Tren Leisure

Benteng Militer Mesir berusia 3.500 Tahun Ditemukan di Gurun Sinai

  • benteng seluas kurang lebih 0,8 hektare ini menunjukkan bahwa benteng tersebut mungkin dibangun pada masa pemerintahan Thutmose I (sekitar 1504 hingga 1492 SM).
benteng mesir.jpg

JAKARTA, TRENASIA.ID- Para arkeolog telah menemukan sebuah benteng militer berusia 3.500 tahun dengan dinding bergaya zig-zag di Gurun Sinai utara Mesir, tak jauh dari pesisir Mediterania. Benteng ini terpelihara dengan sangat baik, bahkan terdapat sisa-sisa oven dan sepotong adonan fosil yang tak pernah sempat dimakan oleh para prajurit benteng.

Menurut Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir artefak dari benteng seluas kurang lebih 0,8 hektare ini menunjukkan bahwa benteng tersebut mungkin dibangun pada masa pemerintahan Thutmose I (sekitar 1504 hingga 1492 SM). Thutmose I adalah seorang firaun yang memperluas wilayah kekuasaan Mesir hingga wilayah Suriah modern, yang turut menjelaskan lokasi benteng tersebut.

Benteng tersebut ditemukan di Tell el-Kharouba, sebuah situs arkeologi di dekat jalan militer kuno yang dikenal sebagai "Jalan Horus " atau "jalan militer Horus", yang merujuk pada dewa langit dan perang berkepala elang Mesir. Jalan ini membentang melintasi Gurun Sinai utara, menghubungkan delta Nil dengan wilayah lain di Mediterania timur. Benteng-benteng lain sebelumnya telah ditemukan di sisa-sisa jalan kuno tersebut, demikian pernyataan tersebut.

Salah satu dinding di dalam benteng memiliki pola zig-zag, membentang dari utara ke selatan dan membagi sebagian wilayah barat yang dulunya merupakan area pemukiman. “Pola zig-zag ini "membantu memperkuat stabilitas dinding dan mengurangi dampak erosi angin dan pasir," ujar Hesham Hussein , Wakil Menteri Arkeologi Mesir Hilir dan Sinai di Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir yang memimpin tim penggalian situs tersebut dikutip Live Science Minggu 19 Oktober 2025.

Beberapa ceruk luar berisi oven-oven kecil yang kemungkinan digunakan "untuk kegiatan rumah tangga sehari-hari di dalam benteng," tambahnya. Lokasi ini dekat dengan tempat tim menemukan adonan yang membatu di samping salah satu oven.

Benteng besar itu dijaga dengan ketat. Sejauh ini, para arkeolog telah menemukan 11 menara pertahanan di dalam benteng, dan beberapa menara memiliki "endapan fondasi" yang terbuat dari tembikar yang terkubur di sana ketika pembangunan dimulai. Beberapa tembikar tersebut memiliki cap nama Thutmose I. Di Mesir kuno, endapan fondasi umumnya dikubur sebagai persembahan ritual pada bangunan yang baru dibangun.

Mengingat ukurannya, pastilah terdapat banyak tentara di dalamnya. "Dengan memperhitungkan gudang, halaman, dan fasilitas lainnya, kami memperkirakan garnisun tersebut kemungkinan berjumlah antara 400 dan 700 tentara, dengan rata-rata sekitar 500 tentara," kata Hussein.

Di dalam benteng, para arkeolog menemukan tempat tinggal para prajurit. Mereka menemukan batuan vulkanik dari Kepulauan Aegea, yang kemungkinan digunakan untuk konstruksi, di dalam benteng. Tim sedang mencari tahu apakah ada pelabuhan terdekat yang mungkin membantu memasok garnisun.

"Penemuan benteng ini sangat menarik," kata James Hoffmeier , seorang arkeolog dan profesor di Trinity International University yang telah menggali benteng berbeda di Gurun Sinai di lokasi Tell el-Borg tetapi tidak terlibat dengan penemuan baru tersebut.

Benteng yang baru ditemukan dan benteng yang sebelumnya ditemukan di Tell el-Borg merupakan "bagian dari jalur militer dari Mesir ke Kanaan yang memungkinkan Mesir menguasai pesisir timur Mediterania selama hampir empat abad," ujar Hoffmeier kepada Live Science melalui email. Ia mencatat bahwa Mesir menguasai garis pantai menuju Kanaan hampir sepanjang periode Kerajaan Baru, yang berlangsung dari sekitar tahun 1550 hingga 1070 SM.

“Temuan bahwa benteng yang baru ditemukan itu kemungkinan besar dibangun atas perintah Thutmose I ini penting karena mendukung pandangan yang telah lama diyakini bahwa Thutmose I adalah bapak kekaisaran Mesir di Asia Barat dan bahwa ia kemungkinan besar merupakan pemain kunci di awal sistem pertahanan ini, yang kemudian ditambahkan oleh raja-raja berikutnya dengan lebih banyak benteng," kata Hoffmeier.

Gregory Mumford , seorang Egyptologist dan profesor antropologi di University of Alabama di Birmingham yang tidak terlibat dalam penggalian tersebut mengatakan penelitian di situs tersebut akan sangat memperluas pemahaman kita tentang sifat pengamanan Sinai Timur Laut di sepanjang Jalan Horus' leh Kerajaan Baru Mesir di awal. “Dan memberikan lebih banyak wawasan tentang bagaimana Mesir menjaga perbatasan timurnya”