Tren Global

Perusahaan Makanan Terbesar di Dunia Pangkas 16.000 Pekerjanya karena Otomatisasi

  • Rencana PHK tersebut menambah kekacauan di perusahaan Swiss tersebut setelah pemecatan mendadak CEO sebelumnya pada awal September.
nestle.jpg

JAKARTA, TRENASIA.ID- Nestlé akan memangkas sekitar 16.000 pekerjaan di seluruh dunia selama dua tahun ke depan sebagai upaya memangkas biaya, termasuk melalui otomatisasi.

Dalam pernyataanya erusahaan makanan terbesar di dunia itu mengatakan sebagian besar PHK – sekitar 12.000  akan memengaruhi profesional kerah putih. Ini  karena Nestlé menargetkan efisiensi operasional termasuk dengan mengotomatisasi proses dan menggunakan layanan Bersama.
Sebanyak 4.000 posisi lainnya akan dialokasikan untuk sektor manufaktur dan rantai pasokan sebagai bagian dari langkah-langkah untuk meningkatkan produktivitas. Total PHK akan mencapai hampir 6% dari total tenaga kerja Nestlé.

"Dunia sedang berubah, dan Nestlé perlu berubah lebih cepat," ujar CEO baru Philipp Navratil dalam pernyataannya Kamis 16 Oktober 2025. "Ini termasuk mengambil keputusan yang sulit namun perlu untuk mengurangi jumlah karyawan."

Pengumuman ini muncul di tengah maraknya kecerdasan buatan yang telah memicu kekhawatiran akan potensi hilangnya pekerjaan di berbagai industri. CEO Anthropic, sebuah laboratorium AI terkemuka, memperingatkan pada bulan Mei bahwa AI dapat menyebabkan lonjakan pengangguran yang dramatis.

Nestlé menyatakan di situs webnya bahwa mereka menggunakan AI dalam berbagai fungsi, termasuk penelitian dan pengembangan. Dalam laporan tahunan terakhirnya , Nestlé juga menyatakan bahwa mereka menggunakan otomatisasi dan analitik canggih dalam aktivitas promosi, seperti pemberian diskon dan display di dalam toko.

Rencana PHK tersebut menambah kekacauan di perusahaan Swiss tersebut setelah pemecatan mendadak CEO sebelumnya pada awal September. Laurent Freixe dipecat karena tidak mengungkapkan hubungan asmaranya dengan bawahan langsung, yang melanggar kode etik bisnis Nestlé.

Penjualan organik perusahaan, sebuah tolok ukur pertumbuhan yang mendasarinya, naik 4,3% pada kuartal ketiga, ungkap perusahaan tersebut pada hari Kamis. Nestlé menegaskan kembali komitmennya untuk berinvestasi dalam jangka menengah meskipun terdapat "risiko berkelanjutan dari ketidakpastian makroekonomi dan konsumen."

Pasar terbesar Nestlé adalah Amerika Utara. Konsumen di Amerika Serikat semakin pesimis dalam beberapa bulan terakhir karena khawatir akan inflasi, yang dapat memburuk akibat tarif AS yang lebih tinggi. Namun, belanja konsumen sejauh ini masih terjaga.