Akuisisi Kapal Offshore Rampung, Akankah Harga Saham CBRE Melesat Lagi?
- Saham CBRE melonjak 5.321% YTD merespons transformasi ke sektor offshore energi. Akuisisi kapal jumbo Hai Long 106 didukung kontrak jangka panjang senilai Rp4,3 triliun.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Kapal offshore raksasa Hai Long 106 milik PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) telah tiba di Singapura. Kedatangan ini untuk menjalani persiapan dan verifikasi PODA (Protocol of Delivery & Acceptance), menandai finalisasi akuisisi aset jumbo.
Akuisisi kapal senilai US$100 juta (Rp1,6 triliun) ini merupakan bagian dari strategi transformasi CBRE. Perusahaan menunjukkan ambisi kuat untuk berevolusi dari angkutan laut konvensional ke penyedia layanan offshore dengan kapabilitas besar dan spesialisasi tinggi.
Di tengah proses transformasi ini, CBRE menyiapkan aksi korporasi rights issue besar-besaran. Penggabungan strategi ini menempatkan CBRE pada posisi strategis untuk mendapatkan proyek migas dan energi lepas pantai, baik di dalam maupun luar negeri.
1. Kapal 'Heavy-Lifting' dengan Kontrak Jangka Panjang
Kapal jenis pipe-laying and heavy-lifting vessel ini memiliki spesifikasi teknis tinggi. Panjangnya mencapai 161,93 meter, dilengkapi crane utama berkekuatan 3.000 ton, serta kemampuan operasional untuk pemasangan pipa bawah laut dan konstruksi lepas pantai.
CBRE telah mengamankan kontrak time charter selama delapan tahun dengan PT Gunanusa Utama Fabricators (GUF). Nilai kontrak ini mencapai sekitar Rp4,3 triliun, menjadikan Hai Long 106 langsung memiliki utilisasi jangka panjang dan visibilitas pendapatan yang solid.
2. Pendanaan Ganda Melalui Rights Issue Jumbo
Untuk memperkuat modal dan ekspansi, CBRE tengah menyiapkan RUPSLB pada 18 Desember 2025. Agenda utamanya adalah meminta persetujuan pemegang saham untuk rencana rights issue (penawaran saham baru) hingga 48 miliar saham.
Dana hasil rights issue akan digunakan untuk tiga hal utama. Yakni, memperkuat struktur permodalan, membayar sebagian kewajiban, serta mendukung rencana ekspansi kapal dan proyek-proyek offshore ke depan.
3. Reaksi Pasar: Kenaikan Harga Saham 5.321% YTD
Langkah transformasi agresif CBRE direspons luar biasa positif oleh pasar. Saham CBRE telah mencatat lonjakan harga yang eksplosif. Kenaikan year-to-date (YTD) tercatat mencapai 5.321,05%, menjadikannya salah satu saham dengan kenaikan tertinggi di bursa.
Berdasarkan data per 3 Desember 2025, saham CBRE berada di level Rp1.030 per saham. Kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp4,67 triliun. Harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir sempat mencapai Rp2.000 per saham.
Harga pembukaan dan penutupan sebelumnya berada di Rp1.050 per saham. Sepanjang hari perdagangan, saham CBRE bergerak di rentang harga tertinggi Rp1.055 per saham dan terendah Rp1.025 per saham.
4. Implikasi Bisnis dan Re-Rating
Strategi ini menunjukkan ambisi CBRE. Mereka ingin berevolusi dari angkutan laut berskala kecil ke penyedia layanan offshore kelas berat dengan kapabilitas besar, bersaing di pasar migas dan energi lepas pantai regional.
Transformasi bisnis ini berpotensi memicu re-rating valuasi. Apabila semua berjalan sesuai rencana, CBRE akan diposisikan sebagai perusahaan infrastruktur energi terintegrasi, dengan arus kas stabil dari kontrak time charterberjangka panjang.

Alvin Bagaskara
Editor
