Tren Leisure

Satu-satunya Hewan Selain Manusia, Semut Melakukan Operasi Penyelamatan Nyawa pada Sesama

  • Tingkat kelangsungan hidup untuk cedera tulang paha meningkat dari kurang dari 40% menjadi antara 90 hingga 95% ketika amputasi dilakukan.
semut.jpg

JAKARTA- Temuan ilmuwan menunjukkan semut bisa melakukan operasi penyelamatan nyawa pada sesamanya. Mereka adalah hewan kedua di dunia yang diketahui melakukan hal ini  bersama dengan manusia. 

Para peneliti menemukan bahwa semut tukang kayu Florida atau semut Florida carpenter ( Camponotus floridanus)  mengidentifikasi luka anggota badan pada teman sarangnya. Kemudian mengobatinya dengan pembersihan atau amputasi.

Tim tersebut menerbitkan temuannya di jurnal Current Biology pada 2 Juli 2024. "Saat kita berbicara tentang perilaku amputasi, ini benar-benar satu-satunya kasus di mana amputasi yang canggih dan sistematis terhadap individu oleh anggota spesiesnya yang lain terjadi di kerajaan hewan," kata penulis utama studi Erik Frank. Dia adalah  , seorang ahli ekologi perilaku di Universitas Würzburg di Jerman.

Pada tahun 2023, tim Frank menemukan bahwa spesies semut Afrika, Megaponera analis, dapat mengobati luka yang terinfeksi pada rekan-rekan sarangnya dengan zat antimikroba yang diproduksi di kelenjar mereka. Semut tukang kayu Florida tidak memiliki kelenjar yang setara, jadi tim ingin mengetahui bagaimana spesies ini menangani luka pada anggota koloni. 

Secara khusus, para peneliti mengamati dua jenis luka di kaki yakni laserasi pada tulang paha dan laserasi pada bagian bawah tulang kering.

Dalam percobaannya, mereka mengamati  semut mengobati luka pada tulang paha anggota sarangnya dengan cara membersihkan luka tersebut menggunakan mulutnya. Sebelum kemudian mengamputasi kaki tersebut dengan cara menggigitnya berulang kali. Sedangkan luka pada tulang kering diobati dengan cara dibersihkan saja.

Peningkatan Kelangsungan Hidup

Operasi tersebut menghasilkan peningkatan signifikan dalam kelangsungan hidup pasien semut. Tingkat kelangsungan hidup untuk cedera tulang paha meningkat dari kurang dari 40% menjadi antara 90 hingga 95% ketika amputasi dilakukan. Sementara tingkat kelangsungan hidup untuk cedera tulang kering meningkat dari 15% menjadi 75% setelah pembersihan.

Para ilmuwan berpendapat semut hanya mengamputasi cedera tulang paha, bukan semua cedera kaki. Hal ini diduga karena keterbatasan kecepatan. Amputasi memakan waktu setidaknya 40 menit bagi semut untuk diselesaikan.

Setelah mempelajari pemindaian mikro-CT semut, para peneliti berspekulasi bahwa kerusakan pada otot pemompa darah di tulang paha menyebabkan sirkulasi darah melambat. Ini berarti darah yang mengandung bakteri akan membutuhkan waktu lebih lama untuk masuk ke dalam tubuh. Sehingga semut memiliki cukup waktu untuk mengamputasi anggota tubuh tersebut.

Sementara itu, tulang kering semut memiliki jaringan otot yang relatif sedikit, sehingga infeksi dapat menyebar lebih cepat. Ini berarti amputasi akan memakan waktu terlalu lama bagi semut untuk menghentikan penyebaran bakteri berbahaya, jadi mereka lebih fokus membersihkan luka.

"Semut mampu mendiagnosis luka, melihat apakah luka terinfeksi atau steril, dan mengobatinya sesuai kebutuhan dalam jangka waktu lama oleh individu lain — satu-satunya sistem medis yang dapat menandinginya adalah sistem manusia," kata Frank dikutip Live Science 3 Juli 2024.

Menurut para peneliti, kemampuan semut untuk mengidentifikasi dan mengobati luka secara selektif bersifat bawaan. Mereka tidak menemukan bukti pembelajaran.

Para ilmuwan sekarang memperluas penelitian mereka ke spesies semut lain yang tidak memiliki kelenjar antimikroba khusus. Ini  untuk melihat apakah semut lain memiliki kemampuan untuk melakukan operasi.