Tren Pasar

Bensin Baru dari Data PDB, Misi IHSG Tembus 8.000 Makin Dekat?

  • Mimpi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menembus level psikologis 8.000 di bulan kemerdekaan RI yang ke-80 kini menjadi perbincangan hangat. Para petinggi bursa dan OJK bahkan kompak menyuarakan optimismenya terhadap target tersebut.
<p>Awak media beraktivitas dengan latar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, 13 April 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>

Awak media beraktivitas dengan latar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, 13 April 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

(Istimewa)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Mimpi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menembus level psikologis 8.000 di bulan kemerdekaan RI yang ke-80 kini menjadi perbincangan hangat. Para petinggi bursa dan OJK bahkan kompak menyuarakan optimismenya terhadap target tersebut.

Optimisme ini bukan tanpa alasan. Hari ini, Selasa, 5 Agustus 2025, pasar modal mendapat suntikan 'bensin' baru yang sangat kuat: data pertumbuhan ekonomi (PDB) Indonesia kuartal II-2025 yang hasilnya jauh melampaui ekspektasi pasar.

Namun di sisi lain, ada juga pandangan analis yang lebih berhati-hati dan melihat adanya tantangan besar di semester kedua. Lantas, seberapa realistis target IHSG 8.000 ini? Mari kita bedah tuntas sentimen pro dan kontranya.

1. Ekonomi RI yang Melesat 5,12%

Faktor pendorong utama optimisme datang dari fundamental makroekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 sebesar +5,12% secara tahunan (yoy), jauh di atas konsensus pasar yang hanya 4,78%.

Kejutan positif ini menjadi bukti fundamental ekonomi makro Indonesia yang solid."Pertumbuhan triwulan II-2025 bila dibandingkan triwulan II-2024 secara year on year tumbuh 5,12%," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud dalam konferensi pers pada siang ini. 

2. Respon Euforia Pasar Pasca Rilis Data PDB

Pasar saham langsung merespon kabar baik ini dengan euforia. Pada penutupan sesi pertama, IHSG terpantau 'ngegas' dan menguat 0,96% ke level 7.536,71, dengan nilai transaksi yang ramai mencapai Rp10,25 triliun dari 1,25 juta kali transaksi.

Penguatan indeks hari ini terutama ditopang oleh saham-saham raksasa. Saham tambang Grup Salim, AMMN, menjadi kontributor terbesar setelah harganya melesat +6,23% ke level Rp7.675. Kenaikan ini disusul oleh trio perbankan blue chips yang juga kompak menghijau.

Secara spesifik, saham BMRI menjadi salah satu yang terdepan dengan menguat 2,60% ke Rp4.740. Diikuti oleh BBCA yang naik 2,11% ke Rp8.450 dan BBRI yang juga terapresiasi sebesar 1,35% ke level harga Rp3.760 per sahamnya.

3. Restu dari Petinggi BEI dan OJK

Harapan IHSG 8.000 ini juga mendapatkan 'restu' dari para petinggi pasar modal. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, secara terbuka menyatakan harapannya agar target tersebut bisa tercapai sebagai kado ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-80.

Dukungan serupa datang dari Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi. Meskipun tetap mengingatkan investor untuk waspada, ia secara optimistis menyatakan, "Saya menilai level (8.000) tersebut mampu dicapai," dalam keterangan resminya.

4. Tantangan dari Kebijakan Tarif Dagang AS

Namun, jalan menuju IHSG 8.000 tidak sepenuhnya mulus. Head of Research Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, memberikan pandangan yang lebih berhati-hati. Ia melihat adanya sentimen yang beragam atau mixed di pasar saat ini.

Menurutnya, ada sentimen negatif kuat dari kebijakan tarif dagang AS yang akan segera berlaku. “Saat ini data dan peristiwa yang terjadi beragam (mixed) karena di tengah derasnya sentimen negatif tarif dagang AS ternyata ada beberapa sentimen positif yang membuatnya seimbang,” kata Rully dalam keterangannya pada Senin, 4 Agustu 2025. 

Beberapa sentimen positif penyeimbang yang ia sebutkan antara lain adalah revisi naik pertumbuhan ekonomi global oleh IMF. Selain itu, adanya pelemahan Dolar AS dan potensi pemangkasan suku bunga lanjutan dari Bank Indonesia juga menjadi faktor positif.

5. Optimistis Namun Tetap Hati-hati

Pada akhirnya, prospek IHSG ke depan adalah pertarungan antara kekuatan fundamental domestik yang sangat solid melawan tantangan dari sentimen eksternal yang tidak menentu. Target 8.000 dinilai realistis, namun perjalanannya kemungkinan akan diwarnai volatilitas.

Bagi investor, pesannya jelas: tetaplah optimistis terhadap prospek pasar saham Indonesia, namun jangan lengah. Seperti yang diingatkan OJK, euforia perlu dibarengi dengan kewaspadaan dan manajemen risiko yang bijak dalam memilih saham.