Tren Inspirasi

Hasil Riset Panjang, Bahan Bakar Ramah Lingkungan Bobibos Miliki RON 98

  • Sebuah inovasi lahir dari generasi muda Indonesia berupa bahan bakar cair organik berbahan dasar tumbuhan. Setelah riset panjang satu dekade, lahirlah Bobibos yang diklaim memiliki angka oktan (Research Octane Number/RON) yang hampir mencapai 98.
Bahan Bakar Ramah Lingkungan Bobibos.
Bahan Bakar Ramah Lingkungan Bobibos. (instagram.com/@bobibos_)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Sebuah inovasi lahir dari generasi muda Indonesia berupa bahan bakar cair organik berbahan dasar tumbuhan. Setelah riset panjang satu dekade, lahirlah Bobibos yang diklaim memiliki angka oktan (Research Octane Number/RON) yang hampir mencapai 98.

Nama Bobibos sendiri merupakan singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia BOS. Bobibos terdiri dari dua produk untuk mesin bensin dan solar.

“Yang merah untuk mesin disel dan yang putih untuk mesin bensin, berasal dari limbah pertanian (Nabati) atau biofuel, yang mudah di temukan dan tidak perlu dipaksa untuk di tanam karena jumlahnya sudah sangat melimpah tinggal di olah langsung jadi,” kata M Ikhlas Thamrin, Founder Bobibos, Minggu 2 November 2025.

Sejak lulus, pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) itu mengatakan, ia mulai mencari solusi untuk energi di Indonesia. Menurutnya, energi di Indonesia saat ini rentan langka dan mahal karena pemanfaatan energi terbarukan masih minim, selain itu sumber energi yang digunakan belum ramah lingkungan.

Adapun, ia mengaku saat menjadi mahasiswa kerap turun ke jalan untuk melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah terkait energi.

“Saya ingat betul pernah berdemo di Jakarta untuk menolak kenaikan harga BBM. Namun, setelah lulus saya mulai berpikir apa yang dapat saya lakukan untuk memberi solusi perihal energi,” ungkapnya.

Dia mengatakan, Bobibos dibuat dari tanaman yang mudah tumbuh di berbagai daerah Indonesia, termasuk di lahan sawah. Konsep ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan ketahanan energi, tapi juga mendukung upaya menjaga ketahanan pangan nasional.

“Kita ingin sawah tidak hanya menumbuhkan pangan, tetapi juga energi,” paparnya.

Founder Bobibos itu menjelaskan inovasi ini berawal dari keresahan terhadap tingginya ketergantungan Indonesia pada energi impor. Ia ingin membuktikan Indonesia mampu berdiri di atas kaku sendiri melalui ilmu pengetahuan serta riset mandiri.

Sejak 2007, Ikhlas bersama timnya melakukan riset di bidang energi. Pada 2015, ia meluncurkan sebuah gerakan sosial sekaligus mendirikan PT Baterei Freeneg Generasi.

Dari hasil riset tersebut, ia berhasil menghasilkan solusi energi yang kini telah memperoleh paten dari International Certificate Testing Technology (ICTT).

Ikhlas menjelaskan, hasil uji laboratorium menunjukkan bahan bakar Bobibos memiliki RON hampir mencapai 98. Kinerjanya bahkan diklaim mampu menempuh jarak lebih jauh dibandingkan dengan bahan bakar solar konvensional yang beredar di pasaran.

Bahan bakar Bobibos yang diluncurkan di Jonggol itu juga langsung diuji coba pada 4 sepeda motor, 2 mobil bensin, dan 1 mobil diesel. Hasilnya sangat memuaskan, dengan asap pembakaran mesin yang lebih bersih dan tanpa aroma khas bahan bakar fosil.

Bahkan, diketahui nahan bakar Bobibos ini juga telah melewati proses uji sertifikasi dari lembaga resmi di bawah Kementerian ESDM dan siap dikembangkan lebih luas melalui kerja sama lintas sektor.

Bahan Bakar Ramah Lingkungan Bobibos. (instagram.com/@bobibos_)

Bobibos juga telah memperoleh hak paten dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

Sementara, Anggota DPR RI Mulyadi, juga menggagas inisiatif ini, menilai Bobibos sebagai wujud nyata upaya menuju kedaulatan energi bangsa.

“Dulu kita berjuang menolak kenaikan harga BBM, kini saatnya kita melahirkan solusi. Indonesia harus berani bertransformasi dari sekadar konsumen menjadi produsen energi terbarukan,” ujarnya.

Menurutnya, jika tujuannya hanya untuk ketahanan energi, Indonesia masih bisa mengimpor BBM dari luar negeri. Namun, kalau ada kemandirian energi, Indonesia tidak tergantung pada dinamika situasi geopolitik.

“Dengan kemandirian energi, Indonesia tetap bisa berdiri tanpa harus menunggu impor BBM,” kata Mulyadi.

Dia menambahkan, bahan bakar ramah lingkungan ini bisa digunakan pada kendaraan, traktor, hingga genset. Mulyadi berharap, ini menjadi solusi untuk mengurangi biaya transportasi bagi masyarakat di Kabupaten Bogor.

“Bahan bakar Bobibos ini menjadi opsi bagi masyarakat untuk memilih bahan bakar. Saat ini ada bahan bakar berbasis fosil dan listrik. Nah, Bobibos ini berbasis nabati,” jelasnya.

Di samping itu, pemilik PT Primajasa Perdanaraya Utama Amir Mahpud menyatakan, kesiapannya untuk menggunakan Bobibos pada armada bus miliknya yang beroperasi di kawasan Jabodetabek dan Jawa Barat.

“Kami siap menjadi perusahaan transportasi pertama yang menggunakan bahan bakar karya anak bangsa ini. Kalau dulu Hino bisa mendunia karena kemitraan strategis, saya yakin Bobibos juga bisa,” kata dia.