Kesuksesan Pendidikan SMK di Vietnam yang Jadi Pilar Industri
- Pemerintah Vietnam dorong pendidikan kejuruan lewat modernisasi fasilitas, kolaborasi industri, hingga kurikulum STEM. Target: 35% siswa pilih bidang ini pada 2030.

Muhammad Imam Hatami
Author

HANOI, TRENASIA.ID – Pendidikan kejuruan di Vietnam tengah mengalami transformasi besar. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kini tidak lagi dipandang sebagai pilihan kedua, melainkan sebagai motor utama dalam menyiapkan tenaga kerja muda yang terampil dan kompetitif di pasar global.
Perubahan ini lahir dari kebijakan terarah pemerintah. Melalui Resolution No. 71-NQ/TW, Vietnam menargetkan peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan ambisi besar: 87,6% tenaga kerja terlatih pada 2024. Untuk mewujudkannya, pemerintah mengalokasikan anggaran signifikan guna modernisasi fasilitas serta peningkatan kapasitas guru.
Kota Ho Chi Minh (HCMC) menjadi salah satu pusat pengembangan SMK. Pemerintah kota menginvestasikan VNĐ 2,9 triliun (sekitar US$113,8 juta) pada periode 2026–2030 untuk memperbarui peralatan dan meningkatkan kapasitas pelatihan di 15 lembaga pendidikan kejuruan. Laboratorium teknologi informasi, bengkel mekanik, hingga simulasi lingkungan kerja nyata mulai dihadirkan, memberi siswa pengalaman praktis yang relevan dengan kebutuhan industri.
“Menyadari kebutuhan akan tenaga kerja yang paham teknologi, Vietnam memprioritaskan pendidikan STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika). Kursus robotika, pengkodean, dan AI telah menjadi standar di banyak sekolah, sementara kemitraan dengan perusahaan teknologi memberi siswa pengalaman langsung,” tulis laman The Siv, dikutip Selasa, 9 September 2025.
Kolaborasi dengan Industri
Salah satu kunci keberhasilan SMK di Vietnam adalah kolaborasi erat dengan perusahaan. Kurikulum disusun bersama pelaku industri di bidang teknologi informasi, teknik mesin, hingga artificial intelligence. Beberapa sekolah bahkan menerapkan konsep teaching factory, di mana siswa mengerjakan proyek nyata dari perusahaan. Model ini telah diterapkan di Hùng Vương Technical College dan Thủ Đức College of Economics and Technology, yang menjembatani teori dengan praktik langsung.
Orientasi kurikulum SMK kini juga semakin jelas: penguasaan STEM, digitalisasi, literasi digital, hingga kemampuan bahasa Inggris. Dengan kombinasi tersebut, lulusan SMK di Vietnam diharapkan tidak hanya siap bersaing di pasar domestik, tetapi juga di pasar kerja internasional.
Vietnam juga menekankan akses pendidikan kejuruan bagi kelompok rentan. Dengan dukungan UNICEF dan UNESCO, program seperti We Are ABLE membantu anak perempuan, kelompok etnis minoritas, serta masyarakat pedesaan memperoleh kesempatan belajar. Teknologi asistif, misalnya perangkat lunak text-to-speech “Vi vu” untuk siswa tunanetra, turut menjadi bagian dari strategi pendidikan inklusif.
Namun, sejumlah tantangan masih menghantui. Kesenjangan kualitas antara SMK di perkotaan dan pedesaan, keterbatasan fasilitas, hingga kekurangan tenaga pengajar di daerah terpencil masih nyata. Adaptasi teknologi juga belum merata, sebab banyak SMK masih mengandalkan peralatan lama. Pemerintah merespons dengan alokasi dana tambahan serta pelatihan digital bagi guru.
Dampak Nyata di Dunia Kerja
Upaya ini telah membuahkan hasil. Pada 2024, sebanyak 87,6% tenaga kerja di HCMC tercatat sudah terlatih melalui jalur pendidikan kejuruan. Lulusan SMK terserap luas di sektor teknologi dan manufaktur, termasuk perusahaan global seperti Samsung dan Panasonic. Dengan keterampilan relevan, mereka kini menjadi bagian penting dari rantai pasok industri internasional.
Ke depan, Vietnam menargetkan 35% siswa di setiap jenjang pendidikan memilih bidang STEM, termasuk SMK, pada 2030. Kolaborasi internasional pun terus diperluas dengan menggandeng lembaga pendidikan dari Amerika Serikat, Australia, hingga Jepang, demi memastikan standar pendidikan kejuruan Vietnam terus meningkat.
Kisah sukses ini menunjukkan bahwa pendidikan kejuruan dapat menjadi solusi strategis untuk menjawab tantangan ketenagakerjaan. Dengan kebijakan progresif, investasi infrastruktur, kemitraan industri, serta kurikulum berbasis kompetensi, Vietnam berhasil mencetak generasi muda yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap bersaing di panggung global.

Ananda Astri Dianka
Editor