Tren Global

Fakta Demo 28 Agustus di Jakarta, Massa Sempat Masuki Tol

  • Buruh menuntut hapus outsourcing, tolak upah murah, hingga reformasi pajak. Aksi di DPR RI pecah ricuh setelah mahasiswa bergabung.
Demo Buruh Rokok Keemenkes - Panji 5.jpg
Ribuan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM SPSI) menggelar aksi unjuk rasa nasional di depan Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta Selatan, Selasa, 10 Oktober 2024.  Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Aksi demonstrasi gabungan buruh dan mahasiswa pada Kamis, 28 agustus 2025, berakhir ricuh di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta. Massa sempat terdesak hingga memasuki ruas Tol Dalam Kota, yang menyebabkan arus lalu lintas di kawasan Senayan lumpuh total.

Sejak pukul 09.00 WIB, ribuan buruh dari wilayah Jabodetabek memusatkan aksi di depan Gedung DPR/MPR RI dan Istana Negara. Aksi ini juga berlangsung serentak di 37 provinsi lain, termasuk Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, dan Makassar. 

Di Jakarta, sekitar 10 ribu buruh bergabung dalam aksi yang mengusung tajuk HOSTUM (Hapus Outsourcing, Tolak Upah Murah).

Enam Tuntutan Massa

Dalam orasinya, massa menegaskan enam tuntutan utama, yakni sebagai berikut,

  • Penghapusan sistem outsourcing dan penolakan upah murah.
  • Penghentian PHK serta pembentukan satgas PHK.
  • Reformasi pajak perburuhan, termasuk kenaikan PTKP menjadi Rp7,5 juta per bulan.
  • Pengesahan RUU Ketenagakerjaan tanpa konsep Omnibus Law.
  • Pengesahan RUU Perampasan Aset untuk pemberantasan korupsi.
  • Revisi RUU Pemilu sebagai persiapan menuju Pemilu 2029.

Mahasiswa Bergabung, Aksi Ricuh

Sekitar pukul 13.00 WIB, sebagian massa buruh mulai membubarkan diri. Namun, situasi kembali memanas saat rombongan mahasiswa dari sejumlah universitas, seperti Unindra PGRI, Universitas Pancasila, dan Universitas Tangerang Raya, tiba di lokasi membawa bendera, spanduk, hingga bambu runcing.

Baca juga : WhatsApp Luncurkan Fitur Writing Help, Bisa Ubah Pesan Jadi Menarik

Kericuhan mulai pecah sekitar pukul 15.10 WIB saat massa melempar batu, dan botol ke arah barikade aparat kepolisian. Situasi semakin memanas ketika petasan dinyalakan dan dilemparkan ke barisan polisi, menimbulkan ledakan yang memicu kepanikan.

Polisi yang dipimpin langsung Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro merespons dengan menyemprotkan water cannon dari balik kawat berduri. Semburan air bertekanan tinggi diarahkan ke mahasiswa yang bertahan di depan gerbang DPR. 

“Water cannon maju, maju terus,” teriak Susatyo kepada anak buahnya.

Meski demikian, massa tidak mundur dan terus melawan dengan melempari batu serta memukul pagar besi DPR menggunakan bambu. Dari atas mobil komando, orator berteriak lantang “DPR harus dibubarkan!” sebelum terseret derasnya semprotan water cannon.

Dalam kondisi tegang tersebut, sejumlah demonstran juga merusak kamera CCTV di depan gedung DPR agar tidak teridentifikasi. Polisi berkali-kali mengimbau massa untuk membubarkan diri di tengah kepulan asap petasan dan sorakan demonstran.

 Hingga sore hari, arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto tersendat, sementara aparat terus melakukan penjagaan ketat guna mencegah eskalasi lebih lanjut.

Baca juga : Ketika AI Buat Karyawan Bank Kena PHK Massal

Sebanyak 4.531 personel gabungan dari Polri, TNI, dan Satpol PP dikerahkan untuk mengamankan aksi. Kapolda Metro Jaya menegaskan aparat tidak dibekali senjata api dan diminta mengedepankan pendekatan humanis.

Polda Metro Jaya bersama Dishub DKI melakukan rekayasa lalu lintas di sejumlah titik. Jalan Gatot Subroto, Sudirman, dan MH Thamrin menjadi kawasan paling terdampak. Pengendara diimbau mencari jalur alternatif dan memantau informasi resmi untuk menghindari kemacetan.

Aksi serupa juga terjadi di berbagai daerah. Di Surabaya, massa buruh berkumpul di kantor wali kota dan DPRD. Di Bandung, demonstrasi dipusatkan di kantor Gubernur Jawa Barat. Sedangkan di Medan dan Semarang, aksi digelar di kantor gubernur serta DPRD setempat.