Tren Global

Pajak, Kurs, dan Ekonomi Global Pengaruhi Harga iPhone 17

  • Harga iPhone 17 dipengaruhi dinamika global, dari kurs mata uang lemah hingga pajak barang mewah. Lihat perbandingan harga antar negara.
i-phone-17-1.jpg
Ilustrasi Seriees iPhone 17. (Zain bin Awais/CNET)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Peluncuran iPhone 17 series pada Apple Event 2025 bukan hanya memicu antusiasme para penggemar teknologi, tetapi juga menjadi refleksi menarik tentang bagaimana dinamika ekonomi global membentuk strategi harga Apple. Dari inflasi, nilai tukar, hingga kebijakan fiskal, semua faktor itu saling terkait dan menjelaskan mengapa harga iPhone 17 bervariasi di setiap negara.

Kenaikan harga komponen kunci seperti chip A19 Pro, layar ProMotion, hingga material titanium pada iPhone 17 Air menjadi salah satu pemicu utama. Lonjakan harga akibat inflasi global dan gangguan rantai pasokan membuat harga iPhone 17 Pro di Amerika Serikat naik sekitar US$100 dibanding generasi sebelumnya.

Selain faktor produksi, pergerakan kurs mata uang turut menentukan harga iPhone di berbagai negara. Di India, misalnya, melemahnya rupee ditambah bea impor lebih dari 20% membuat banderol iPhone semakin tinggi.

Di Uni Emirat Arab, kebijakan pajak barang mewah pada produk premium turut mendorong harga lebih mahal. Di Kanada, pelemahan dolar Kanada terhadap dolar AS ikut memperburuk posisi harga. Sementara di negara berkembang, harga iPhone rata-rata 30–40% lebih tinggi dibanding AS karena kebijakan fiskal agresif, ongkos logistik, serta tekanan kurs mata uang. Dengan kata lain, setiap perbedaan harga antarnegara adalah cermin kompleksitas ekonomi global sekaligus strategi Apple menyesuaikan diri dengan pasar.

Strategi Bertahan Apple

Menghadapi tekanan biaya, Apple tak hanya mengerek harga. Perusahaan juga meningkatkan nilai produk, salah satunya dengan menjadikan kapasitas penyimpanan dasar 256GB pada model Pro. Diversifikasi lini juga diperkuat melalui iPhone 17 Air yang diposisikan di segmen menengah dengan kisaran harga US$899–949.

Apple turut menempuh efisiensi biaya dengan memanfaatkan material daur ulang, seperti titanium 80% daur ulang pada iPhone 17 Air. Langkah ini sekaligus memperkuat citra keberlanjutan yang kini semakin penting di mata konsumen global.

Namun, harga premium di pasar emerging market membawa konsekuensi tersendiri. Di India, enam dari sepuluh calon pembeli menilai iPhone 17 series terlalu mahal. Kondisi ini mendorong tren pembelian perangkat bekas, yang diperkirakan tumbuh 15% dalam setahun.

Sementara itu, kompetitor seperti Samsung dan Xiaomi melihat celah untuk merebut pangsa pasar dengan menghadirkan perangkat berfitur tinggi namun lebih terjangkau. Di Asia Tenggara dan Amerika Latin, tren ini diprediksi menjadi tantangan besar bagi dominasi Apple di segmen premium.

Kisah iPhone 17 bukan sekadar tentang spesifikasi mutakhir atau desain elegan, melainkan juga tentang bagaimana teknologi, ekonomi, dan kebijakan publik saling bertaut dalam membentuk harga akhir sebuah produk. Bagi konsumen, keputusan kini tidak lagi hanya soal membeli atau tidak, tetapi juga mempertimbangkan alternatif—mulai dari perangkat bekas hingga produk kompetitor—sebagai respon atas gejolak ekonomi global yang ikut menentukan nilai sebuah iPhone.

Perbandingan Harga iPhone 17 Series di Berbagai Negara

Dilansir dari India Today, berikut daftar harga iPhone 17 di sejumlah pasar utama:

NegaraiPhone 17iPhone 17 AiriPhone 17 ProiPhone 17 Pro Max
ASUS$799 (Rp12,38 juta)US$899–949 (Rp13,93–14,71 juta)US$1.099 (Rp17,03 juta)US$1.199 (Rp18,58 juta)
IndiaRs 79.900 (Rp15,07 juta)Rs 89.900–99.900 (Rp16,95–18,84 juta)Rs 1,29,900 (Rp24,51 juta)Rs 1,44,900 (Rp27,34 juta)
Kanada1.129 CAD (Rp12,98 juta)1.279–1.329 CAD (Rp14,70–15,28 juta)1.549 CAD (Rp17,81 juta)1.749 CAD (Rp20,11 juta)
Dubai3.399 AED (Rp14,61 juta)3.799–3.899 AED (Rp16,33–16,76 juta)4.499 AED (Rp19,34 juta)5.099 AED (Rp21,92 juta)