Mal di New Jersey Digugat karena Menjual Pakaian di Hari Minggu
- Aturan yang dikenal sebagai “blue laws” ini sudah ada sejak berabad-abad di New Jersey dan awalnya berakar pada ajaran agama.

Distika Safara Setianda
Author

JAKARTA, TRENASIA.ID – Setiap hari Minggu, pusat perbelanjaan raksasa American Dream di New Jersey menawarkan beragam hiburan bagi pengunjungnya, mulai dari bermain ski di dalam ruangan, berselancar di ombak buatan, menaiki roller coaster, hingga berbelanja pakaian baru di puluhan toko ritel ternama.
Namun, salah satu aktivitas itu kini dipersoalkan dalam sebuah gugatan terhadap kompleks hiburan dan belanja besar yang berlokasi di East Rutherford, dan masalahnya bukan pada wahana permainan.
Menurut gugatan tersebut, sekitar 120 toko di mal itu berulang kali mengabaikan aturan sejak Januari, dengan pelanggaran yang diduga terjadi ratusan bahkan ribuan kali.
Menurut gugatan yang diajukan pejabat dari kota tetangga, Paramus, American Dream diduga melanggar peraturan daerah yang sejak lama melarang penjualan barang-barang non-esensial seperti pakaian, perabot rumah tangga, dan furnitur pada hari Minggu.
Aturan yang dikenal sebagai “blue laws” ini sudah ada sejak berabad-abad di New Jersey dan awalnya berakar pada ajaran agama.
Namun, para pendukungnya di masa kini menilai peraturan itu memberi kesempatan bagi warga sekitar untuk beristirahat dari kemacetan dan kebisingan, khususnya di kawasan dekat New York City yang biasanya dipadati pembeli sepanjang minggu.
Dilansir dari 6 ABC, pejabat di Paramus, pusat perbelanjaan besar yang memiliki tiga mal raksasa serta deretan panjang pusat pertokoan, menyatakan bahwa hampir semua toko ritel di wilayah itu tutup bagi pembeli setiap hari Minggu.
Ketika American Dream dibuka pada 2019 di sebelah Stadion MetLife, markas tim NFL Jets dan Giants, rencananya memang toko-toko ritel di sana akan tutup setiap Minggu, sementara taman hiburannya tetap beroperasi.
Namun, laporan NorthJersey.com pada Januari lalu mengungkapkan bahwa sejumlah toko ritel di kompleks itu ternyata sudah membuka gerainya pada hari Minggu selama hampir setahun.
“Bisnis-bisnis ini, dengan dorongan dan dukungan dari pihak pengelola mal serta pembiaran dari para tergugat lainnya, telah melanggar hukum ratusan bahkan ribuan kali sejak Januari,” demikian isi gugatan yang diajukan ke Pengadilan Tinggi negara bagian.
Sementara itu, pihak American Dream menyatakan bahwa aturan blue laws di Bergen County tidak berlaku bagi kompleks tersebut karena berdiri di atas lahan milik negara bagian.
“Gugatan ini hanyalah manuver politik tanpa dasar yang digerakkan oleh kepentingan pesaing swasta,” tulis pernyataan mereka.
Namun, Wali Kota Paramus, Christopher DiPiazza, menegaskan bahwa American Dream sebelumnya sudah “berjanji secara resmi” akan mematuhi aturan blue laws begitu mereka mulai beroperasi.
Transkrip dari sidang publik tahun 2011 menunjukkan pernyataan Tony Armlin, yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden pengembangan dan konstruksi pemilik mal Triple Five. Ia mengatakan bahwa aturan blue laws “melarang kami melakukan aktivitas ritel pada hari Minggu,” yang menurutnya sekaligus membantu membatasi dampak lalu lintas.
Eksekutif Bergen County Jim Tedesco, yang juga ikut disebut dalam gugatan menyampaikan pihak pengelola American Dream sebelumnya sudah “memberi jaminan langsung” kepadanya bahwa toko-toko ritel akan tetap tutup setiap Minggu sebelum mal itu resmi dibuka.
“Mereka mengingkari janji itu,” ujarnya. “Keputusan mereka membuka toko ritel di hari Minggu bukan hanya melanggar undang-undang negara bagian, tapi juga memberi keuntungan tidak adil dibanding bisnis lain di Bergen County yang mematuhi aturan.”
Gugatan tersebut juga menyebut pemerintah East Rutherford, meski wali kotanya belum memberikan komentar, serta Otoritas Olahraga dan Ekshibisi New Jersey (NJSEA). Baik NJSEA maupun kantor jaksa agung negara bagian menolak berkomentar dengan alasan tidak membahas perkara yang sedang berlangsung.
Pada awalnya, aturan blue laws di New Jersey jauh lebih ketat dan berlaku di seluruh negara bagian. Larangan itu tidak hanya mencakup kegiatan bisnis, tetapi juga aktivitas rekreasi dan perjalanan yang dianggap tidak esensial, dengan alasan moral untuk menjaga hari Sabat tetap terbebas dari perdagangan maupun hiburan.
Meski sebagian besar county di New Jersey sudah tidak lagi memberlakukan aturan tersebut, para pemimpin di Bergen County berkali-kali menolak upaya pencabutannya.
Aturan itu, yang memberikan pengecualian bagi beberapa layanan seperti toko bahan makanan dan apotek juga tetap dipertahankan melalui dukungan suara warga setempat.

Distika Safara Setianda
Editor