Kota di Jepang Ini Usulkan Pembatasan Penggunaan Ponsel Pintar Selama Dua Jam per Hari
- Orang dewasa juga mengorbankan waktu tidur atau waktu bersama keluarga sehingga mereka dapat terus menggulir ponsel dan tablet mereka

Amirudin Zuhri
Author


JAKARTA,TRENASIA.ID-Sebuah kota di Jepang bagian tengah ingin membatasi penggunaan telepon pintar bagi seluruh 69.000 penduduknya menjadi dua jam sehari. sebuah langkah yang telah memicu perdebatan sengit tentang kecanduan perangkat.
Proposal tersebut diyakini sebagai yang pertama dari jenisnya di Jepang. Rencana tersebut saat ini sedang diperdebatkan oleh anggota parlemen setelah diajukan oleh pemerintah kota Toyoake di Aichi awal minggu ini.
Walikota Toyoake mengatakan usulan hanya berlaku di luar jam kerja dan belajar dan tidak akan ditegakkan secara ketat. Aturan dimaksudkan untuk mendorong warga agar mengelola waktu mereka di depan layar dengan lebih baik.
Tidak akan ada sanksi jika melanggar aturan tersebut, yang akan disahkan pada bulan Oktober jika disetujui oleh anggota parlemen.
"Batas waktu dua jam... hanyalah pedoman... untuk menyemangati warga," kata Wali Kota Toyoake Masafumi Koki dalam sebuah pernyataan yang dikutip Japan Times Kamis 28 Agustus 2025.
“Hal ini tidak berarti kota akan membatasi hak-hak warganya atau membebankan kewajiban,” katanya,
"Sebaliknya, saya berharap ini menjadi kesempatan bagi setiap keluarga untuk memikirkan dan mendiskusikan waktu yang dihabiskan di ponsel pintar serta waktu penggunaan perangkat tersebut."
Dia menambahkan penggunaan telepon pintar selama kegiatan non-waktu luang, seperti menonton video sambil memasak atau berolahraga, pembelajaran daring, dan berlatih untuk turnamen e-sports, tidak akan dihitung dalam dua jam.
Koki mengatakan ia menyadari telepon pintar berguna dan tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi ia juga menunjukkan bahwa sejumlah siswa tidak masuk sekolah karena mereka menolak meninggalkan rumah tanpa telepon mereka.
Orang dewasa juga mengorbankan waktu tidur atau waktu bersama keluarga sehingga mereka dapat terus menggulir ponsel dan tablet mereka, kata walikota.
Tidak Puas
Menurut media berita Jepang Mainichi lebih dari 120 warga menelepon dan mengirim email kepada otoritas kota setempat selama masa konsultasi. Mayoritas (80%) tidak puas dengan usulan tersebut. Namun, beberapa menunjukkan dukungan terhadap RUU tersebut.
Usulan tersebut mengusulkan agar siswa sekolah dasar berhenti menggunakan perangkat pada pukul 21:00 sementara siswa yang lebih tua dan orang dewasa harus berhenti pada pukul 22:00.
Banyak yang menyampaikan keluhan mereka tentang usulan tersebut di media social. Salah satu pengguna mengatakan “Anda bahkan tidak dapat membaca buku atau menonton film dalam dua jam, “ menurut Japan Times.
