Tren Leisure

Digantikan AI! Elon Musk Ramal Ponsel akan Punah dalam 5 Tahun

  • Dalam episode podcast Joe Rogan, Elon Musk secara blak-blakan mengatakan ponsel pintar akan pensiun dalam lima atau enam tahun ke depan. Bukan secara perlahan menghilang, tapi benar-benar lenyap dari peredaran.
Elon Musk.
Elon Musk. (forbes)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Dalam episode podcast Joe Rogan, Elon Musk secara blak-blakan mengatakan ponsel pintar akan pensiun dalam lima atau enam tahun ke depan. Bukan secara perlahan menghilang, tapi benar-benar lenyap dari peredaran.

“Di masa depan tidak akan ada lagi sistem operasi atau aplikasi. Ponsel hanya akan menampilkan piksel dan mengeluarkan suara,” kata CEO Tesla Elon Musk.

“Perangkat itu akan memprediksi apa yang paling ingin kamu lihat dan dengar, lalu menciptakannya secara real time. Kami akan mengintegrasikan AI sedalam mungkin ke dalam perangkat ini,” sambung dia, dilansir dari Binance Square.

Ia menegaskan ponsel, dalam bentuk yang kita kenal sekarang, tidak akan lagi eksis. “Apa yang disebut ponsel sebenarnya hanyalah node tepi untuk pemrosesan AI (AI inference), dilengkapi modul nirkabel untuk konektivitas.”

Bayangkan saja, era ponsel dengan sistem operasi dan segudang aplikasi, aktivitas menggulir dan mengetuk layar tanpa henti semuanya akan berakhir.

Dialansir dari inf.news, sebagai gantinya, akan hadir panel tampilan yang sangat sederhana, hanya terdiri dari beberapa piksel dan speaker, sementara seluruh fungsinya dijalankan oleh AI di belakang layar.

Penilaian Musk ini didasarkan pada kemajuan nyata dari perusahaan-perusahaannya sendiri.

Misalnya, model Grok milik xAI sudah mampu memproses data multimodal, tidak hanya memahami teks, tetapi juga gambar dan suara, serta menghindari bias politik yang benar dan langsung menuju pada kebenaran.

Antarmuka otak-komputer milik Neuralink juga menunjukkan kemajuan yang stabil. Pada tahun pertamanya, 2024, perusahaan tersebut berhasil menanamkan chip ke pasien pertamanya. Menjelang Agustus 2025, pasien itu sudah mampu bermain catur hanya dengan menggunakan pikirannya.

Di Inggris, pasien kedua menjalani operasi sukses pada 27 Oktober dan sudah bisa mengendalikan kursor komputer hanya beberapa jam setelah prosedur dilakukan.

Jika teknologi ini benar-benar diterapkan secara luas, ponsel akan menjadi using, siapa lagi yang mau repot-repot mengetuk layar dengan jari, jika cukup dengan berpikir saja perangkat sudah merespons?

Menurut Musk, tujuan Neuralink adalah menggabungkan kemampuan kognitif manusia dengan teknologi, dan menghapus kebutuhan akan perangkat genggam sepenuhnya.

Sementara, mantan kepala desainer Apple Jony Ive, menciptakan prototipe berukuran saku yang menjadi penghubung sempurna antara ponsel dan komputer, dan perangkat ini diluncurkan pada musim semi 2025.

Teknologi edge computing juga ikut berkembang, menggabungkan kekuatan AI lokal dengan komputasi awan secara mulus, menghasilkan efisiensi energi tinggi dan respons yang sangat cepat.

Menurut Musk, perangkat di masa depan tidak lagi berfungsi sebagai tempat penyimpanan konten, melainkan akan berperan sebagai node tepi untuk pemrosesan kecerdasan buatan (AI inference).

Misalnya, ketika pengguna membutuhkan navigasi, perangkat akan otomatis menampilkan peta 3D dengan informasi lalu lintas real time.

Atau saat ingin menonton video, AI akan langsung menghasilkan cuplikan yang dipersonalisasi sesuai preferensi pengguna, tanpa perlu mencari atau menekan apa pun, karena semua sudah diatur sebelumnya.

Gagasan ini memang terdengar seperti fiksi ilmiah, tetapi memiliki dasar yang kuat. Proyek kolaboratif OpenAI sudah mulai menutup celah teknologi tersebut, dan hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat latensi dapat dikendalikan hingga hitungan milidetik.

Tentu saja, transformasi ini tidak terjadi dalam semalam. Pada era internet tradisional, kita berperan sebagai konsumen konten dan hanya sesekali terlibat dalam proses penciptaannya. Namun kini, dengan AI yang mengambil peran utama, teknologi ini telah menjadi kekuatan penggerak utama.

Adegan film yang dipersonalisasi, asisten rapat virtual, hingga rencana pembelajaran yang disesuaikan dapat dihasilkan secara real time, bahkan gaya dan nuansanya bisa diubah sesuai suasana hati pengguna.

Musk menekankan, perubahan ini bukan hanya membuat segalanya lebih praktis, tetapi juga jauh lebih efisien.

Sebagai contoh pasar China, produsen seperti Huawei dan Xiaomi sudah lama mendorong pengembangan ponsel berbasis AI. Model besar yang terintegrasi dalam sistem Harmony bahkan mampu menghasilkan laporan melalui interaksi suara.

Melihat tren global ini, perusahaan-perusahaan China bergerak cepat dan memiliki keunggulan rantai pasok yang kuat, yang menjadikan mereka kandidat utama dalam memimpin evolusi perangkat masa depan.

Prediksi Musk tidak hanya berhenti pada perkembangan perangkat, tetapi juga menyentuh dampak yang lebih besar yaitu perubahan besar dalam lanskap pekerjaan.

Ia secara terang-terangan menyatakan AI akan memakan sejumlah besar lapangan kerja, terutama pekerjaan repetitif berbasis komputer.

Tugas seperti memproses email atau layanan pelanggan lewat telepon kini sudah memiliki tingkat otomatisasi yang tinggi, sistem respons berbasis AI telah menjadi standar di banyak perusahaan, bekerja beberapa kali lebih efisien dibanding manusia, dengan tingkat kesalahan yang lebih rendah.

Dalam tiga hingga lima tahun ke depan, jenis pekerjaan semacam ini diperkirakan akan menyusut hingga tinggal sepersepuluh dari jumlah awalnya, menyisakan ruang hanya untuk menangani kasus-kasus khusus.

Bahkan pekerjaan yang menuntut kemampuan berpikir tinggi seperti pemrograman dan pembuatan konten juga masuk dalam daftar yang terancam.