Tren Pasar

BBCA, CDIA, hingga RAJA Dilepas Asing: Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

  • Pasar saham Indonesia alami paradoks: asing jual besar-besaran, IHSG justru menguat. Phintraco Sekuritas ungkap penyebab rebound dan saham-saham yang menarik untuk diakumulasi.
Ilustrasi Bursa - Panji 2.jpg
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 12 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Pasar saham Indonesia menyajikan sebuah paradoks yang sangat tajam pada perdagangan kemarin, Kamis, 16 Oktober 2025. Di satu sisi, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) masif mencapai Rp622,33 miliar, memicu tekanan pada sejumlah saham besar.

Namun di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru berhasil rebound dan ditutup menguat 0,91% ke level 8.124,76. Hal ini menunjukkan adanya kekuatan beli dari investor domestik yang mampu menopang pasar di tengah tekanan jual asing.

Di tengah pertarungan antara tekanan jual asing dan kekuatan beli domestik ini, Phintraco Sekuritas justru melihat adanya peluang. Mereka merilis daftar saham pilihan yang dinilai menarik untuk diakumulasi.

1. Korban Utama: Saham Bank dan Konglomerat Dilepas Asing

Korban utama dari aksi jual asing kemarin adalah saham-saham perbankan raksasa dan emiten-emiten yang belakangan ini menjadi primadona. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling banyak dilepas dengan nilai net sell Rp248,29 miliar.

Di belakangnya, ada saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) yang juga dilego asing senilai Rp167,29 miliar. Saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) juga ikut dilepas sebesar Rp132,54 miliar, menunjukkan aksi ambil untung pada saham-saham yang sudah naik tinggi.

Saham bank BUMN seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga ikut masuk dalam daftar jual. Hal ini memberikan tekanan signifikan pada sektor keuangan.

2. Pemicu Rebound: Harapan Stimulus Pemerintah

Lalu, jika investor asing melakukan aksi jual, kenapa IHSG bisa naik? Analis dari Phintraco Sekuritas menjelaskan bahwa penguatan ini lebih bersifat rebound teknikal setelah indeks mengalami koreksi selama tiga hari berturut-turut, menandakan adanya jenuh jual.

Selain itu, ada harapan dari sisi sentimen domestik. Pasar merespons positif rencana Menteri Keuangan yang mempertimbangkan untuk menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tahun depan. Langkah ini dinilai akan mendorong daya beli masyarakat dan memacu pertumbuhan ekonomi.

“Investor menantikan stimulus baru dari pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, pada Jumat, 17 Oktober 2025. Hal ini memberikan pandangan mengenai sentimen positif yang menopang pasar saat ini.

3. Rekomendasi Saham Pilihan Phintraco

Meskipun pasar sedang bergejolak, Phintraco Sekuritas melihat adanya peluang di sejumlah saham. Ini adalah saat yang tepat bagi para investor untuk menjadi lebih selektif dalam memilih portofolio investasi mereka.

Duo emiten poultry dan konsumer, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), menjadi pilihan utama. Selain itu, ada juga saham dari sektor konsumer defensif lainnya, yaitu PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

Melengkapi daftar ini, ada saham perkebunan PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan emiten ritel PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). Kelima saham ini dinilai memiliki potensi untuk berkinerja lebih baik (outperform) di tengah kondisi pasar yang sedang volatil.

4. Prospek IHSG Hari Ini

Untuk perdagangan hari ini, Jumat, 17 Oktober 2025, Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG akan cenderung berkonsolidasi. Peluang untuk melanjutkan rebound tetap terbuka, namun investor perlu waspada terhadap potensi koreksi lanjutan setelah penguatan kemarin.

Secara teknikal, indikator Stochastic RSI yang menuju area oversold membuka potensi golden cross. Namun, volume beli harus tetap solid untuk menopang penguatan. IHSG kini berada di atas level krusial MA20 di kisaran 8.117.

“Dalam jangka pendek, IHSG hari ini diperkirakan konsolidasi pada kisaran 8.000-8.170. Untuk melanjutkan tren penguatan, IHSG hari ini harus menembus di atas level 8.200 dengan didukung volume,” papar riset tersebut.