<p>JAKARTA, <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/">TRENASIA.ID</a> – Banyak orang ingin meningkatkan kekayaannya, namun tetap terjebak di kelas finansial yang sama. Mengapa hal ini terjadi? Sering kali, masalahnya bukan hanya soal seberapa besar penghasilan, melainkan bagaimana cara mengelolanya.</p><p>Jika ingin keluar dari pola hidup <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/kelas-menengah">kelas menengah</a> dan melangkah menuju kesejahteraan finansial, mengenali kesalahan keuangan yang mungkin dilakukan bisa menjadi kunci penting.</p><p>Mulai dari kesalahan dalam berinvestasi hingga kurangnya literasi keuangan, berbagai hal dapat memperlambat pertumbuhan finansial Anda.</p><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tren-leisure/5-hal-yang-dibeli-kelas-menengah-agar-terlihat-kaya">5 Hal yang Dibeli Kelas Menengah Agar Terlihat Kaya</a></li></ul><h2>Kesalahan Keuangan Kelas Menengah yang Tak Bikin Kaya</h2><p>Dilansir dari Naasdaq, berikut tujuh kesalahan terbesar menurut para ahli keuangan yang membuat banyak orang tetap bertahan di <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/kelas-menengah">kelas menengah</a>.</p><h3>1. Menghindari Investasi atau Membuat Pilihan Investasi yang Buruk</h3><p>“Banyak individu kelas menengah cenderung enggan berinvestasi karena takut risiko, atau justru salah memilih investasi dengan mengikuti tren jangka pendek tanpa riset yang memadai,” jelas Taylor Kovar, CFP, CEO Kovar Wealth Management.</p><p>“Langkah awal yang baik adalah membekali diri dengan pengetahuan tentang berbagai instrumen investasi. Lakukan diversifikasi portofolio untuk menyeimbangkan risiko dan potensi keuntungan,” sarannya.</p><p>Dia menyarankan untuk mempertimbangkan juga investasi jangka panjang seperti reksa dana saham, yang secara historis mampu memberikan hasil stabil.</p><p>“Jika masih ragu, berkonsultasi dengan penasihat keuangan bisa menjadi pilihan bijak,” jelasnya.</p><h3>2. Terjebak pada Inflasi Gaya Hidup</h3><p>“Jebakan yang sering terjadi adalah inflasi gaya hidup, ketika pendapatan naik, pengeluaran ikut meningkat dan akhirnya bisa menimbulkan utang besar,” ujar Kovar.</p><p>“Biasanya terlihat dari pengeluaran berlebihan untuk rumah, mobil, atau barang mewah lain yang dibiayai lewat pinjaman dan kartu kredit,” sambungnya.</p><p>Solusinya, buat anggaran yang mengutamakan tabungan dan pelunasan utang. Tetaplah hidup sesuai atau bahkan di bawah kemampuan, meski penghasilan bertambah. Fokuslah membangun dana darurat dan melunasi utang berbunga tinggi.</p><p>Dengan cara ini, kondisi keuangan saat ini lebih aman sekaligus membuka peluang untuk naik ke tingkat yang lebih baik.</p><h3>3. Gagal Merencanakan Tujuan Keuangan Jangka Panjang</h3><p>“Banyak orang lalai menyiapkan rencana <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tag/keuangan">keuangan</a> jangka panjang, termasuk pensiun, sehingga di masa tua mereka kekurangan dana,” ujar Kovar.</p><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tren-leisure/5-kesalahan-keuangan-yang-harus-dihindari-kelas-menengah-selama-resesi">5 Kesalahan Keuangan yang Harus Dihindari Kelas Menengah Selama Resesi</a></li></ul><p>Mulailah menabung dan merencanakan pensiun sedini mungkin. Manfaatkan program pensiun dari perusahaan, terutama jika ada kontribusi tambahan dari pemberi kerja.</p><p>Lakukan evaluasi dan penyesuaian secara rutin agar rencana pensiun tetap sesuai dengan tujuan keuangan serta kondisi pasar yang terus berubah.</p><h3>4. Gagal Mencari Pertumbuhan Pendapatan</h3><p>“Tidak berusaha meningkatkan penghasilan juga bisa menjadi penghambat,” ujar Jeff Rose, CFP sekaligus pendiri Good Financial Cents.</p><p>Banyak orang bertahan di pekerjaan yang sama hanya dengan kenaikan gaji tahunan yang kecil. Padahal, dengan aktif mengejar promosi atau pindah kerja, seseorang bisa meningkatkan pendapatan secara signifikan.</p><p>“Data menunjukkan bahwa karyawan yang berganti pekerjaan seringkali mendapatkan kenaikan gaji 10% hingga 20%, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata kenaikan 3% jika tetap di posisi yang sama,” ungkapnya.</p><h3>5. Tidak Menabung Secara Konsisten</h3><p>“Saya selalu menyarankan orang untuk menabung sejak dini dan melakukannya secara konsisten untuk masa pensiun,” kata Doug Carey, CFA dari WealthTrace.</p><p>“Saya biasanya menunjukkan kepada orang-orang gambaran bagaimana investasi berkembang dari waktu ke waktu agar mereka lebih mudah memahami manfaatnya. Ini membantu mereka mendapatkan gambaran nyata tentang manfaat menabung sejak dini dan sering,” imbuhnya.</p><h3>6. Hidup di Luar Kemampuan</h3><p>“Hidup dengan pola belanja berlebihan untuk hal-hal yang tidak penting, menumpuk utang, dan tidak membuat anggaran adalah kesalahan umum,” ujar Carey.&nbsp;</p><p>“Saya selalu menyarankan klien untuk hidup sesuai kemampuan dengan cara membuat anggaran, mencatat pengeluaran, serta memangkas biaya yang tidak perlu.”</p><p>Lunasi utang berbunga tinggi seperti kartu kredit, lalu fokuslah menabung dan berinvestasi demi masa depan.</p><h3>7. Kurangnya Edukasi Keuangan</h3><p>“Banyak orang masih kurang memiliki literasi keuangan dasar, yang akhirnya membuat mereka salah mengambil keputusan finansial dan melewatkan peluang,” jelas Carey.</p><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.id/tren-leisure/ekonomi-lagi-sulit-ini-5-pengeluaran-yang-harus-dihindari-menurut-warren-buffett">Ekonomi Lagi Sulit, Ini 5 Pengeluaran yang Harus Dihindari Menurut Warren Buffett</a></li></ul><p>Menurutnya, masyarakat perlu lebih teredukasi dalam mengelola keuangan pribadi dan mempersiapkan pensiun.</p><p>“Kepada klien saya, biasanya saya merekomendasikan buku, kursus, hingga blog seputar keuangan pribadi agar mereka bisa meningkatkan pemahaman,” jelas dia.</p>

Ilustrasi wanita menabung sebagian dari gajinya.

Banyak orang ingin meningkatkan kekayaannya, namun tetap terjebak di kelas finansial yang sama. Mengapa hal ini terjadi? Sering kali, masalahnya bukan hanya soal seberapa besar penghasilan, melainkan bagaimana cara mengelolanya.

Harga Emas Hari Ini

7 Kesalahan Keuangan Kelas Menengah yang Membuat Tak Bikin Kaya