Harga Emas Melejit, Perak Cetak Rekor Jelang Akhir Tahun
- Harga emas global kembali menanjak tajam pada perdagangan Kamis dan mencapai level tertingginya dalam lebih dari satu bulan. Kenaikan ini terjadi setelah Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Harga emas global kembali menanjak tajam pada perdagangan Kamis dan mencapai level tertingginya dalam lebih dari satu bulan. Kenaikan ini terjadi setelah Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, yang mendorong pelemahan dolar AS dan menguatkan permintaan logam mulia.
Di saat yang sama, perak justru mencatat lonjakan lebih agresif hingga menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. Harga spot gold terpantau naik 1,2% menjadi USD 4.280,08 per troy ounce pada pukul 01.42 p.m. ET (1842 GMT), level tertingginya sejak 21 Oktober. Kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Februari ikut ditutup menguat 2,1% di USD 4.313 per ounce.
Adapun harga spot silver meroket hampir 4% ke posisi USD 64,22 per ounce, hanya sedikit di bawah rekor USD 64,31 yang disentuh pada awal sesi perdagangan. Reli perak yang luar biasa ini disebut menjadi faktor penting yang menarik naik harga logam mulia lainnya.
“Silver tampaknya menarik emas naik bersamanya dan juga menarik platinum serta paladium, ada banyak momentum di belakang kenaikan ini sekarang,” ujar analis perusahaan jasa keuangan global Marex, Edward Meir. dikutip Reuters, Jumat, 12 Desember 2025.
Kebijakan The Fed Dorong Sentimen Bullish
Dolar AS anjlok ke posisi terendah delapan pekan terhadap sekeranjang mata uang global. Pelemahan dolar membuat emas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih murah bagi investor internasional, sehingga meningkatkan permintaan.
Selain faktor dolar, keputusan The Fed memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya secara berturut-turut menjadi pendorong utama reli emas. Kebijakan ini diambil meski inflasi di AS masih belum sepenuhnya turun ke target bank sentral sebesar 2%.
“Inflasi belum kembali ke target The Fed di 2%. Jadi ketika suku bunga diturunkan dalam kondisi inflasi yang masih belum ideal, situasinya sangat bullish untuk emas,” tegas Meir.
The Fed menekankan bahwa pemangkasan suku bunga berikutnya kemungkinan akan dipertimbangkan lebih hati-hati, sambil memperhatikan kondisi pasar tenaga kerja dan tren inflasi yang “masih agak tinggi”.
Dalam konteks politik, Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus mendorong pelonggaran suku bunga sejak awal masa jabatan keduanya pada Januari.
Calon Ketua The Fed yang diajukan pemerintahannya juga diperkirakan melanjutkan kebijakan suku bunga rendah. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, disebut sebagai kandidat terkuat.
Keputusan ini membuat investor kini menunggu laporan non-farm payrolls yang akan dirilis pada 16 Desember, untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter selanjutnya.
Tidak hanya emas dan perak, logam mulia lain seperti platinum dan paladium juga mencatat kenaikan signifikan. Harga platinum naik 2,5% menjadi US$ 1.697,61 per ounce, sementara paladium menguat 1,1% ke USD 1.492,55 per ounce.
Permintaan emas global berpotensi meningkat setelah regulator pensiun India mengumumkan kebijakan baru yang mengizinkan dana pensiun berinvestasi dalam ETF emas dan perak. Langkah ini dipandang sebagai sinyal positif bagi kenaikan konsumsi logam mulia di Asia, yang merupakan salah satu pasar terbesar dunia.
Kombinasi pelemahan dolar, pemangkasan suku bunga, ketidakpastian ekonomi global, serta meningkatnya permintaan dari sektor investasi menjadikan emas dan perak berada dalam tren bullish yang kuat.
Banyak analis memperkirakan momentum kenaikan ini dapat berlanjut hingga awal tahun depan apabila The Fed mempertahankan sikap dovish dan pasar tenaga kerja AS menunjukkan perlambatan.

Muhammad Imam Hatami
Editor
