Tren Global

Jejak Minor Aramco Sponsori Piala Dunia 2026

  • Lolosnya Arab Saudi ke Piala Dunia 2026 membuka kembali perbincangan soal kehadiran Aramco sebagai sponsor turnamen bergengsi tersebut. Aramco, perusahaan minyak asal Arab Saudi, diketahui menjalin kerja sama dengan FIFA hingga tahun 2027.
images (42).jpg
Aramco. (The Saudi Boom)

JAKARTA, TRENASIA.ID—Lolosnya Arab Saudi ke Piala Dunia 2026 membuka kembali perbincangan soal kehadiran Aramco sebagai sponsor turnamen bergengsi tersebut. Aramco, perusahaan minyak asal Arab Saudi, diketahui menjalin kerja sama dengan FIFA hingga tahun 2027. 

Angka kesepakatannya pun tak main-main.  Sejumlah sumber menyebut Aramco menggelontor dana hingga US$100 juta (setara Rp1,66 triliun) per tahun untuk FIFA. Nominal itu menjadikan Aramco menjadi sponsor terbesar dalam sejarah federasi sepak bola tersebut. 

Perusahaan minyak ini juga menjadi mitra FIFA beberapa bulan sebelum mereka memberikan hak penyelenggaraan Piala Dunia 2034 kepada Arab Saudi.

Diketahui, Arab Saudi baru saja memastikan tiket ke Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko usai menjadi juara Grup B di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Mereka menyisihkan Indonesia dan Irak dalam laga yang berlangsung di Jeddah, Arab Saudi. 

Pemilihan Arab Saudi menjadi tuan rumah Ronde 4 sempat diiringi suara minor, baik dari kubu Indonesia maupun Irak. Selain diuntungkan dari segi lokasi, Green Falcons, julukan Arab Saudi, punya waktu istirahat lebih banyak di fase tersebut. 

Pemain asal Belanda yang pernah membela PSM Makassar, Anco Jansen, mempertanyakan keputusan menunjuk Arab Saudi sebagai tuan rumah dalam program Voetbalpraat ESPN. 

“Tentu saja sangat membantu jika Anda bisa bermain di negara dan stadion Anda sendiri, mendapatkan istirahat sepekan, sementara tim lain hanya tiga hari. Hal-hal seperti itu, jika Anda harus bermain di pertandingan penentuan untuk Piala Dunia, seharusnya tidak boleh terjadi, bukan? Bagi saya, semuanya terlalu kebetulan,” cetusnya. 

Sebelumnya, sejumlah kelompok hak asasi manusia (HAM) telah mengingatkan FIFA soal kesepakatan mereka dengan Aramco. Mereka mempertanyakan apakah FIFA telah memperhatikan nasihat PBB yang menyatakan bahwa bekerja sama dengan Aramco dapat melanggar hukum dan standar HAM internasional.

Dikutip dari Inside World Football, kedekatan FIFA dengan Aramco bertentangan dengan status organisasi tersebut sebagai penandatangan Kerangka Kerja Aksi Iklim untuk Olahraga PBB. 

Pada 2021, FIFA berkomitmen pada kerangka kerja global yang dirancang untuk memerangi perubahan iklim. Sementara Aramco dinilai bertentangan dengan misi pemulihan lingkungan.

Pada 2023, PBB menyatakan aktivitas bisnis Saudi Aramco tampaknya bertentangan dengan tujuan, kewajiban, dan komitmen di bawah Perjanjian Paris tentang perubahan iklim. Hal ini berdampak buruk terhadap promosi dan perlindungan hak asasi manusia dalam konteks perubahan iklim.

Lembaga independen, Carbon Tracker, pada 2024 menyebut Aramco sebagai "perusahaan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia" dan menyebut perusahaan tersebut memiliki janji iklim terlemah di antara perusahaan minyak dan gas besar yang terdaftar.

Sebagai informasi, Aramco adalah perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia berdasarkan pendapatan, nilai, dan volume produksi. Pada 2023 lalu, Aramco rata-rata memproduksi 12,8 juta barel minyak per hari, jauh lebih banyak daripada perusahaan lain mana pun.

Surat Terbuka Pesepak bola Perempuan

Sementara itu, lebih dari 100 pemain sepak bola perempuan diketahui menandatangani surat terbuka, mendesak FIFA mengakhiri kerja sama dengan Aramco. Sebagai informasi, Aramco turut mensponsori Piala Dunia Wanita 2027. 

Mereka menyebut kesepakatan kerja sama antara FIFA dan Aramco pada April 2024 lalu adalah “pukulan telak” untuk permainan sepak bola wanita. “Pemerintah Saudi tidak hanya menginjak hak-hak perempuan, tetapi juga kebebasan seluruh warga negaranya,” tulis surat yang ditujukan kepada Presiden FIFA, Gianni Infantino.

Pemain Manchester City, Vivianne Miedema, menilai kerja sama FIFA dengan Aramco adalah hal yang tidak tepat. Melalui surat terbuka tersebut, Miedema menjelaskan itu adalah bentuk tanggung jawab untuk menunjukkan hal benar kepada dunia. “Saya pikir sponsorship ini tidak tepat untuk apa yang diperjuangkan FIFA, apa yang diperjuangkan kami sebagai pemain sepak bola wanita,” kata Miedema.

Seorang juru bicara FIFA dalam sebuah kesempatan menyatakan pihaknya menghargai kemitraan dengan Aramco, mitra komersial, dan hak cipta lainnya. “FIFA adalah organisasi inklusif dengan banyak mitra komersial yang juga mendukung organisasi lain dalam sepak bola dan olahraga lainnya," kata juru bicara FIFA.

Baca Juga: Menyelami Fakta Menarik Piala Dunia 2026

Juru bicara menjelaskan pendapatan sponsor bakal diinvestasikan kembali ke dalam permainan di semua tingkatan dan investasi dalam sepak bola wanita. Presiden FIFA, Gianni Infantino, sempat memuji Aramco yang memiliki jejak prestasi kuat dalam mendukung acara kelas dunia. “lebih dari itu juga fokus pada pengembangan inisiatif olahraga akar rumput,” ujarnya, dikutip dari BBC News. 

Pemerintah Arab Saudi sempat membantah tuduhan sportwashing, sebuah upaya membersihkan dan menjaga nama baik pihak tertentu melalui olahraga, termasuk mengalihkan perhatian dari dugaan pelanggaran. 

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, bahkan mengaku tak peduli tentang investasi negara yang digambarkan sebagai sportswashing. “Baiklah, jika pencucian uang olahraga akan meningkatkan PDB saya sebesar 1%, maka saya akan terus melakukan pencucian uang olahraga,” kata Mohammed bin Salman dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada 2023.