. Di posisi kedua ada Brookfield Corporation dengan bobot 18,5% atau sekitar US$ 2,5 miliar. 

Perusahaan manajemen aset global yang mengelola real estat, energi, dan infrastruktur ini mencatat kenaikan harga saham 6% sepanjang kuartal. Bagi Ackman, Brookfield adalah contoh bisnis dengan skala global dan diversifikasi aset yang solid.

Baca juga : Pembukaan LQ45 Hari Ini: PGEO dan AMMN Ngegas!

Sementara itu, Alphabet, induk Google, menempati porsi 15% atau senilai US$ 2 miliar. Ackman bahkan menambah porsi saham kelas GOOGL untuk memperkuat posisinya. Ia menilai prospek Alphabet tetap cerah berkat dominasi iklan digital, pertumbuhan layanan cloud, serta penetrasi di bidang kecerdasan buatan (AI).

Taruhan di Properti dan Konsumer

Di sektor properti, Ackman mempertahankan saham Howard Hughes Holdings dengan nilai US$ 1,27 miliar atau 9% portofolio. Harga sahamnya naik 9% pada kuartal ini, memperkuat keyakinan Ackman bahwa developer kawasan skala besar masih punya prospek di tengah kebutuhan perumahan dan komersial.

Selain itu, ia juga mengoleksi Restaurant Brands International, induk dari Burger King dan Popeyes, dengan porsi 11% senilai US$ 1,5 miliar. Perusahaan ini dianggap punya peluang ekspansi global yang masih luas.

Tak ketinggalan, saham Chipotle Mexican Grill dengan bobot 8,8 persen atau US$ 1,2 miliar tetap dipertahankan meski turun lebih dari 20% sepanjang kuartal. Ackman menilai merek Chipotle cukup kuat dengan basis pelanggan yang loyal, sehingga penurunan harga saat ini lebih bersifat jangka pendek.

Ackman juga menaruh 6% portofolionya pada Hilton Worldwide senilai US$ 807 juta. Dengan model bisnis waralaba, Hilton dianggap punya arus kas berulang dan mampu menjaga margin.

Sementara dua saham lain, yakni Hertz Global (kurang dari 1%, US$ 104 juta) dan Seaport Entertainment Group (kurang dari 1 persen, US$ 94 juta), lebih bersifat tambahan. Hertz masih tertekan akibat transisi menuju kendaraan listrik dan lemahnya permintaan sewa, sedangkan Seaport justru naik lebih dari 40% berkat pemulihan sektor hiburan.

Baca juga : 28 Saham Hijau, LQ45 Hari Ini 20 Agustus 2025 Ditutup Naik ke 826,95

Strategi Investasi: Fokus, Merek Global, dan Sabar

Strategi investasi Bill Ackman menekankan konsentrasi tinggi pada beberapa saham pilihan dengan keyakinan kuat. Alih-alih menyebarkan modal ke puluhan emiten, ia lebih fokus pada segelintir perusahaan besar seperti Uber, Brookfield, Alphabet, Chipotle, dan Howard Hughes. 

Pendekatan ini membuat portofolionya lebih terkendali sekaligus mencerminkan keyakinan penuh terhadap prospek jangka panjang dari bisnis-bisnis tersebut.

Ackman juga konsisten memilih perusahaan dengan merek global yang kuat dan bisnis yang mampu menghasilkan arus kas berulang. Karakteristik ini memberi stabilitas sekaligus daya tahan tinggi dalam menghadapi berbagai kondisi ekonomi. 

Dengan portofolio yang didominasi perusahaan teknologi, konsumer, real estat, dan manajemen aset, ia membangun landasan yang seimbang antara pertumbuhan dan keberlanjutan.

Selain itu, Ackman berani menghadapi volatilitas jangka pendek demi meraih hasil optimal dalam jangka panjang. Strategi ini menunjukkan pentingnya kesabaran dan disiplin dalam berinvestasi. 

Bagi investor muda, gaya Ackman bisa menjadi inspirasi untuk tidak tergoda diversifikasi berlebihan, melainkan fokus pada saham berkualitas tinggi, memahami fundamentalnya, lalu bertahan melewati naik turunnya pasar.