Tren Global

Topan Kalmaegi Hajar Filipina: 58 Tewas, 200 Ribu Warga Mengungsi

  • Topan Kalmaegi menewaskan lebih dari 58 orang di Filipina dan memaksa 200.000 warga mengungsi. Infrastruktur rusak parah, Vietnam bersiap hadapi dampak lanjutan.
<p>Sumber: BBC</p>

Sumber: BBC

(Istimewa)

JAKARTA, TRENSIA.ID - Topan Kalmaegi yang di Filipina dikenal dengan nama Tino, melanda wilayah Filipina dan menimbulkan dampak kemanusiaan serius. Berdasarkan laporan pemerintah Filipina serta dari sejumlah lembaga penanggulangan bencana, sedikitnya 58 orang dilaporkan tewas.\

Sementara beberapa sumber lain menyebut jumlah korban jiwa dapat mencapai 66 hingga 93 orang, seiring proses evakuasi dan pencarian yang masih berlangsung. 

Selain korban tewas, laporan mencatat 13 hingga 26 orang masih hilang, sedangkan lebih dari 200.000 warga terpaksa mengungsi ke pusat evakuasi akibat banjir, angin kencang, serta longsor di berbagai provinsi.

Topan Kalmaegi membawa hujan deras disertai angin kencang dengan kecepatan rata-rata 120 km/jam dan hembusan mencapai 165 km/jam. Kondisi terparah terjadi di Provinsi Cebu, Pulau Palawan, Southern Leyte, dan Mindanao, yang mencatat kerusakan signifikan pada rumah warga, jaringan listrik, fasilitas umum, serta infrastruktur transportasi. 

Sejumlah wilayah pesisir di Cebu dan Palawan mengalami banjir bandang dan tanah longsor yang memutus akses jalan, sehingga ribuan keluarga terisolasi sejak akhir pekan lalu. Kalmaegi merupakan badai ke-20 yang melanda Filipina pada 2025, memperberat situasi pemulihan di beberapa daerah, termasuk Cebu yang sebelumnya diguncang gempa berkekuatan 6,9 magnitudo pada September 2025.

Baca juga : Hore! WhatsApp Kini Hadir di Apple Watch, Gini Cara Instalnya

Pemerintah Filipina melalui National Disaster Risk Reduction and Management Council (NDRRMC) mengerahkan tim gabungan militer, polisi, dan relawan untuk membantu proses evakuasi, penyaluran bantuan logistik, serta pemulihan darurat. 

Palang Merah Filipina melaporkan bahwa sejumlah warga berhasil diselamatkan setelah ditemukan masih bertahan di atap rumah akibat derasnya banjir. Di tengah upaya penyelamatan tersebut, tragedi terjadi ketika enam anggota militer Filipina tewas dalam kecelakaan helikopter di Agusan del Sur, Mindanao, saat menjalankan misi kemanusiaan untuk menyalurkan makanan, obat-obatan, dan perlengkapan darurat ke daerah yang terisolasi.

Kalmaegi Bergerak Menuju Vietnam

Menurut badan meteorologi Filipina (PAGASA), Topan Kalmaegi kini bergerak meninggalkan wilayah Filipina dan diperkirakan akan memasuki perairan Vietnam pada Jumat, 7 November 2025.

Pemerintah Vietnam telah mulai mempersiapkan langkah mitigasi dengan mengeluarkan peringatan dini kepada penduduk di wilayah pesisir utara dan tengah, mengaktifkan pusat evakuasi, serta menyiagakan tim tanggap bencana untuk mengantisipasi potensi banjir dan kerusakan yang mungkin ditimbulkan.

Dampak topan tidak hanya dirasakan oleh sektor kemanusiaan, namun juga meluas ke sektor ekonomi dan infrastruktur. Pemerintah Kota Cebu melaporkan gangguan suplai listrik dan air bersih di lebih dari 60 persen wilayah kota. 

Baca juga : Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol Rp26 Ribu per Gram

Aktivitas pelabuhan dan bandara sempat dihentikan sementara untuk alasan keselamatan, sementara sejumlah fasilitas publik, sekolah, dan jembatan penghubung antar-kota mengalami kerusakan.

Pemerintah pusat memperkirakan pemulihan infrastruktur dapat memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, bergantung pada tingkat kerusakan di masing-masing daerah.

Sejumlah negara dan organisasi internasional telah menyatakan kesiapan untuk memberikan bantuan darurat kepada Filipina. ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance (AHA Centre) dilaporkan tengah berkoordinasi dengan pemerintah Filipina terkait pengiriman logistik prioritas, termasuk tenda, generator listrik, suplai medis, serta paket bantuan bagi pengungsi. 

Selain itu, beberapa negara sahabat juga menyatakan akan mengirim tim penyelamat dan ahli logistik untuk mendukung proses pemulihan dan bantuan kemanusiaan di wilayah terdampak.