Jelang Libur Panjang, Satgas Ingatkan Lonjakan Kasus Positif Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, mobilitas masyarakat di tengah pandemi COVID-19 sangat berisiko. Alih-alih melepas penat, liburan tahun baru justru bisa membahayakan pelaku perjalanan.

Fajar Yusuf Rasdianto
Author


Pengunjung melihat karya berjudul “Menarik Ketarik” yang dipajang pada pameran senirupa bertajuk “Creative Freedom to Heal the Nation (Artists Response to the Pandemic)” di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis, 15 Oktober 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
(Istimewa)JAKARTA – Liburan panjang Natal dan tahun baru kali ini terlaksana dalam kondisi berbeda. Pandemi COVID-19 yang belum berakhir memaksa setiap orang berpikir ulang untuk melaksanakan liburan. Pasalnya, momen libur panjang acap memicu peningkatan kasus aktif COVID-19 di Indonesia.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, mobilitas masyarakat di tengah pandemi COVID-19 sangat berisiko. Alih-alih melepas penat, liburan tahun baru justru bisa membahayakan pelaku perjalanan.
“Lonjakan kasus positif bukanlah hal yang patut diremehkan mengingat lonjakan kasus ini membawa dampak lanjutan, ” katanya dikutip dari laman covid-19.go.id.
- Kejagung Periksa Dirut BPJS Ketenagakerjaan, dan 4 Bos Sekuritas Soal Dugaan Korupsi Rp40 Triliun
- Perkuat Pasar Digital, Hypermart dan Foodmart Kini Hadir di Blibli
- OVO Makin Komplit, Sekarang Ada Fitur Investasinya Juga
Dampak lanjutan itu mencakup berkurangnya jumlah tempat tidur isolasi dan ruang ICU. Di mana saat ini, kapasitas ruang ICU dan isolasi di beberapa daerah sudah terisi lebih dari 70%.
Dampak lanjutan lainnya, kata Wiku, bertambahnya tugas penanganan dari para petugas kesehatan. Lalu tingginya potensi penularan dan bertambahnya korban jiwa akibat COVID-19.
Menurutnya, pemerintah saat ini sedang menyusun kebijakan perjalanan selama periode liburan panjang termasuk syarat testing bagi pelaku perjalanan. Salah satunya menggunakan tes swab antigen. World Healt Organization (WHO) telah mengakui swab antigen sebagai alat screening COVID-19.
- Ebay Lepas Unit Bisnisnya di Korea Selatan, Mahar US$3,6 Miliar!
- Tiga Mal Jakarta Berintegrasi Menjadi Mall 4.0
- 13,7 juta UMKM Sudah Bergabung ke Ekosistem Digital
“Satgas menyadari beberapa bagian dari peraturan ini terkesan sulit dijalankan. Tapi masyarakat harus menyadari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah bertujuan melindungi masyarakat dan mencegah lonjakan kasus COVID-19,” jelasnya.
Setelah kurang lebih 10 bulan menghadapi pandemi, pemerintah dan masyarakat, kata Wiku, telah bergotong-royong untuk mengaplikasikan perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). sebagai perisai penting dalam meminimalisir penularan COVID-19.
Perisai 3M tersebut nantinya akan semakin kuat dengan kehadiran vaksin COVID-19. Meski saat ini vaksin COVID-19 sudah dalam tahap pengujian, dia mengakui bahwa tantangan lain yang akan datang adalah memastikan seluruh masyarakat memiliki akses terhadap vaksin tersebut.
“Presiden Joko Widodo pada Rabu kemarin telah mengumumkan bahwa pemerintah berkomitmen menyediakan vaksin COVID-19 secara gratis kepada seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
