Peternakan Bersih dan Modern: Prabu Farm Ubah Stigma Beternak Kambing
- Namun, Rahmat Bintang Ramadan, alumnus Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), berusaha membalik stigma itu lewat startup agribisnis bernama Prabu Farm.

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Selama ini, beternak kambing dan domba sering dikaitkan dengan bau menyengat, kandang kotor, serta pekerjaan berat yang melelahkan. Namun, Rahmat Bintang Ramadan, alumnus Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), mencoba membalik stigma itu melalui startup agribisnis bernama Prabu Farm.
Berlokasi di Dusun Sangrahan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, peternakan ini kini bukan hanya menjadi sentra produksi susu kambing dan domba, tetapi juga pusat edukasi modern. Rahmat yang berperan sebagai manajer sekaligus salah satu pendiri memulai usaha dari hanya lima ekor kambing saat masih kuliah.
Seiring waktu, jumlah ternak berkembang hingga mencapai sekitar 200 ekor, terdiri dari kambing perah, kambing kontes, dan domba seni lokal. “Awalnya hanya coba-coba dari kambing kontes. Tapi karena permintaan susu tinggi, kami tambah kambing perah. Dari situ berkembang jadi lebih besar,” ujar Rahmat dalam kanal YouTube Oasis Cerita Usaha, dikutip Senin, 25 Agustus 2025.
Kandang Modern, Bebas Bau
Salah satu inovasi utama Prabu Farm adalah mengubah konsep kandang tradisional menjadi lebih higienis dan ramah lingkungan. Lantai kandang didesain agar kotoran dan urin terpisah, sementara limbah ditaburi kapur dolomit untuk menjaga kelembapan sekaligus menghilangkan bau.
Rahmat juga menekankan pentingnya manajemen pakan yang seimbang antara protein, serat, dan karbohidrat. “Kami ingin orang datang dengan kesan bersih dulu. Kalau nyaman, mereka percaya dengan produk kami,” jelasnya.
Menurutnya, kebersihan bukan hanya soal estetika, melainkan juga berhubungan langsung dengan kualitas susu. Hewan-hewan di Prabu Farm rutin dilepas di area umbaran agar lebih sehat, tidak stres, serta mendapat cukup sinar matahari. Saat ini, 15 ekor kambing perah mampu menghasilkan 28–30 liter susu per hari, dengan puluhan indukan lain yang sedang bunting dan siap meningkatkan produksi ke depan.
Tak hanya fokus pada produksi susu segar, Prabu Farm juga merambah bisnis hilir. Susu diolah menjadi yogurt, kue, hingga rencana produk bakpia berbahan dasar susu kambing khas Jogja.
Produk Prabu Farm kini menyuplai ribuan botol susu bergizi setiap minggu dan masuk ke dapur besar serta pabrik keju. Namun, kapasitas internal baru bisa memenuhi sekitar 40% kebutuhan pasar, sementara sisanya dipasok dari mitra. Kondisi ini justru membuka peluang kolaborasi lebih luas dengan peternak lain.
Visi: Kembali ke Alam
Rahmat terinspirasi dari tren global, di mana tokoh dunia seperti Bill Gates hingga Mark Zuckerberg mulai mengalihkan investasi ke sektor agrikultur. “Kami percaya masa depan bukan hanya digital, tapi juga agrikultural. Apa yang kita tanam dan pelihara, itulah yang akan menyelamatkan kita,” ujarnya.
Lebih dari sekadar bisnis, Rahmat membawa misi sosial. Prabu Farm memberi kesempatan kerja bagi individu dengan latar belakang sulit, mulai dari korban judi online hingga penyalahguna narkoba untuk bangkit lewat aktivitas produktif. Ia juga berencana mengalokasikan sebagian keuntungan untuk mendukung panti asuhan di desanya.
Bagi Rahmat, beternak bukan semata mencari keuntungan, melainkan juga sarana edukasi generasi muda sekaligus mengubah pandangan masyarakat. Dari lima ekor kambing sederhana, kini lahir sebuah peternakan modern yang bersih, inovatif, memberi manfaat ekonomi, serta membangun kepercayaan baru: bahwa peternakan bisa berdaya saing global tanpa harus identik dengan bau dan kotor.

Debrinata Rizky
Editor
