Jika Juara Liga Champions, Ini Uang yang Dibawa PSG dan Inter Milan Pulang
- Musim ini, UEFA mengganti format fase grup menjadi fase liga dengan 36 tim, di mana masing-masing tim menjalani delapan pertandingan melawan lawan berbeda.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA – Paris Saint-Germain (PSG) dan Inter Milan akan saling berhadapan dalam final Liga Champions 2024/2025 yang digelar di Allianz Arena, Munich, pada 31 Mei mendatang. Selain perebutan trofi paling prestisius di Eropa, laga ini juga menjadi pertarungan memperebutkan keuntungan finansial luar biasa berkat sistem baru kompetisi yang diterapkan UEFA.
Musim ini, UEFA mengganti format fase grup menjadi fase liga dengan 36 tim, di mana masing-masing tim menjalani delapan pertandingan melawan lawan berbeda. Perubahan format ini tak hanya menambah jumlah pertandingan, tetapi juga meningkatkan total hadiah yang dibagikan kepada klub peserta—dari €2,03 miliar menjadi €2,437 miliar.
PSG mencatat empat kemenangan, satu hasil imbang, dan tiga kekalahan di fase liga. Dengan hasil ini, mereka meraup €8,4 juta dari kemenangan, €700.000 dari hasil imbang, serta €18,62 juta dari biaya partisipasi. Ditambah bonus klasemen sekitar €2 juta, total pendapatan PSG di fase ini diperkirakan mencapai €29,72 juta.
- 31 Saham Loyo, LQ45 Melemah ke Level 763,76
- Tergelincir 1,42 Persen, IHSG Ditutup Melemah di 6.827,75
- Ada Tetangga RI, Ini 5 Negara dengan Tenaga Kerja Outsourcing Terbaik di Dunia
Inter Milan tampil lebih solid di fase liga dengan enam kemenangan, satu imbang, dan satu kekalahan. Mereka mengantongi €12,6 juta dari kemenangan dan €700.000 dari hasil imbang. Dengan komponen lainnya serupa, total pendapatan Inter Milan dari fase liga mencapai sekitar €33,92 juta.
Memasuki fase gugur, setiap klub yang lolos ke babak 16 besar mendapat €11 juta. Jika lolos ke perempat final, hadiah meningkat menjadi €12,5 juta, kemudian €15 juta untuk semifinal. Finalis akan mendapatkan €18,5 juta, dan juara akan menerima tambahan €6,5 juta. Secara keseluruhan, klub yang menjadi juara bisa mengantongi hingga €63,12 juta dari performa di fase gugur.
Di luar hadiah pertandingan, UEFA juga memberikan distribusi dari market pool (hak siar) dan koefisien performa klub selama 10 tahun terakhir. Nilainya sangat bervariasi, tetapi untuk klub besar seperti PSG dan Inter, estimasinya mencapai €40–50 juta. Klub juara juga akan menerima tambahan €4 juta jika menjuarai UEFA Super Cup 2025.
Jika PSG berhasil menjuarai Liga Champions, total pendapatan mereka diperkirakan mencapai €148 juta atau sekitar Rp2,6 triliun. Sementara itu, Inter Milan bisa meraup sekitar €147 juta atau Rp2,59 triliun jika menjadi kampiun.
Sebagai perbandingan, Real Madrid sebagai juara musim lalu mengantongi sekitar €138,79 juta. Artinya, pendapatan juara musim ini meningkat hampir 7% berkat format baru yang menawarkan lebih banyak pertandingan dan skema hadiah yang lebih progresif.
Simulasi: Jika Klub Menang Sempurna di Semua Laga
Jika sebuah klub mampu mencatat kemenangan sempurna sejak fase liga hingga final, maka potensi pendapatannya akan jauh lebih besar.
Di fase liga, delapan kemenangan akan menghasilkan €16,8 juta. Bila ditambah biaya partisipasi €18,62 juta dan bonus klasemen sebesar €2 juta, total pendapatan dari fase liga bisa mencapai €37,42 juta.
Selanjutnya, kemenangan berturut-turut di babak 16 besar, perempat final, semifinal, dan final akan memberikan €63 juta. Bila klub tersebut juga memenangkan UEFA Super Cup, akan ada tambahan €4 juta.
Komponen market pool dan koefisien UEFA, jika dimaksimalkan oleh klub dengan sejarah kuat dan pasar besar, bisa mencapai €50 juta.
Dengan demikian, pendapatan maksimal dari Liga Champions musim ini dapat mencapai €154,92 juta, atau sekitar Rp2,73 triliun. Ini merupakan simulasi ideal yang menunjukkan daya dorong ekonomi yang ditawarkan oleh sistem baru UEFA kepada klub-klub terbaik Eropa.

Amirudin Zuhri
Editor
