5 Panduan Membuat Pupuk Kompos dari Sampah Rumah Tangga
- Membuat kompos sendiri adalah cara alami untuk menyuburkan kebun, menghemat pengeluaran, dan turut menjaga lingkungan. Kamu tidak perlu membeli pupuk, karena sisa-sisa dapur, limbah kebun, dan kardus bekas bisa didaur ulang menjadi kompos.

Distika Safara Setianda
Author

JAKARTA, TRENASIA.ID – Salah satu sampah rumah tangga yang paling banyak dihasilkan adalah sisa makanan dari dapur. Di sisi lain, sampah dapur ini bisa dikelola menjadi sumber daya baru berupa pupuk kompos.
Pupuk kompos digunakan untuk memperbaiki struktur tanah dengan menambah kandungan bahan organik serta meningkatkan kemampuan tanah dalam mempertahankan kelembapan.
Membuat kompos sendiri adalah cara alami untuk menyuburkan kebun, menghemat pengeluaran, dan turut menjaga lingkungan. Kamu tidak perlu membeli pupuk, karena sisa-sisa dapur, limbah kebun, dan kardus bekas bisa didaur ulang menjadi kompos.
Panduan Membuat Pupuk Kompos dari Sampah Rumah Tangga
Berikut cara membuat pupuk kompos dari sampah di rumah:
1. Pisahkan dan Kumpulkan Sampah
Pastikan hanya menggunakan sampah organik, seperti sisa sayuran yang tidak dimasak. Contohnya adalah batang, akar, atau daun-daun tua yang biasanya dibuang saat memasak. Pisahkan bahan ini dari sampah non-organik agar proses pembuatan kompos dapat berjalan dengan baik.
Hindari menggunakan bahan yang dapat menimbulkan bau menyengat seperti sisa daging, ikan, atau produk susu, karena jenis bahan ini memerlukan pengolahan khusus.
Kombinasikan bahan hijau seperti sisa sayuran dan buah, dengan bahan cokelat, misalnya daun kering, kertas tanpa tinta, atau sekam. Perbandingan yang tepat akan mempercepat proses penguraian dan mencegah timbulnya bau tidak sedap.
Potong atau cincang sampah organik menjadi potongan kecil sekitar 1-2 cm. Ukuran yang lebih kecil ini membantu proses pembusukan berlangsung lebih cepat dan merata, karena mikroorganisme lebih mudah menguraikannya.
2. Gunakan Wadah yang Sesuai
Wadah juga sangat penting agar proses pengomposan berjalan lancar. Kamu bisa menggunakan ember bekas, pot besar, atau wadah komposter khusus yang tersedia di pasaran. Pastikan wadah memiliki sirkulasi udara yang cukup dengan membuat beberapa lubang kecil di sisinya.
Untuk mencegah timbulnya bau, tambahkan lapisan tanah atau sekam di dasar wadah sebelum menumpuk bahan organik. Lapisan ini membantu menyerap kelebihan cairan sekaligus mengurangi risiko munculnya aroma tidak sedap.
3. Atur Kelembapan Kompos
Kompos yang terlalu kering sulit untuk terurai, sedangkan yang terlalu basah bisa menimbulkan bau. Cara mudah untuk mengecek kelembapannya adalah dengan menggenggam campuran kompos, jika terasa lembap tapi tidak meneteskan air, berarti kondisinya pas.
Jika kompos terlalu basah, tambahkan lebih banyak bahan cokelat seperti kertas atau daun kering. Sebaliknya, jika terlalu kering, semprotkan sedikit air agar proses penguraian tetap lancar. Intinya, jaga kelembapan kompos seperti spons yang lembap tapi nyaman digenggam.
4. Aduk Secara Berkala
Bau pada kompos biasanya muncul karena kurangnya oksigen di dalam wadah. Cara sederhana untuk mengatasinya adalah dengan rutin mengaduk campuran kompos. Setiap 5-7 hari sekali, aduk tumpukan kompos menggunakan tongkat atau sekop kecil agar udara dapat bersirkulasi dengan baik
Dengan sering diaduk, bakteri pengurai bekerja lebih efektif dan proses pembuatan kompos menjadi lebih cepat. Selain itu, kamu juga bisa memastikan tidak ada bagian kompos yang terlalu basah atau terlalu kering.
5.Tunggu Sampai Siap Pakai
Proses pembuatan kompos umumnya memakan waktu 1-3 bulan, tergantung jenis bahan dan kondisi wadah yang digunakan. Kompos yang sudah matang biasanya berwarna hitam pekat, teksturnya remah seperti tanah, dan tidak berbau menyengat.
Jika kompos masih berbau asam atau tampak basah, itu menandakan belum siap digunakan. Jangan langsung dipakai karena bisa membuat tanaman menjadi stres. Tunggu sampai kompos benar-benar kering dan matang agar manfaatnya maksimal.

Distika Safara Setianda
Editor