Toy Story 5: Mainan Legendaris Berhadapan dengan Dunia Digital
- Pergulatan para mainan dalam film ini menjadi cerminan kekhawatiran para orang tua, guru, bahkan anak-anak sendiri yang berusaha menemukan keseimbangan antara permainan digital dan permainan nyata.

Distika Safara Setianda
Author

JAKARTA, TRENASIA.ID – Mainan yang menemani masa kecil kita yaitu Woody, Buzz, Jessie, dan kawan-kawan kembali hadir. Namun kali ini, tantangan terbesar mereka bukanlah mainan saingan, anak yang hilang, atau kolektor.
Tantangan mereka jauh lebih umum, yakni sebuah tablet. Dalam cuplikan perdana Toy Story 5 yang baru dirilis, Disney dan Pixar menyiapkan kisah yang terasa sangat relevan dengan kehidupan anak-anak dan keluarga masa kini.
Cuplikan tersebut tidak banyak membocorkan alur cerita. Tidak ada detail besar atau pengungkapan dramatis. Sebaliknya, trailer itu menampilkan sekilas dunia di mana ruang bermain yang akrab kini dipenuhi oleh teknologi canggih dan mengilap.
Melansir dari Azat TV, mainan-mainan yang dulu menjadi penguasa waktu bermain kini harus menerima kenyataan bahwa perhatian anak yang mereka sayangi telah beralih kepada mainan teknologi baru.
Sang Penantang: Lilypad si Tablet
Pusat dari konflik baru ini adalah Lilypad, sebuah tablet yang disuarakan oleh Greta Lee. Dalam cuplikan tersebut, Lilypad digambarkan bukan sekadar perangkat teknologi biasa, melainkan simbol perubahan zaman, mewakili munculnya fenomena “iPad kids” dan menurunnya permainan tradisional yang mengandalkan imajinasi.
Lilypad tidak digambarkan sebagai tokoh jahat, tetapi sosok yang memikat, layar bercahayanya dan fitur interaktifnya cukup untuk membuat mainan paling berani sekalipun gentar.
Kehadiran Lilypad menimbulkan kegelisahan di antara Woody, Buzz, dan teman-temannya. Dunia mereka terguncang saat melihat anak yang dulu begitu menyayangi mereka kini larut dalam dunia digital. Pesan halus yang tersampaikan jelas, teknologi sedang mengubah masa kanak-kanak, dan tidak semua mainan siap untuk beradaptasi.
Wajah-Wajah Baru di Kotak Mainan
Menambah daya tarik cerita, Conan O’Brien turut mengisi suara karakter Smarty Pants, mainan teknologi yang dirancang untuk membantu anak belajar menggunakan toilet. Kehadiran Lilypad dan Smarty Pants membawa sentuhan humor sekaligus relevansi baru bagi waralaba Toy Story.
Kedua karakter ini diciptakan untuk mencerminkan kehidupan keluarga modern, terinspirasi dari produk nyata yang kini banyak ditemukan di rumah-rumah di seluruh dunia.
Kehadiran tokoh-tokoh baru ini menegaskan niat Pixar untuk menjaga dunia Toy Story tetap selaras dengan budaya masa kini. Jika film-film sebelumnya menyoroti tema tentang persahabatan, kehilangan, dan makna kebersamaan, maka bab terbaru ini tampaknya akan mengajukan pertanyaan yang lebih besar.
Apa yang terjadi pada mainan di era yang dikuasai layar digital? Dan bagaimana teknologi memengaruhi hubungan serta daya imajinasi anak-anak?
Waktu Bermain dalam Bahaya: Lanskap Masa Kecil yang Berubah
Seiring cuplikan berjalan, intensitas emosinya semakin terasa. Mainan-mainan klasik itu tidak hanya berjuang demi kelangsungan mereka sendiri, mereka berjuang demi makna bermain itu sendiri.
Meningkatnya penggunaan tablet dan mainan berteknologi tinggi bukan sekadar unsur cerita, melainkan cerminan dari kekhawatiran nyata tentang masa depan dunia anak-anak.
Beberapa tahun terakhir, para orang tua dan pendidik semakin sering menyuarakan keprihatinan mengenai dampak waktu layar terhadap perkembangan, kreativitas, dan kemampuan sosial anak.
Toy Story 5 tampaknya langsung menyentuh isu ini, menggunakan karakter-karakter kesayangan untuk menggali apa yang sebenarnya diperoleh dan hilang ketika ruang bermain menjadi semakin digital.
Akankah Woody dan Buzz mampu hidup berdampingan dengan Lilypad, atau justru tersisih selamanya? Mungkinkah pesona mainan tradisional tetap bertahan di dunia di mana hiburan digital hanya sejauh satu sentuhan?
Tanggal Rilis dan Harapan Penggemar
Cuplikan berakhir dengan janji bahwa semua pertanyaan itu akan terjawab saat Toy Story 5 tayang di bioskop pada 19 Juli 2026. Antusiasme pun terasa kuat, bukan hanya terhadap alur ceritanya, tetapi juga terhadap diskusi yang kemungkinan besar akan muncul di antara keluarga, penggemar, dan para kritikus.
Seperti film-film sebelumnya, popularitas abadi waralaba ini diperkirakan akan menarik penonton dari berbagai generasi, baik orang dewasa yang dibalut nostalgia maupun anak-anak masa kini. Dengan tambahan tema yang relevan dan kehadiran karakter-karakter baru, film ini berpotensi menyentuh penonton dengan cara yang lebih mendalam.
Kisah di Balik Cuplikan: Sebuah Cerminan Budaya
Ini bukan kali pertama Toy Story mengangkat tema perubahan. Setiap film dalam seri ini selalu mencerminkan dinamika zamannya, mulai dari kehilangan kepolosan masa kecil hingga kecemasan menghadapi kedewasaan.
Namun, Toy Story 5 tampaknya berada pada posisi istimewa untuk menyoroti perubahan budaya yang kini dirasakan hampir di setiap rumah tangga.
Dengan menghadirkan tablet sebagai sosok antagonis, Pixar mengajak penonton untuk merenungkan bagaimana teknologi membentuk kehidupan kita, baik dalam sisi positif maupun negatif.
Pergulatan para mainan dalam film ini menjadi cerminan kekhawatiran para orang tua, guru, bahkan anak-anak sendiri yang berusaha menemukan keseimbangan antara permainan digital dan permainan nyata.
Seiring cuplikan Toy Story 5 menyebar di media sosial dan berbagai kanal berita hiburan, semakin jelas bahwa film ini bukan sekadar sekuel biasa. Kisahnya berfokus pada kemampuan untuk beradaptasi, ketangguhan, serta kekuatan imajinasi yang tak pernah pudar.
Terlepas dari apakah para mainan berhasil atau tidak, perjalanan mereka akan menyentuh siapa pun yang pernah bertanya-tanya apa yang terjadi ketika layar menyala dan mainan kesayangan masa lalu mulai terlupakan.

Distika Safara Setianda
Editor